Partai Disenangi Rakyat
Oleh: Mustofa AS
PADA Pemilu nanti insya Allah saya akan mencoblos
gambar Partai Disenangi Rakyat (tidak boleh disingkat-red). Soalnya, partai ini benar-benar memperhatikan rakyat. Bayangkan, tanpa gembar-gembor sesumbar
membela rakyat, partai ini sayang pada rakyat, kalangan yang selama ini selalu
tertindas dan ditindas. Kalau mengutip istilah keagamaan, mungkin parpol ini
melakukan dakwah bilhal. Yakni, dakwah melalui contoh, tindakan nyata, dan
kontan.
Itulah pernyataan polos
seorang petani padi yang telah menerima kucuran KUT (Kredit Untuk Teman) yang
katanya atas perjuangan Lembaga Sekelompok Masyarakat (LSM) dan juga atas
dukungan Partai Disenangi Rakyat.
Warga Dukuh Pinggir ini
tenang-tenang saja di kursi bambunya di beranda rumahnya. Padahal, tidak jauh
dari rumahnya, gelar kampanye di negara Gemah Ripah itu tengah berlangsung.
Entah bagaimana caranya,
Partai Disenangi Rakyat ini dalam waktu singkat memperoleh simpati dari
kalangan kecil, terutama petani, pengurus dan anggota koperasi, dan pengusaha
kecil. Mungkin dari namanya atau cita-citanya yang memberdayakan rakyat
itu. Basis pendukung partai ini adalah pekerja, petani, nelayan, pedagang
kakilima, dan sektor informal lainnya yang selama ini
terpinggirkan.
Pembedah pendirian partai
ini adalah seorang menteri dalam Kabinet Pembangunan Perubahan yang memiliki
komitmen spesial dengan presiden negara Gemah Ripah itu. Menteri inilah yang
kini disorot oleh khalayak ramai, pers, kalangan politisi, dan juga oleh teman
dan musuhnya. Karena kiprahnya mencolok, lugas, nyata, tanpa tedeng
aling-aling, dan penuh percaya diri membela kepentingan orang-orang yang selama
ini tak terhiraukan.
Bahkan, sampai-sampai ia dituduh antipengusaha keturunan dan ingin jadi presiden masa
datang. Ya biar saja, wong keinginan kan boleh- boleh saja. Itu kan hak asasi manusia.
Seorang pengurus koperasi di
Desa Wira, dengan muka berseri-seri bercerita, ia dalam seminggu meraih laba Rp
2 juta setelah ditunjuk sebagai distributor minyak goreng curah. Padahal,
selama ini untuk memperoleh laba sebesar itu sangat sulit.”Coba dari dulu,
mungkin koperasi di Gemah Ripah sudah hebat,”katanya. “Yah ini berkat
kebijaksanaan Pak Menteri,”sambungnya.
Untuk penyaluran KUT para
petani mesti didampingi atau direkomendasi LSM. Lembaga ini pun memperoleh dua persen, lumayan. Bila di satu kabupaten
memperoleh kucuran KUT Rp 25 juta, maka pengurus LSM mengantongi keuntungan Rp
500 ribu.
Seorang aktivis Partai
Disenangi Rakyat menuturkan, dalam pengucuran kredit untuk teman itu peran
partainya cukup besar, memberdayakan petani secara nyata. “Pengurus koperasi umumnya jadi
anggota partai, dan mereka happy. Apalagi kebanyakan dari mereka kini punya
Kijang baru,”ujar aktivis Partai Disenangi Rakyat itu. Apa salah mengangkat
rakyat yang selama ini hanya dijadikan objek percaturan politik belaka? Justru
sekarang ini saatnya mengangkat mereka dari himpitan krisis.
Aktivis partai temanku itu bahkan
menyatakan keyakinannya golongan yang terbantu itu senang. Namun, ia enggan
merinci apakah ada ikatan penerima bantuan atas peran partai itu harus
mencoblos Partai Disenangi Rakyat.”Mungkin begitu,”kata temanku bernada ragu.
“Kalau begitu, uang yang
digunakan oleh partaimu itu uang negara? Ataukah ini yang disebut money politics alias politik
uang?”tanyaku. ”Iya betul, memang kenapa? Uang negara kan uang rakyat, mereka berhak menggunakannya. Dan lagi, uang itu
berasal dari pinjaman luar negeri, toh
rakyat juga yang akan menanggung untuk membayarnya,” jawab temanku lugas.
Sejenak aku terdiam, “Oh! Begitu!?
Harian Umum ABRI
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.