Monday 11 August 2014

KA wisata banyak diminati kalangan atas


Swasta ditantang kerjasama usaha dengan PJKA

JIKA Anda ingin menikmati perjalanan jauh dengan suasana mirip di  kamar hotel berbintang lima, naiklah  kereta api wisata atau hotel berjalan milik Perusahaan Jawatan Kereta Api. 
 
Bagaimana caranya? Anda tinggal memesan kereta mewah itu  melalui stasiun terdekat dan membayar 20 persen dari tarip yang berlaku, dua minggu sebelum waktu yang Anda inginkan. Jika Anda membatalkan pesanan yang sudah dibukukan itu maka uang jaminan Anda yang 20 persen itu tidak biasa diambil kembali. Mudah bukan?
Tentu saja penawaran ini hanya untuk mereka yang berduit, karena untuk menikmati perjalanan yang nyaman dengan kereta api wisata ini diperlukan sejumlah uang yang cukup.

Kalau dilihat dari luar, sosok kereta (gerbong) hotel berjalan ini tidak beda dengan kereta-kereta lainnya, berwarna  merah bata. Tetapi kalau kita sudah masuk melewati pintu kereta itu, barulah nyata benar bedanya dengan kereta api lainnya.

Kamar mandi yang cukup luas, ruang gudang/tempat barang-barang bawaan, kamar tidur yang cukup untuk sepasang pengantin baru, ruang operator, ruang duduk berkapasitas 20 orang lengkap dengan meja-meja jati berlapiskan marmer.

Ruangan kereta itu berdinding kayu lapis dengan ukiran-ukiran  aneka corak, tempat duduk yang empuk (sofa lembut) dan karpet menghampar di lantai ruangan itu. Jendela-jendela kaca dilengkapi dengan kain penutup berwarna yang ditata apik. Kesejukan menyebar di mana-mana dalam ruangan itu, karena penyejuk udara melengkapi kenyamanan di sana.

Bukan itu saja, jika Anda ingin hiburan, tersedia pesawat televisi dengan layar lebar, bisa menangkap siaran TVRI dan juga untuk video kaset. Film-filmnya pun tersedia. Bahkan sound system di sana pun disediakan, siapa tahu dalam perjalanan penumpang melakukan rapat atau diskusi mengenai sesuatu masalah. Memang tepat jika ruangan semacam  itu selain untuk santai bisa dipergunakan juga  untuk memecahkan suatu masalah. Siapa tahu dengan  rapat di hotel berjalan bisa cepat didapat kata sepakat. Maklum rapat di hotel mewah ataupun di tempat yang sejuk (gunung) sudah biasa dilakukan.

Pesawat televisi yang tersedia juga bisa digunakan untuk memonitor/melihat keadaan di belakang kereta api dengan bantuan sebuah kamera yang dipasang di langit-langit kereta. 

Pokoknya kereta api wisata itu menjanjikan serba enak, nyaman, dan yang jelas tidak terganggu oleh penumpang lain. Karena kereta jenis ini jelas terpisah dengan yang lainnya. Biasanya rangkaian  kereta ini dirangkai paling belakang. Sehingga penumpang di sini bisa lepas menikmati pemandangan di kanan kiri rel kereta api. Bagi pasangan pengantin baru, kereta api jenis ini sangat cocok untuk perjalanan bulan madu.                                                                                                                                                                        
                                                                                                                                                                     Kewalahan
Soal tarip kereta wisata ini ternyata relatif, malah bisa juga dianggap murah, tergantung dari mana kita menilainya. Bagi mereka yang mampu, tarip tidak soal, asalkan apa yang diinginkan bisa terpuaskan.

Menurut Kepala Humas PJKA Abdullah Widjaja, tarip kereta wisata 52  kali tarip kereta api utama (tergantung rangkaian kereta api yang membawa gerbong KA wisata). Misalnya,jika  kereta wisata itu ditarik  kereta api Parahyangan, berarti taripnya 52X Rp 8.000 atau Rp 416.000 sekali jalan. (Tarip kereta Parahyangan Jakarta- Bandung kelas utama Rp 8.000/penumpang).”Mau diisi dua atau 20 orang terserah, pokoknya tidak melebihi  dua puluh penumpang,”ujar Abdullah Widjaja menjelaskan.

Perhitungan 52 di sini, karena kapasitas gerbong tersebnut jika dipakai kereta biasa adalah  52 penumpang. Nah angka 52 ini dipakai untuk patokan tarif kereta wisata itu. Misalnya rangkaian  kereta api yang akan membawa hotel berjalan itu adalah Cirebon Express (Jakarta-Cirebon atau sebaliknya) yang bertarip Rp 5.000 per penumpang, maka tarip yang berlaku untik kereta  api wisata itu adalah sebesar Rp260.000,00. Jika rangkaian yang membawa  adalah Bima dengan rute Jakarta-Surabaya atau sebaliknya, maka taripnya 52X Rp 22.500,00 atau sebesar Rp 1.170.000,00.

Kalau mereka yang berkantong tipis ingin mencoba kereta model ini sebenarnya bisa dengan cara patungan. Misalnya perjalanan santai ke Bandung…………(hilang terpotong) dan gembar-gembor berpromosi. Sekarang ini, dengan tidak gembar-gembor saja kami kewalahan meneuhi banyak permintaan,”ujar Direktur Pemasaran PJKA Tatang Billy P.

Lalu kenapa tidak membuat lagi kereta  semacam itu?”Wah biayanya mahal sekali, bisa mencapai dua ratus juta rupiah,”ujar Tatang seraya menambahkan, biaya itu cuma untuk membikin interiornya saja, belum mtermasuk  harga kereta keseluruhan.
                                                                                                                                                          Swasta ditantang

KERETA mewah yang dibuat di Balai Yasa Manggarai dan diresmikan pemakaiannya April 1986 ini sekarang masih cukup baik keadaannya. Rancang bangun kereta maupun pekerjaannya dilakukan oleh tenaga-tenaga kita sendiri.Hotel berjalan ini antara lain  pernah dipakai Menteri IGGI, Menteri Perhubungan Malaysia, para pejabat pemerintah.

Direktur Pemasaran PJKA menyatakan, kita bisa membuat kereta semacam itu yang ternyata mendapat sambutan positif dari masyarakat kalangan atas. Namun untuk membuat lagi kereta semacam itu terbentur pada dana yang cukup besar.

Dalam rangka pelaksanaan 3 startegi pokok PJKA, yakni konsolidasi, modernisasi peralatan dan alat kerja serta  pengembangan usaha yang menguntungkan, maka tepat kiranya  jika kereta wisata serupa bisa ditamnbah. Karena sesuai dengan strategi pokok ketiga, yakni pengembangan usaha yang menguntungkan.

Masalahnya adalah dana yang diperlukan untuk itu cukup banyak, lalu bagaimana  hal itu bisa terwujud? Satu-satunya jalan adalah bekerjasama dengan pihak swasta.

Pimpinan PJKA menawarkan kepada swasta  untuk menanam modal di PJKA, misalnya membuat kereta api wisata, PJKA yang mengoperasikannya. Selain itu masih banyak bidang-bidang usaha lain yang bisa ditawarkan………(hilang terpotong)

Maka jangan heran jika ada re kereta rel diesel (KRD) disewa oleh suatu perusahaan untuk mengangkut tamu-tamu yang akan meninjau ke sana dengan menggunakan jasa kereta api luar biasa.

Keretab api luar biasa jelas menggunakan jalan di luar grafik perjalanan kereta api yang telah ada. Namanya juga luar biasa. Nah siapa yang ingin mencoba menjadi”pemilik” kereta api, walaupun hanya sebentar saja.

 Lengkap memang jika kita amati pelayanan PJKA. Untuk kereta penumpang kitab bisa menikmati perjalanan yang menyenangkan, aman dan cepat. Tetapi juga bisa merasakan  kereta api yang berjalan lambat, setiap stasiun kecil berhenti memungut dan menurunkan penumpang, berdesak-desakan, panas, dan bau yang menyengat. Bahkan dalam kereta api  semacam Bima, kita bisa merasa trenyuh manakala hujan turun. Air hujan mengguyur penumpang, karena sebagian atap-atap kerteta api itu bocor. Bukan itu saja, yang namanya kamar kecil, kalau tidak ada airnya saja masih untung. Tetapi yang satu ini sudah baunya bukan main, eh malah tidak berpintu. Bisa dibayangkan betapa terganggunya penumpang kereta kelas ini.

Biarpun banyak ketidakenakan naik kereta api kelas bawah, namun banyak orang yang bepergian tetap mengandalkan jenis kendaraan darat ini. Karena keamanan lebih terjamin bila dibandingkan dengan bus misalnya. Kita kan tahu kereta api-kereta api itu memiliki jalan sendiri. Jalan itu yang biasa kita sebut  sebagai rel kereta api ternyata memerlukan biaya yang cukup tinggi perawatannya. 

Maka tidak heran jika PJKA dianggap masyarakat sebagai perusahaan yang terus merugi, meskipun sudah disubsidi pemerintah. Ternyata mengelola perusahaan semacam PJKA tidak mudah, karena serba khusus, termasuk pegawainya  yang begitu banyak jumlahnya. Jaringan jalan kereta api yang membentang dari timur ke barat terus ke utara. Semuanya ditangani oleh satu tangan PJKA.
Berbeda dengan perusahaan bus atau angkutan darat lainnya jalan-jalan yang mereka pergunakan ditangani oleh instansi tertentu. Perusahaan tidak perlu memikirkan biaya perawatan jalan.

Barangkali suatu saat nanti PJKA bisa memberikan pelayanan yang cepat, aman, nyaman, teratur dan mampu bersaing dengan angkutan darat lainnya. Kita harapkan! (Mustofa.AS/2.1).-*


Harian Umum “AB”
22 Februari 1989

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.