Saling
Menghormati, Memahami, Mendukung dan Membela
Islamedia – Pimpinan
Majelis dzikir Az Zikra Ustadz Arifin Ilham mengajak umat Islam untuk saling
menghormati, saling memahami, saling mendukung, saling membela karena semua
dalam barisan perjuangan yg sama membawa bendera Laa ilaaha illaah
Muhammadurrosuulullah. Ajakan ustadz Arifin ini ditulis melalui halaman
Facebook pribadinya, senin (3/8/2015).
Ustadz Arifin juga mengajak untuk menyimak nasihat Kiai Ahmad
Daerobi, guru pondok pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur.
Agar semakin memperlihatkan nuansa Ukhuwah anatara elemen umat
Islam, Ustadz Arifin juga memperlihatkan foto yang memperlihatkan ormasi Islam
kompak bersama di masjid Az Zikra.
Berikut isi nasihat Kiai Ahmad Daerobi:
“Diam-diam ternyata saya menyukai semangat FPI
dalam memberantas kemunkaran. Saya tahu, kadangkala ada yg salah dalam aksi
mereka. Namun, kesalahan mereka tidaklah seberapa dibanding kesalahanku yg
takut dan tak peduli dengan kemunkaran yg merajalela.
Diam-diam ternyata saya menyukai semangat dan
ketulusan Jamaah Tabligh dalam meramaikan salat berjemaah di masjid. Saya tahu,
kadangkala ada yg salah dalam tindakan sebagian mereka. Namun, kesalahan mereka
tidaklah seberapa dibanding kesalahanku yg tidak melakukan apa- apa saat
tetanggaku banyak yang tidak salat.
Diam-diam ternyata saya menyukai semangat
Hizbut Tahrir dalam membangun khilafah. Saya tahu, ada yg salah dalam sebagian
konsep khilafah mereka. Namun, kesalahakanku yg tak mau berbuat apa-apa untuk
penegakan syariat Islam, jauh lebih besar daripada kesalahan mereka.
Diam-diam ternyata saya menyukai cara
berpolitik orang-orang PKS. Saya tahu, mereka banyak dihuni oleh tokoh-tokoh di
luar Nahdlatul Ulama; dan yg namanya partai politik pasti cukup banyak
kesalahan oknum mereka. Namun, kesalahan mereka tidaklah seberapa dibanding
kesalahanku memilih partai yg cenderung sekuler dan anti penerapan syariat
Islam.
Bahkan, diam-diam ternyata saya juga suka dg
keberanian Al-Qaidah dalam melawan kezaliman politik Amerika dan Israel. Aku
tahu, mereka melakukan beberapa kesalahan, tapi kesalahanku yg tidak peduli dg
nasib umat Islam jauh lebih besar daripada kesalahan mereka.
Dan,
dengan terang-terangan saya menyatakan sangat mengagumi Nahdlatul Ulama. Yakni,
NU yang sesuai dg pandangan Hadratussyekh Kiai Hasyim Asy’ari. Bukan NU yg
menjadi kendaraan politik. Bukan NU yg dipenuhi kepentingan pragmatis. Bukan NU
yg menjadi pembela Syiah dan Ahmadiyah. Bukan NU yg melindungi liberalisme.
Dan, bukan NU yg menjadikan Rahmatan Lil Alamin sebagai justifikasi untuk
ketidakpeduliannya terhadap perjuangan penegakan syariat”.
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.