Tuesday 4 August 2015

Polemik Menteri Hina Presiden, Pengamat Politik UI:

  Jangankan Menteri, Rakyat Pun Menghujat Jokowi



     Jakarta-- Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Muhammad Budyatna menilai wajar jika ada di antara menteri Kabinet Kerja mengolok-olok Presiden Joko Widodo. Rakyat, menurut Budyatna, juga ada yang cemooh Jokowi karena ketidakmampuannya memimpin pemerintahan.

    Hal ini membuat negara kembali gaduh lantaran politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu mengaku sudah mengantongi nama menteri di Kabinet Kerja yang menghina Presiden Joko Widodo.  "Kan gak enak kalau nyebut nama," katanya di Jakarta, Senin (29/6).

    Karena tak mau menyebut nama menteri itu, Masinton pun menyodorkan ciri-cirinya. Menurutnya, menteri itu berasal dari kalangan profesional dan berada di bawah koordinasi menteri perekonomian. Petunjuk lainnya, menteri itu seorang perempuan.  "Baru ada satu yang aku dengar. Perempuan," ujar Masinton.

    Merujuk pada ciri-ciri yang disodorkan Masinton itu maka arahnya pada satu orang menteri.
    Atas kegaduhan tersebut Budiyatna angkat bicara, "Saya rasa justru kalau ada menteri yang tidak mengolok-olok Jokowi, malah aneh. Kabinet Jokowi itu banyak orang pintar, sementara Jokowi tidak mampu mengelola mereka. Jangankan menteri, rakyat juga sudah mencemooh Jokowi," kata Budyatna, kepada wartawan di Jakarta, Senin (29/6).

    Dia contohkan bagaimana Jokowi bisa menjadi olok-olok seluruh negeri, ketika dalam kasus pemberian dana bantuan uang muka pembelian mobil bagi pejabat negara, dia mengatakan tidak tahu padahal dia yang menandatangani keputusan itu.

    "Dalam kasus tersebut, kelihatan kualitas Jokowi. Dia tidak paham apa yang dia teken. Bisa saja anak buahnya membodohinya kan?," ujar dia.

    Harusnya kata Budyatna, Jokowi minta anak buahnya untuk membuat draft.

    "Tapi dia sendiri harus paham apa yang dia pesankan pada anak buahnya. Jangan pesan nasi goreng, terus dikasih nasi uduk, langsung acc, karena dia tidak tahu nasi goreng seperti apa," pungkasnya.

    Pernyataan oknum menteri Kabinet Kerja yang dinilai menghina Presiden Joko Widodo menguatkan dorongan agar reshuffle segera dilakukan.

PDIP Minta Tambah Jatah di Kabinet

    Tidak hanya menteri dan sebagian rakyat saja yang mengolok-olok Presiden Joko Widodo (Jokowi). Di mata pengamat politik dari Universitas Indonesia, Muhammad Budyatna, sebagian dari kader PDI Perjuangan juga mengolok-olok Jokowi.

     “Kenapa Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo hanya meributkan menteri yang mencemooh Jokowi? Kenapa dia tidak meributkan para kader PDI Perjuangan yang juga mengolok-olok bahkan menghina Jokowi?" kata Budyatna, kepada wartawan di Jakarta, Senin (29/6).

   Budyatna mengungkap, PDI Perjuangan ini partai aneh. "Selaku partai pengusung utama, kenapa mencemooh orang yang diusungnya sendiri," tandasnya.

"Bilang saja minta jatahnya nambah, gitu aja kok repot,”
     Menurut Budyatna, isu menteri mencemooh Jokowi sengaja dilontarkan Tjahjo berkaitan dengan isu reshuffle. Tjahjo dinilainya berniat untuk mengambil posisi menteri yang diisukan mencemooh Jokowi tersebut dan menggantinya dengan kader PDI Perjuangan.

    "Kelihatan sekali kan, sebelumnya ada isu PDI Perjuangan minta jatah 5 menteri. Sekarang ini dengan melontarkan isu ini, PDIP ingin merebut posisi menteri yang diisukan itu. Bilang saja minta jatahnya nambah, gitu aja kok repot,” tegasnya.

    Terakhir Budyatna mengingatkan berbagai slogan yang digadang-gadang PDIP seperti koalisi tanpa syarat ternyata koalisi terbukti menjadi banyak syarat.

    "Dulu bilang koalisi tanpa syarat minta jatah menteri, sekarang terbukti koalisi dengan syarat dapat banyak menteri,” pungkasnya. [acep/acw]

   Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Sumber:Voa-Islam.com, Selasa, 14 Ramadhan 1436 H / 30 Juni  2015

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.