Cultural Performances berupa musik dan tarian tradisional pada Hari
Nasional Indonesia di Pameran Teknologi dan Industri, Universal Exposition 1992
Sevilla, Spanyol, minggu lalu memperoleh sambutan hangat dari pengunjung. Tidak
kurang dari 1.500 pengunjung memadati
auditorium Palenque yang terletak di arena Expo ’92, menikmati tari-tarian yang
ditampilkan para seniman/wati Bali. Malam harinya juga dipergelarkan sejumlah
tarian Bali yang mempesona sekitar 3.000 tamu.
Pergelaran kesenian tradisional Indonesia di Expo ’92 Sevilla
memperoleh sambutan hangat dari pengunjung yang datang dari berbagai negara di
dunia itu. Pergelaran kesenian daerah dilaksanakan 6 kali pertunjukan tarian setiap hari. Sedangkan pada hari Sabtu
dan Minggu pertunjukan dilaksanakan 7 kali. Kesenian yang ditampilkan berasal
dari Jatim, Jateng, , 4 propinsi Kalimantan, Bali dan Aceh.
Rata-rata jumlah pengunjung auditorium tempat pergelaran kesenian
daerah Indonesia itu sebanyak 6.149 orang per hari, dan jumlah pengunjung Plaza
ASEAN rata-rata 735 orang setiap harinya.
Belum mengenal
Dia Nacional De Indonesia atau Indonesia National Day diawali dengan
upacara bendera dengan Inspektur Upacara Menparpostel Soesilo Soedarman. Acara tersebut
dihadiri sejumlah pejabat Indonesia termasuk Dubes RI untuk Spanyol, Utomo, serta Menteri Pekerjaan Umum
dan Transportasi Spanyol, Jose Barrel.
Menparpostel Soesilo Soedarman dalam sambutannya menyatakan, Indonesia
selalu aktif dalam berbagai kegiatan dan
kerjasama internasional, termasuk dalam upaya perdamaian internasional.
Keikutsertaan Indonesia dalam kegiatan yang diselenggarakan pemerintah
Spanyol itu merupakan salah satu bukti, bahwa Indonesia konsisten dalam
menjalin kerjasama dan saling
pengertian.
Soesilo Soedarman mengakui, banyak orang belum mengenal Indonesia yang
memiliki 17.508 pulau besar dan kecil dengan luas 9,7 juta km2, terdiri dari
berbagai suku bangsa dan bahasa. Masyarakat
Indonesia akan senang atas kedatangan Anda, ujar Menparpostel
sambil memperkenalkan potensi Indonesia
yang kaya akan sumber daya alam, serta penduduknya yang ramah-ramah,
seperti penduduk Spanyol.
Canggung
Indonesia National Day yang berlangsung di Expo ’92 Sevilla, Spanyol,
26 Agustus ’92, memiliki makna khusus, yakni lebih mempromosikan Indonesia dan
segala aspek yang dimilikinya kepada dunia luar.
Keikutsertaan Indonesia dalam
event internasional yang diikuti 111
negara, 20 organisasi internasional dan 20 perusahaan multinasional itu cukup
membanggakan. Meskipun di sana-sini masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki untuk keikutsertaan dalam event serupa pada masa datang. Anjungan
Indonesia yang “terjepit” di antara anjungan-anjungan negara ASEAN lainnya
cukup diminati pengunjung Expo Sevilla yang ingin memperoleh informasi olebih
banyak tentang Indonesia. Menurut siaran pers Anjungan Indonesia, sejak 24
April hingga 24 Agustus 1992 sebanyak
1.870.630 orang berkunjung ke Anjungan Indonesia. Rancang bangun
Anjungan Indonesia yang terasa tanggung dan canggung itu ternyata tidak
mengurangi minat pengunjung untuk memperoleh informasi lebih lengkap mengenai
Indonesia. Mereka berdesakan melewati lantai berbentuk spiral untuk menyaksikan
pameran kemampuan bangsa Indonesia di bidang rekayasa dan pembangunan lainnya.
Pengaturan jalan masuk dan keluar pengunjung yang menjadi satu dan pintu masuk/keluar ruang
audio visual mengesankan penyelenggaraan
anjungan ini semrawut. Sayang, pengunjung yang cukup banyak itu tidak
leluasa menyerap informasi lebih banyaki mengenai Indonesia, karena ruangan
yang sempit dan penataan yang terkesan asal jadi.
Demonstrasi pembuatan barang-barang kerajinan dan batik di lantai paling atas merupakan
daya tarik anjunjgan tersebut. Namun atraksi tersebut tidak bisa ditonton orang
banyak mengingat sempitnya ruangan. Hal yang sangat menolong adalah adanya
pergelaran kesenian musik dan tari tradisional yang diselenggarakan rutin di
depan anjungan/Plaza bersama ASEAN maupun di auditorium Palenque.
Kelebihan Anjungan Indonesia yang memperoleh penilaian Bintang Empat
dari Expo Committee, dibandingkan dengan anjungan negara-negara ASEAN lainnya
adalah adanya audio visual layar lebar yang ditayangkan rata-rata 42 kali dalam sehari. Di tempat ini
ditayangkan tentang berbagai kemajuan
bangsa Indonesia, baik pembangunan, sosial dan budaya dalam bahasa Spanyol
dan bahasa Inggris.
Lebih baik Anjungan Indonesia merupakan suatu bangunan semipermanen terdiri tiga lantai dengan luas
total 610M2 dibangun di atas tanah seluas 410M2, merupakan bagian dari ASEAN plot yang luasnya 3.379M2.
Pada lantai dua pengunjung bisa
menggunakan sebuah terminal computer yang disediakan Depparpostel (PT Indosat),
untuk memperoleh informasi mengenai pariwisata dan perjalanan di Indonesia,
termasuk promosi Visit ASEAN year 1992. Juga disediakan display beberapa produk
ekspor dan informasi mengenai foreign invesment,oleh BPEN.
Secara umum keikutsertaan Indonesia dalam Expo ’92 di negara yang
memperoleh devisa US$19 milyar dari wisatawan itu, cukup membanggakan. Banyak
yang bisa ditiru dari penyelenggaraan
Expo yang bertemakan” The Age of Discovery” ini. Pada masa datang
pengelolaan anjungan untuk event
internasional diharapkan akan lebih baik lagi, dengan perencanaan yang matang.
Mereka yang menangani juga harus orang-orang yang professional dan
berpengalaman di bidang pameran internasional. Sayang memang, apabila hasil
yanyg dicapai kurang memadai padahal biaya yang dikeluarkan tidak sedikit untuk keperluan tersebut.**(3.15)
Harian Umum “AB”
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.