Friday 24 April 2015

Hari ini serah terima Gubernur DKI:



Tjokropranolo, Gubernur yang mudah terharu
    Dalam usianya yang lebih dari 55 tahun, Letjen TNI Purnawirawan Tjokropranolo nampak masih tegap. Kekekaran tubuhnya kelihatan menonjol apabila ia mengenakan kostum olahraga sepak bola yang sering dilakukannya.

    Gubernur DKI Jakarta yang Rabu pagi ini mengakhiri jabatan yang dipangkunya sejak Juli 1977, selain menyenangi sport, terkenal pula sebagai”bapaknya orang-orang kecil”.

    Tidak merokok dan jarang memakai kacamata baca, Gubernur yang rambutnya sudah hampir putih seluruhnya itu ternyata hatinya  selalu dekat dengan orang-orang kecil sejak masa kanak-kanaknya.

    Sebagai putra Bupati Temanggung Tjokrosoetomo, pada waktu itu termasuk anak yang terpandang. Namun agaknya Tjokropranolo tidak menutup dirinya  untuk bergaul dengan hanya orang-orang yang setaraf dengan derajatnya sebagai anak seorang pejabat.

    Ia sering tidur bersama dengan penjaga Kantor Kabupaten di pendopo, di mana para penjaga itu setiap malamnya bergantian diambil dari kelurahan-kelurahan. Mungkin dari sejak itu Tjokropranolo lebih banyak mengenal kehidupan orang-orang kecil. Ditambah pengalamannya di jaman perjuangan yang sering disebut-sebutnya banyak menerima bantuan  bahan makanan  dan perumahan untuk tidur para pejuang waktu itu, dari rakyat kecil.

    Kecintaannya kepada rakyat kecil dipaparkan pula kepada “AB” bahwa ia setiap tahun berkunjung ke Kelurahan Sobo, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, Jatim. Tempat itu pernah sebagai tempat tinggal Jenderal Soedirman di masa revolusi, di mana Pak Tjokro sebagai pengawal dan ajudan Panglima Besar itu.

   Berbagai bantuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat di sana yang telah berjasa dalam perjuangan, diberikan oleh Tjokropranolo dan kawan-kawannya sejak sebelum ia menjadi Gubernur DKI Jakarta.   

   Sekarang, menurut Gubernur DKI Jakarta itu, rakyat di sana sudah bisa menikmati pendidikan secara layak dengan dibangunnya berbagai sekolah yang dulunya hanya “ongko loro” saja. Listrik pun sudah masuk desa dan pengairan untuk sawah-sawah mereka dengan memanfaatkan dam yang dibuat di sana.

    “Waktu perjuangan mereka membantu kita. Tanpa mereka apa kita bisa terus berjuang?”tanyanya.”Oleh karena itu balasan terhadap mereka harus nyata pula, dan kesejahteraan mereka harus diperhatikan,”tambahnya.

    Kadang-kadang Tjokropranolo marah kalau perjuangannya membela yang kecil-kecil ini dikecam. Pernah ia berang ketika seorang wartawan mengecam kebijaksanaannya yang al. mengakibatkan jalan-jalan macet akibat ulah para penarik becak.

    “Apa Saudara bisa memberi makan kepada 60 ribu tukang becak!”jawabnya. Ia sendiri mengatakan bahwa lapangan kerja harus diperoleh rakyat kecil ini, selagi lapangan kerja yang lain belum ada. Demikian pula pedagang kecil diberikan  kebijaksanaan untuk berdagang di lokasi-lokasi yang sudah ditetapkan.

    Ketika meninjau para korban banjir di Cilincing, Jakarta Utara, tahun lalu, Bang Noly tersentuh melihat seorang nenek menunggui dagangannya seorang diri di tengah-tengah banjir yang melanda sekitarnya. Nenek itu terheran-heran dan mengucapkan berkali-kali terima kasih ketika H Tjokropranolo mengulurkan selembar uang ribuan kepadanya.

   Pak Tjokro pernah pula menangis haru di depan para Perintis Kemerdekaan yang mengikuti rapat anggota koperasi di Gedung Pola tahun lalu. Ketika itu ia mendengar masih ada seorang anggota Perintis Kemerdekaan  yang berhutang kepada koperasi beberapa ribu rupiah padahal anggota tersebut sudah meninggal.

   Sambil tersendat-sendat Gubernur DKI itu menyatakan hutang anggota yang meninggal itu menjadi tanggungannya. Para Perintsis Kemerdekaan dinilainya sebagai orang-orang yang jujur dan patut dicontoh karena kerapihannya mengelola organisasi itu.

   Sebagai seorang gubernur di kota metropolitan Tjokropranolo  sehari-harinya selalu disibukkan dengan berbagai acara di kantornya maupun di luar balai kota.

   Salah satu kebanggaannya adalah dibangunnya kompleks sekolahan  seperti di Salemba dan Rawabunga. Di sana seorang anak  taman kanak-kanak bisa meneruskan sekolahnya hingga tingkat SLTA di kompleks tersebut.

    Demikian pula,kegiatan industri kecil dan koperasi di DKI merupakan sesuatu yang patut dibanggakan dalam masa kepemimpinan Pak Tjokro itu.

Kisah Cinta
     Menceriterakan kisah pertemuannya dengan Ibu Tjokropranolo ia mengatakan, pertemuan dengan istrinya semasa masih sekolah  menengah berlangsung di tempat pesta pernikahan  saudara Ny. Sundari Tjokropranolo yang secara kebetulan mempelai lelakinya saudara sepupu ayah Tjokropranolo.

   Pertemuan itu ternyata berlanjut dan kata Gubernur DKI itu, dilakukan pada saat-saat ayah calon istrinya sedang dalam keadaan”cerah”. “Tadinya sih cuma lihat-lihatan saja, ketemu dia harus hati-hati karena dia sangat streng,”kata Tjokropranolo mengungkapkan.
    “Saya sekolah di Ambarawa dan kakak saya di Salatiga,”ujarnya berkisah. Diceritakannya, ia sering mengunjungi kakaknya sebagai alasan pula untuk menemui Bu Tjokro yang sekarang aktif dalam GMK3LH itu.

   Alasan untuk dekat dengan gadis pujaannya itu dilakukan Tjokropranolo dengan berbagai cara. Sebagai siswa yang lebih tinggi kelasnya dari Ny.Tjokro pada saat itu, ia mengajar pula calon istrinya. Saat-saat begini dirasakannya membahagiakan karena bisa dekat dengan orang yang dicintainya.

    Kepergian dengan kekasihnya ke tempat tinggal kakaknya, menurut Tjokropranolo, yang pernah  pula menjabat Sekmil Kepresidenan, itu sebagai alasan pula untuk selalu dekat dengan dambaan hatinya.

    Kepergiannya ke rumah saudaranya ditempuh dengan naik andong ataupun kereta api. Kalau naik andong hanya bisa berdekatan tapi kalau naik kereta api bisa duduk sebangku, kata Tjokropranolo sambil tertawa keras mengenang masa lalu.

    Percintaan jaman itu  memang berbeda dengan cara-cara yang dilakukan pada jaman atom ini. Ketika duduk sebangku di kereta api uap tempo dulu itu maka timbullah “aksi” dari kedua insan tersebut.

   Katanya, Nyonya Tjokro kala itu pura-pura kelilipan abu arang kecil yang banyak dihamburkan lokomotif itu. Maka secara spontan Pak Tjokro pun memperlihatkan kasih sayangnya dengan menolong menghilangkan kotoran itu dari pelupuk mata kekasihnya. ”Coba kalau kelilipan itu datangnya berkali-kali kan lumayan,”katanya terbahak-bahak.

    Sikapnya terhadap anak-anaknya cukup tegas. Ia punya konsep bahwa anak itu harus diberikan kebebasan untuk berusaha dan percaya kepada dirinya. Dia tidak suka kalau anak itu harus ikut sampai mati dengan orang tuanya. Hal-hal itu dinilainya selain  menyusahkan orang tua bersangkutan  juga menyusahkan anak tersebut.

    Anak yang diberi kebebasan  menurutnya akan merasa memiliki martabat. Dengan demikian ia akan  memperoleh semangat untuk kehidupan  dirinya. Dengan semangat seseorang  akan menemukan sesuatu yang berhasil diselesaikannya atau diatasinya pada suatu saat meskipun menemui berbagai kesulitan  pada mulanya.

Dipuji Guru Besar
    Pengabdiannya kepada masyarakat dinilainya sebagai suatu tugas biasa. Ketika ditanya kesannya ia hanya merasa senang dapat memperbaiki taraf hidup rakyat kecil sebagaimana diucapkan Kepala Negara beberapa waktu lalu.” Orang banyak melihat kadang-kadang hanya melihat kepemimpinan  saya hanya dari satu segi saja,”ujarnya seolah kepada dirinya sendiri. Padahal, menurutnya, selain  perhatian tercurahkan  kepada masyarakat kecil, peningkatan tenaga kerja industri besar seperti galangan perkapalan juga tidak luput dari perhatiannya. Sehingga memungkinkan kemajuan  tersebut bisa dicapai.

    Kebijaksanaan memberikan kredit tanpa bunga kepada pengusaha-pengusaha kecil juga mendapat acungan jempol dari seorang Guru Besar Ekonomi di Jakarta.”Sebenarnya para ahli merubah bukunya melihat keberhasilan ini,”ujar guru besar tadi, yang hadir di ruang kerja gubernur pada penyerahan bantuan kredit kepada koperasi-koperasi teladan tahun 1982 di DKI Jakarta.

    Saat itu Gubernur DKI mengeluarkan Rp 10 ribu dan menyatakan diri masuk ke Primer Koperasi Tahu Tempe wilayah Jakarta Pusat, setelah mendengar koperasi itu dibuka. Ketua Umum Puskopti segera menerima uang tersebut dan mencatat Tjokropranolo sebagai anggota.

   Ketika ditanya “AB” mengenai rencananya sesudah tidak menjabat sebagai Gubernur DKI, Tjokropranolo dengan bersemangat  menyatakan akan meneruskan  pengabdiannya kepada masyarakat baik pada instansi lain kalau masih diperlukan maupun di bidang kemasyarakatan lainnya.

   Sebagai ketua kehormatan organisasi tunanetra se Indonesia, Pertuni, ia juga memimpin perusahaan impor ekspor milik para tunanetra itu, PT Pertuni Jaya. Selain itu, RS Bhakti Yudha di Depok juga di bawah kepemimpinannya.

    Gubernur yang mempunyai 4 putra dan 10 cucu  itu juga senang memelihara burung dara yang dianggap produktif. Sekitar 100 pasang itu dipelihara  oleh dua anak yatim yang ikut dengannya. Sementara dua anak yatim lainnya juga ikut dengan keluarga gubernur di Jalan Tegal itu. Mereka diberikan juga pendidikan dan pekerjaan.

Heran
   Menilai kegiatan istrinya dalam bidang kemanusiaan seperti menangani para penderita lepra dan Ketua Umum GMK3LH, Tjokropranolo menyatakan keheranannya. Karena, menurut penilaian banyak orang, justru pekerjaan yang paling  tidak disukai seperti sampah dan penyakit lepra, mendapat perhatian  dari istri Gubernur DKI itu.

    Menjelang akhir masa jabatannya, Gubernur DKI dan istrinya selalu hadir pada acara silaturahmi di setiap wilayah kota sekaligus acara perpisahannya dengan para karyawan Pemda DKI dalam hubungannya selaku Gubernur DKI.

    Setiap menutup kata sambutannya ia selalu mengatakan bahwa apa yang diperbuatnya selama ini  apabila membuahkan kebaikan  hal itu semata-mata  merupakan petunjuk dari Tuhan yang Mahaesa. Namun sebaliknya apabila  membuahkan kesalahan  anggaplah itu kesalahan  dia pribadi dan istrinya.”Sebagai manusia biasa saya minta maaf,”katanya selalu dengan nada rendah.


    Mungkin sikap H Tjokropranolo yang selalu memperhatikan kepentingan rakyat kecil ini membuatnya mudah terharu merupakan kelemahannya, namun di sana pula letak kekuatannya sebagai insan Tuhan. (Mustofa AS/ag).


Harian Umum”AB”
29 September 1982



1 comment:

Silakan beri komentar, terima kasih.