Tuesday 26 August 2014

Teropong



                        Partai Disenangi Rakyat
                                                            
                                         Oleh: Mustofa AS                                                                        
                                                                                 
PADA  Pemilu nanti insya Allah saya akan mencoblos gambar Partai Disenangi Rakyat (tidak boleh disingkat-red). Soalnya, partai ini benar-benar memperhatikan  rakyat. Bayangkan, tanpa gembar-gembor  sesumbar membela rakyat, partai ini sayang pada rakyat, kalangan yang selama ini selalu tertindas dan ditindas. Kalau mengutip istilah keagamaan, mungkin parpol ini melakukan dakwah bilhal. Yakni, dakwah melalui contoh, tindakan nyata, dan kontan.


Itulah pernyataan polos seorang petani padi yang telah menerima kucuran KUT (Kredit Untuk Teman) yang katanya atas perjuangan Lembaga Sekelompok Masyarakat (LSM) dan juga atas dukungan Partai Disenangi Rakyat.

Warga Dukuh Pinggir ini tenang-tenang saja di kursi bambunya di beranda rumahnya. Padahal, tidak jauh dari rumahnya, gelar kampanye di negara Gemah Ripah itu tengah berlangsung.

Entah bagaimana caranya, Partai Disenangi Rakyat ini dalam waktu singkat memperoleh simpati dari kalangan kecil, terutama petani, pengurus dan anggota koperasi, dan pengusaha kecil.  Mungkin dari namanya  atau cita-citanya yang memberdayakan rakyat itu. Basis pendukung partai ini adalah pekerja, petani, nelayan, pedagang kakilima, dan sektor informal lainnya yang selama ini terpinggirkan.

Pembedah pendirian partai ini adalah seorang menteri dalam Kabinet Pembangunan Perubahan yang memiliki komitmen spesial dengan presiden negara Gemah Ripah itu. Menteri  inilah yang kini disorot oleh khalayak ramai, pers, kalangan politisi, dan juga oleh teman dan musuhnya. Karena kiprahnya mencolok, lugas, nyata, tanpa tedeng aling-aling, dan penuh percaya diri membela kepentingan orang-orang yang selama ini tak terhiraukan.

Bahkan, sampai-sampai ia dituduh antipengusaha keturunan dan ingin jadi presiden masa datang. Ya biar saja, wong keinginan kan boleh- boleh saja. Itu kan hak asasi manusia.

Seorang pengurus koperasi di Desa Wira, dengan muka berseri-seri bercerita, ia dalam seminggu meraih laba Rp 2 juta setelah ditunjuk sebagai distributor minyak goreng curah. Padahal, selama ini untuk memperoleh laba sebesar itu sangat sulit.”Coba dari dulu, mungkin koperasi di Gemah Ripah sudah hebat,”katanya. “Yah ini berkat kebijaksanaan Pak Menteri,”sambungnya.
 Untuk penyaluran KUT para petani mesti didampingi atau direkomendasi LSM. Lembaga ini pun memperoleh  dua persen, lumayan. Bila di satu kabupaten memperoleh kucuran KUT Rp 25 juta, maka pengurus LSM mengantongi keuntungan Rp 500 ribu.


Seorang aktivis Partai Disenangi Rakyat menuturkan, dalam pengucuran kredit untuk teman itu peran partainya cukup besar, memberdayakan petani  secara nyata. “Pengurus koperasi umumnya jadi anggota partai, dan mereka happy.  Apalagi kebanyakan dari mereka kini punya Kijang baru,”ujar aktivis Partai Disenangi Rakyat itu. Apa salah mengangkat rakyat yang selama ini hanya dijadikan objek percaturan politik belaka? Justru sekarang ini saatnya mengangkat mereka dari himpitan krisis.

Aktivis partai temanku itu bahkan menyatakan keyakinannya golongan yang terbantu itu senang. Namun, ia enggan merinci apakah ada ikatan penerima bantuan atas peran partai itu harus mencoblos Partai Disenangi Rakyat.”Mungkin begitu,”kata temanku bernada ragu.

 “Kalau begitu, uang yang digunakan oleh partaimu itu uang negara? Ataukah ini yang disebut money politics alias politik uang?”tanyaku. ”Iya betul, memang kenapa? Uang negara kan uang rakyat, mereka berhak menggunakannya. Dan lagi, uang itu berasal dari pinjaman  luar negeri, toh rakyat juga yang akan menanggung untuk membayarnya,” jawab temanku lugas. Sejenak aku terdiam, “Oh! Begitu!?


Harian Umum ABRI
Kamis, 27 Mei 1999

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.