Monday 17 August 2015

Ratusan Ribu Umat Islam


 Ikut Parade Tauhid Indonesia
 
Umat Islam Jabodetabek Ikuti Parade Tauhid Indonesia, Ahad (16/08)

    Jakarta – Ratusan ribu umat Islam berkumpul di Plaza GBK, Jakarta, untuk ikut meramaikan Parade Tauhid Indonesia, Ahad (16/08). Massa yang sebagian besar berasal dari wilayah Jabodetabek itu sudah berdatangan sejak pukul 6 pagi.


    Sebagaimana rencana awal, setelah diawali orasi dari KH. Cholil Ridwan dan Imam besar FPI Habib Rizieq, massa kemudian menggelar long-march dari Plaza GBK, menyusuri Jalan Sudirman sampai ke Bundaran HI dan kembali lagi ke tempat semula untuk mendengarkan orasi dari para tokoh.

    Dengan berbaju putih-putih, peserta Parade juga membentangakan bendera bertuliskan ‘La Illaha ilallah Muhammadur Rasulullah’ sepanjang tiga kilo meter, seperti disampaikan pihak panitia.

    “Yang mendaftar ada sekitar 80 ribu orang, tapi yang hadir lebih. Mereka juga sampaikan akan membawa jamaah-jamaahnya,” ujar Alfian Tanjung, ketua Taruna Muslim yang didaulat sebagai pembawa acara.

    Adapun ustadz Zaitun Rasmin dari Wahdah Islamiyah dalam orasinya di penghujung acara menyampaikan bahwa perpecahan umat Islam itu adalah sebuah musibah, namun lanjutnya lagi, putus asa untuk bersatu adalah musibah yang lebih besar.“Maka di sini kita berkumpul di bawah kalimat tauhid La Illaha ilallah Muhammadur Rasulullah,” tandasnya.

Dalam foto PARADE TAUHID yang diunggahnya di facebook, Ustadz Arifin Ilham menyatakan:

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar...
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Merdeka hakiki adalah merdeka hati dari ilah, tuhan tuhan selain Allah (syirik, kufur, fasik belum merdeka).
Merdeka dari tipudaya dunia (serakah, bakhil belum merdeka).
Merdeka dari nafsu (pezina, pemabuk, pejudi, pemarah belum merdeka).
Merdeka dari keakuan diri (sombong, hasud, riya belum merdeka).
Merdeka dari kebodohon (malas belajar, malas ngaji, belum merdeka).
Merdeka dari syetan (percaya dukun, zimat, sesajen, ramalan, malas ibadah belum merdeka).
Merdeka dari sifat zholim (pencuri, koruptor, hianat, penipu durhaka belum merdeka).
Merdeka dari kezholiman (para pemimpin yg hianat, ingkar janji dan berani langgar sumpah, para penjajah maka rakyatnya belum merdeka).

     Dengarkan Kalam Allah, "Barang siapa yang Allah selamatkan dari siksa Neraka Jahanam, dan Allah masukkan ke dalam SyurgaNya di Akhirat kelak itulah hamba Allah yang merdeka!" (QS Ali Imron 185).

     So hamba yang merdeka itu adalah hamba Allah yang beriman, yang sangat takut ma'siyat, istiqomah, dg kemuliaan akhlaknya, terutama sifat rendah hati dan kedermawanan. Cinta umat manusia terutama saudaranya seiman, menghormati perbedaan, mencintai negerinya, keluarganya, para gurunya, para sahabatnya, para dhuafa dan orang orang tertindas, sehingga Allah wafatkan dalam keadaan husnul khotimah dan masuk Syurga FirdausNya...aamiin.

MERDEKA! ALLAHU AKBAR...

 
Foto Ustaz Arifin Ilham saat bersama para ulama dan ikhwah Fillah dalam Parade Tauhid.

Bukan bid'ah, Parade Tauhid pertama dilakukan Rasulullah tahun 616

Salah satu poster Parade Tauhiid Indonesia

    
    Sementara itu, Ketua Panitia Parade Tauhid Indonesia (PTI) Ustadz Haikal Hassan Baras menyatakan tidak terlalu mempermasalahkan jika ada pihak-pihak yang menyebut bahwa kegiatan PTI tidak terkait atau bukan rekomendasi Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) 2015.

    “Kita tidak mencari legitimasi dari pelaksana amanat kongres umat Islam ke VI di Jogja. Namun ini sebuah panggilan nurani untuk berkontribusi yang seharusnya diberikan prasangka baik dari para senior,” katanya Jumat (14/8/2015).

“    Tidak kah sebuah keindahan semua ormas, semua potensi, semua ulama, para guru berada disatu panggung berkomitmen memajukan politik Islam, budaya Islam dan ekonomi Islam?” lanjutnya.

Ustadz Haikal Hassan mengatakan bahwa adalah kewajiban setiap pribadi Muslim untuk memajukan politik Islam, budaya Islam dan ekonomi Islam dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.”Disitulah muara Parade Tauhid ini diadakan dengan mengambil tema mensyukuri nikmat kemerdekaan dan sekaligus halal bilhalal akbar sebagai budaya bangsa Indonesia sejak dulu,” pungkasnya.

    Menurut Ustadz Haikal kisah Parade Tauhid pertama 616 Masehi tatkala Umar bin Khaththab Radhiallahu ‘Anhu telah memeluk agama Islam dan disambut takbir oleh kaum Muslimin pada waktu itu. Dia juga memberi pandangan terkait adanya terdengar statemen sekelompok kecil umat Islam yang menyatakan bahwa Parade Tauhid adalah perbuatan sia-sia karena tidak bersandar pada sunnah Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam.
Dia menyebut bahwa Parade Tauhid Indonesia bukan bid’ah, Parade Tauhid pertama dilakukan Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam pada tahun 616 Masehi.

    Dalam kesempatan lain, juru bicara Parade Tauhid , Ust Hany Kristianto pada acara silaturahim dengan media hari ini (14/8/15) bahwa peserta Parade Tauhid yang sudah mendaftar pada web resmi panitia sudah sebanyak 80.000 orang dan diharapkan pada hari H akan membludak menjadi 200.000 an orang.

    “Parade Tauhid juga dikaitkan dengan kejadian Tolikara, itu tidak benar, karena kami sudah menyiapkan ini sebelum kejadian Tolikara “, jelas Ust Hanny lagi.

    Terkait, Ustadz Hany juga menjelaskan bahwa Parade Tauhid bukan parade politik dan tidak ada kaitannya dengan politik.

“Acara dimulai pukul 07.00 dari Pintu 7 dimulai dengan orasi para ulama dan tokoh Nasional untuk memberikan tausiyah kepada jamaahnya, kemudian dilanjutkan dengan parade.
A.
B.

Umat Islam Solo, Jateng mengikuti Parade Tauhid Indonesia (bawah). Bendera Tauhid sepanjang 2,5 km terbentang di Jalan Slamet Riyadi, Solo (atas).


     Sumber: Muslimdaily.net 16 Agustus 2015,PIYUNGANONLINE, Ahad, 16 Agustus 2015-- Arrahmah.com, Sabtu, 29 Syawwal 1436 H / 15 Agustus 2015 09:09. Foto-foto:muslimdaily.net, Panjimas.com, Piyunganonline,Kiblat.com.





No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.