Sunday 31 August 2014

Festival Banten ’94, mengangkat kebesaran sejarah dan potensi pariwisata



Masjid Agung Banten /simbi.kemenag.go.id
GELAR BUDAYA peninggalan sejarah dan potensi kepariwisataan Banten akan ditampilkan  dalam satu rangkaian kegiatan, Festival Banten ’94, yang menurut rencana berlangsung 27 Agustus hingga 3 September ’94. Wilayah Banten meliputi  Kabupaten Serang (187.600 ha), Kabupaten Pandeglang (260.907,49ha), Kabupaten Lebak (300.237,12 ha), Kabupaten Tangerang dan Kodya Tangerang (100.044 ha). Kawasan yang merupakan bagian Jabar sebelah barat itu, selain memiliki potensi alam yang indah, berbagai peninggalan sejarah, juga menyimpan berbagai macam kesenian yang unik dan menarik.

Masyarakat Banten dikenal sebagai masyarakat yang patriotik, tidak mengenal kompromi dalam  melawan penjajahan Belanda. Berbagai peninggalan  sejarah terpusat di Banten Lama yang merupakan  pusat pemerintahan Sultan Banten pada abad XVI sampai  XVIII, dan sebagai pusat penyebaran  agama Islam yang pertama di Jabar. Sejarah itu kini masih  bisa dilihat dalam bentuk peninggalan Keraton  Surosowan, Keraton Kaibon, Benteng Speelwijk,  Meriam Ki Amuk, Pelabuhan Karang Antu,  Masjid Kasunyatan, Makam Para Sultan Banten, Watu Gilang, Masjid Agung Banten, yang didirikan oleh Sultan Maulana Yusuf (Putra Sultan Hasanuddin) pada tahun 1566.
                                                                                                                                                                     Reruntuhan
Kompleks Keraton Surosowan misalnya, kini sudah hancur, yang masih tinggal hanyalah tembok benteng yang mengelilingi sisa-sisa bangunan berupa fondasi, tembok-tembok yang hancur, sisa-sisa bangunan permandian, bekas kolam taman.

Dari berbagai sumber dan peta-peta lama diketahui, bangunan berbentuk  segi empat ini dahulunya dikelilingi parit yang merupakan pertahanan. Saat ini sebagian parit itu sudah hilang, tinggal di sebelah selatan dan barat. Kompleks Keraton Surosowan dibangun pada masa pemerintahan  Maulana Hasanuddin (1552-1570), sedangkan tembok benteng dan gerbangnya yang terbuat dari batu bata dan batu karang dibangun oleh Maulana Yusuf (1570-1580).
Kompleks Masjid Agung Banten memiliki serambi pemakaman di beberapa sisinya, bangunan ini beratap susun lima.

Seperti halnya Keraton Surosowan, Benteng Speelwijk di kampung Pamarican juga sudah hancur, namun sebagian temboknya masih ada, terutama yang berada di sisi utara. Benteng yang didirikan pada tahun 1685 oleh Belanda, pada bagian luarnya  juga terdapat parit yang mengelilinginya.
Reruntuhan peninggalan masa lalu lainnya terdapat di kampung Pacinan, yakni bekas bangunan masjid kuno, termasuk bangunan menara yang berdenah bujur sangkar.

Bukti-bukti sejarah lainnya berupa peninggalan arkeologi berupa artefak kecil-kecil yang telah ditemukan di Situs Banten dalam jumlah yang banyak. Peninggalan tersebut berupa gerabah untuk keperluan hidup sehari-hari masyarakat  Banten,  misalnya periuk, jambangan, dan juga keramik asing dari Cina, Jepang, Thailand, Vietnam, bahkan  juga dari Belanda dan Jerman.

Bukti  sejarah lainnya yang kini masih berdiri kokoh di Anyer Kidul adalah sebuah mercu suar  setinggi 75,5 meter terdiri dari 18 tingkat dan terbuat dari besi baja. Mercu suar yang berdiri di pinggir jalan menuju ke berbagai objek wisata itu didirikan pada tahun 1885.

Potensi
 Wilayan Banten mempunyai beraneka ragam kesenian tradisional yang memiliki warna dan bersifat religius, seperti seni Debus, Adu Bedug, Rudat, Gacle (ilmu kekebalan), Angklung Buhun, Dogdog Lojor dan lain-lain. Sedangkan hasil kerajinan tangan khas daerah ini adalah kantong Jarog dan Koja terbuat dari kulit kayu, Kaneron terbuat dari rotan dan  pandan, serta golok Ciomas.

Di kawasan ini  terdapat masyarakat yang masih memegang teguh tata cara dan kehidupan adat istiadat nenek moyang  mereka, yakni suku Badui di Kabupaten Lebak.

Banten yang terdiri dari hamparan pantai, persawahan, perkebunan, hutan, pegunungan, memiliki taman di ujung barat Pulau Jawa, yakni Taman Nasional Ujung Kulon yang masih dalam peta  wilayah Kabupaten Pandeglang. Di taman ini hidup satwa langka badak bercula satu (Rhineceros Sondaicus), dan ratusan jenis flora dan fauna lainnya.

Potensi wisata Banten tersebar di berbagai tempat. Sebagai contoh, di Kabupaten Serang terdapat Pulau Burung, tempat berbagai jenis burung dari tiga benua singgah. Pantai Salira Indah, Karang Bolong, Mercu suar Anyer. Selain itu Pantai Carita dan Situ Cikedal di Kabupaten Pandeglang. Sedangkan Kabupaten Lebak memiliki pantai selatan nan indah seperti Pantai Cibareno-Bayah-Binuangeun. Tangerang yang dekat dengan Ibu Kota juga memiliki Situ Gintung dan Situ Cipondoh, pusat olahraga terbang layang.

Krakatau
 Festival Banten merupakan event kepariwisataan Pemda Jabar, yang pada tahun ini dipusatkan di wilayah Banten. Berbagai kegiatan ini merupakan upaya mempromosikan  Banten sebagai daerah tujuan wisata yang kaya objek wisata, sekaligus memperkenalkan daerah ini yang maju pesat di bidang industri berteknologi tinggi.

Festival Banten ’94 juga diselenggarakan berkaitan dengan Dekade Tahun Kunjungan Indonesia (Dekuni) 1991-2000, yang tahun ini bertemakan”Peranan Wanita, Pemuda dan Olahraga”, dan peringatan ke-111 meletusnya  Gunung Krakatau (gunung ini meletus pada  26 Agustus 1883). Berbagai kegiatan pada festival ini akan diselenggarakan di tiga kabupaten, Serang, Pandeglang, dan Lebak, sedangkan Kabupaten dan Kodya Tangerang sebagai pendukung event ini. 

Menurut Dirjen Pariwisata Andi Mappisammeng, festival ini juga bertujuan untuk mengangkat kembali sejarah kebesaran Banten, mempromosikan potensi dan kekayaan pariwisata  Banten yang bersifat seni, budaya, olahraga dan alam. Selain itu juga untuk mendorong Provinsi Jabar menyelenggarakan core event  pariwisata yang dapat dinikmati secara periodik. Juga mendorong swasta untuk berperan dalam  penyelenggaraan kegiatan  serupa pada masa mendatang.

Kegiatan ini diharapkan juga mampu menarik lebih banyak lagi investor di Banten terutama di bidang industri padat karya.

Berbagai kegiatan akan digelar pada festival yang melibatkan  berbagai pihak, pemerintah dan swasta itu. Upacara pembukaan direncanakan dilaksanakan di Alun-alun Banten Lama, dibuka oleh Menko Polkam Soesilo Soedarman. Pawai alegoris akan memeriahkan acara pembukaan ini.

Pergelaran seni budaya tradisional maupun modern dari berbagai daerah di Banten direncanakan digelar di panggung-panggung terbuka di masing-masing kabupaten. Pemutaran film dokumenter dan film cerita, festival perahu tradisional, pesta laut, pemilihan putra  putri bahari, festival tata busana, festival tata boga.

Kegiatan pameran kepurbakalaan dan pameran potensi pariwisata juga akan digelar yang menurut rencana akan dilakukan di Jakarta dan Serang. Juga kegiatan forum ilmiah, lomba dakwah pariwisata, lomba penulisan  potensi objek wisata di Banten dengan bahasa Arab.

Tak kalah menariknya adalah kegiatan Banten Overland Tour yang akan melibatkan  para biro perjalanan , travel writer dalam dan luar negeri, wartawan, Krakatau Tour untuk mengenang peristiwa meletusnya Gunung Krakatau. Untuk kegiatan olahraga antara lain meliputi bola voli pantai, Carita 10K, Carita Fun Bike, Baduy Cross Country, Banten Pemuda  Marathon Cup, dan lomba mancing di laut,.

Berbagai kegiatan dalam festival ini dilaksanakan di berbagai tempat bersejarah maupun di hotel dan objek wisata. Misalnya pemutaran film cerita dan dokumenter akan diadakan di Alun-alun Banten Lama, Alun-alun Serang, Pantai Anyer, Pantai Karang Bolong, Pulorida,  Karangsari Carita Pandeglang, Alun-alun Pandeglang, Alun-alun Rangkas Bitung, Alun-alun Tangerang. Festival perahu tradisional di Pantai Labuhan, Pandeglang, lomba tata busana di Merak Beach Hotel. Pameran Sejarah Banten di Gedung Pola Jakarta, pameran kepurbakalaan di Museum Banten Lama, pameran cendemata dan pariwisata di Karangsari Carita, pameran pembangunan di Alun-alun Serang.
                                                                                                                                                                       Kesadaran
Keinginan kita festival ini berjalan lancar dan sukses. Segenap lapisan masyarakat yang mengerti pentingnya kegiatan  ini tentu akan ikut berperan serta  dan mendukungnya. Karena dampak dari kegiatan-kegiatan ini nantinya besar manfaatnya bagi berbagai pihak, termasuk masyarakat Banten.

Dengan penyelenggaraan festival yang akan mengerahkan daya dan dana besar ini tentunya muncul berbagai harapan, yakni hasil yang maksimal. Salah satunya, kegiatan ini  akan menggugah kesadaran dan semangat masyarakat mengenai kebesaran masa lalu Banten, dan kekayaan alam Banten yang bisa dimanfaatkan seluas-luasnya bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat banyak. Di samping itu diharapkan bisa timbul suatu kesadaran untuk melestarikan seni budaya, dan peninggalan sejarah yang ada.

Reruntuhan-reruntuhan bangunan peninggalan sejarah yang tidak ternilai harganya itu akan terselamatkan, dan sudah semestinya bisa dipugar, agar anak cucu kita bisa melihat kebesaran sejarah para pendahulunya.

Bukan hanya kewajiban pemerintah saja untuk tugas-tugas seperti itu. Ada baiknya masyarakat luas terutama masyarakat Banten, dengan disponsori oleh tokoh-tokoh masyarakat dari sana bisa menghimpun dana untuk keperluan itu. Yayasan Kesejahteraan Keluarga Banten mungkin bisa memprakarsai hal itu. Semoga. (mustofa.as)



Harian Umum “AB”
9 Mei 1994


No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.