Monday 11 August 2014

Garuda Indonesia ikut mengembangkan kepariwisataan nasional



Pemerintah mentargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 2,5 sampai 3,5 juta orang pada akhir Pelita V. Untuk mencapai jumlah itu diperlukan segala kemudahan, termasuk alat transportasi yang cepat, aman,  dan nyaman.

Kenyataan menunjukkan para wisatawan  mancanegara lebih  suka menggunakan angkutan udara dibandingkan sarana transportasi lainnya. Lebih dari 90 persen mereka memasuki Indonesia melalui udara.

Potensi wisatawan asing itu tentu saja dimanfaatkan  oleh perusahaan penerbangan nasional Garuda Indonesia. Karenanya, salah satu program Garuda Indonesia adalah  ikut serta dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Dari data yang ada, tercatat rata-rata  60 persen dari wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia selama ini diangkut  oleh Garuda Indonesia. Juga hampir 90 persen perjalanan  wisatawan mancanegara itu  di dalam negeri Indonesia diterbangkan perusahaan ini melalui jaringan penerbangan dalam negeri yang padat. 

Menurut pihak Garuda Indonesia, memasarkan DTW (Daerah Tujuan Wisata) Indonesia  langsung di tempat asal wisatawan merupakan  salah satu kebijaksanaan yang ditempuh. Kebijaksanaan ini didukung dengan proporsi yang jelas yaitu sebanyak  70 persen dari kapasitas tempat duduk penerbangan internasional Garuda Indonesia ditujukan  bagi sasaran  pengangkutan para wisatawan mancanegara.
Upaya-upaya yang dilakukan Garuda Indonesia dalam mengembangkan kepariwisataan Indonesia di antaranya melakukan kerjasama dengan biro-biro perjalanan di dalam maupun luar negeri. Kantor-kantor Garuda dengan biro-biro perjalanan dan tour operator menciptakan paket-paket wisata dengan variasi harga yang sesuai dengan ciri pasaran turis setempat.
Tarip-tarip khusus yang merangsang diciptakan agar wisatawan mancanegara tertarik melakukan perjalanan di dalam negeri Indonesia dari satu DTW ken DTW lainnya. Misalnya harga tiket US$ 300 untuk bepergian pada lima tempat di Indonesia atau US$400 pada 10 tempat dan US$500 pada lebih dari 10 tempat sampai 35 tempat atau kota.
Bukan hanya menciptakan paket-paket wisata yang menarik saja, Garuda juga melakukan kampanye pariwisata dalam negeri dan mengintensifkan  promosi pariswisata  di luar negeri.
     Pihak Garuda Indonesia mengakui, bila digabungkan seluruh butir kegiatan pemasaran yang telah dilakukan, maka jumlahnya dalam setahun mencapai sekitar US$ 10 juta. Namun hasilnya telah langsung berujud nyata.
Pada negeri-negeri yang potensi wisatawannya amat besar, citra Garuda Indonesia seakan-akan  mulai identik dengan negeri Indonesia sebagai DTW, ataupun sebaliknya. Untuk mempercepat pertumbuhan pariwisata  Garuda Indonesia menempuh kebijaksanaan dengan menjalin kerjasama operasional dengan berbagai  perusahaan penerbangan asing antara lain dengan SIA, MAS, Cathay Pasific, China Airlines, Thai International, dan KLM.
Di satu pihak kerjasama operasional ini memanfaaatkan dan meningkatkan pemakaian pesawat Garuda Indonesia, dan di lain pihak berarti perusahaan penerbangan asing tersebut ikut memasarkan dan mempromosikan Indonesia sebagai DTW, dalam kegiatan-kegiatan pemasaran dalam negerinya maupun internasional.

 Keberanian dan kesiapan Garuda Indonesia itu akhirnya dapat nmembuka tabir kesan internasional selama ini yang menyangka Indonesia menjalankan  kebijaksanaan pintu tertutup bagi penerbangan asing ataupun politik satu pintu masuk yakni Jakarta saja, yang populer disebut one gate policy.

Kalau kita bicara mengenai industri pariwisata bagi kepentingan ekonomi nasional pertama-tama yang penting adalah  soal inbound tourism, yakni wisatawan mancanegara yang masuk ke dalam negeri, karena hal ini secara langsung merangsang kesempatan kerja yang bermata rantai panjang di dalam negeri. Bagi Garuda Indonesia berarti memberi kemampuan membiayai kredit pesawatnya maupun biaya operasionalnya. Dengan sadar bagian inilah yang digarap secara optimal oleh Garuda Indonesia, kata seorang pejabat Garuda.
                                                                                                                                                                            Terobosan  Ketika pemerintah memutuskan  untuk mengembangkan kepariwisataan Indonesia antara lain dengan pembebasan visa bagi wisatawan dari 29 negara, Garuda Indonesia sedang mempersiapkan diri memasuki era baru dalam menjalankan  tugas dan fungsinya.
Kerjasama operasional dengan perusahaan penerbangan asing untuk mengangkut wisatawan mancanegara  ke Indonesia merupakan  rentetan dari terobosan yang dilakukan Garuda Indonesia. Langkah terobosan lain adalah membuka jalur  penerbangan langsung ke Amerika. Membuka serta menambah jalur penerbangan ke Eropa dan Afrika, juga dijalankan sebagai langkah terobosan. Satu lagi terobosan baru adalah pembukaan jalur penerbangan  Jakarta-Denpasar-Auckland, Selandia Baru, yang dimulai 4 Nopember 1988.
Garuda Indonesia juga berhasil menerobos pasaran wisastawan Jepang yang menjadi incaran hampir setiap negeri-negeri DTW internasional. Terobosan Garuda ini dengan hasil saling pengertian  yang baik antara kedua negeri itu. Garuda Indonesia akan  mendapatkan hak terbang jauh lebih banyak dari frekuensi yang ada selama ini.
Terobosan lain yang dilakukan pertama kali di dunia adalah  penyelesaian imigrasi para penumpang dari Jepang bertujuan Indonesia diselesaikan selagi mereka berada di pesawat Garuda Indonesia. Menurut pihak Garuda Indonesia, pada setiap pesawat Garuda Indonesia dari Jepang ke Indonesia bertugas dua orang pegawai imigrasi. Para penumpang dari Jepang yang kebanyakan  wisatawan itu merasa  kenyamanan dan kelancaran atas pelayanan tersebut. 

 Program lain yang tidak kalah pentingnya  adalah kesediaan Garuda Indonesia yang menawarkan berbagai fasilitas pendidikan dan keahlian  dalam menciptakan produk yang jitu, kepada unsur-unsur industri pariwisata . Fasilitas kantor-kantor Garuda Indonesai di luar negeri juga ditawarkan sebagai tempat unsur-unsur industri pariwisata menyediakan bahan-bahan promosi mereka untuk pemasaran setempat.

 Tarip-tarip khusus juga diberikan Garuda Indonesia kepada unsur-unsur industri pariwisata yang bepergian ke luar negeri bagi tujuan  kegiatan promosi pariwisata. Perusahaan penerbangan ini setiap tahun bahkan mendatangkan ratusan orang wakil-wakil dari biro perjalanan luar negeri ke Indonesia dengan tujuan a gar mereka dapat memasarkan  DTW Indonesia secara lebih luas dan kompetitif.
Atas berbagai upaya mengembangkan kepariwisataan  nasional itu maka tidak heran kalau perusahaan penerbangan ini pada 27 Pebruari 1988 menerima Anugerah Wisata Indonesia untuk jasa Prestasi Industri Wisata dari pemerintah.

 Anugerah itu diberikan karena  prestasi Garuda Indonesia dalam pengabdian mengembangkan armada  dan penerbangan  yang menjangkau wilayah Nusantara dan internasional, serta sumbangan nyata  dalam pembangunan sarana  wisata, Garuda Indonesia berhasil berperan sebagai Soko Guru Pengembangan Pariwisata Indonesia.

 Berbagai kegiatan Garuda Indonesia dalam mengembangkan kepariwisataan Indonesia patut didukung semua pihak yang berkepentingan  dalam masalah ini. Karena seperti dikemukakan Menparpostel Soesilo Soedarman, untuk mencapai jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 2,5 sampai 3,5 juta orang pada akhir Pelita V merupakan pekerjaan yang tidak ringan. Namun dengan kerjasama yang baik antar unsur-unsur terkait, Insya Allah target itu bisa tercapai. (Mustofa AS/3.16)


Harian Angkatan Bersenjata
8 November 1988

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.