5
WILAYAH DI DKI DILANDA BANJIR
Seorang terseret air
Gubernur tinjau korban
Hujan deras Rabu dan Jumat
malam mengakibatkan kelima wilayah
Jakarta dilanda banjir. Gubernur DKI Jakarta Tjokropranolo Sabtu siang meninjau
lokasi banjir di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara. Nampak
Gubernur ketika meninjau Kelurahan Cilincing yang terkena banjir (kiri atas).
Para calon penumpang berdiri berderet tidak terangkut bis kota yang tidak
beroperasi karena pool bis Pelita Mas Jaya di Jl. A Yani tergenang air setinggi
2 meter, hari Sabtu (kanan atas). Toko-toko yang berderet di pinggir jalan
Palad dekat terminal bis Pulo Gadung terendam air. Palang penghalang di tengah
jalan agar kendaraan tidak memasuki jalan yang ramai digunakan sebagai tempat
bermain anak-anak di sana (kiri bawah). Di sepanjang Kali Malang Jakarta Timur
juga tidak luput dari serbuan air. Beberapa rumah nampak terendam air hingga
atapnya setinggi 3 meter (kanan bawah). (Foto-foto:
AB/Mustofa.AS/Antara/dd)
JAKARTA
(AB)
LEBIH dari 80 ribu penduduk Jakarta yang
tersebar di lima wilayah menjadi korban banjir akibat hujan yang turun Rabu
malam dan Jumat malam. Sejumlah tenda-tenda darurat didirikan di beberapa
tempat. Sementara gedung-gedung sekolah juga digunakan menampung para
pengungsi.
Sekitar 1.800 jiwa penghuni bangunan di
sepanjang Kali Sunter, Kampung Pulo Kandang, Kelurahan Kelapa Gading, Jakarta
Utara, terpaksa mengungsi dari serbuan air yang
meluap setinggi dada. Air merendam rumah-rumah di pinggir kali sejajar
dengan Jalan A Yani itu,. Mereka diungsikan ke ruang kosong milik Pertamina dan
PLN serta PT Biro Asri. Di areal yang sama
luapan air sungai itu menggenangi RW04 setinggi 3 meter.
Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Bekasi
Timur, Palad Pulo Mas, Jalan Layur juga tidak luput dari serbuan air. Jalan
Perintis Kemerdekaan yang tahun lalu
terendam luapan Kali Sunter kali ini lebih parah lagi. Banyak kendaraan yang
sudah memasuki air terpaksa didorong atau terpaksa kembali memutar sehingga
lalu lintas di sana macet.
Yang ketiban rejeki adalah anak-anak muda
yang memberikan jasanya mendorong
mobil-mobil yang mogok di tempat-tempat banjir itu.
Tidak jauh dari Terminal Pulo Gadung di
sepanjang pinggir kali, rumah-rumah yang dibangun dari papan-papan bekas
diperkirakan akan hanyut apabila arus sungai ‘menggila”.
Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara yang
ditinjau Gubernur DKI Tjokropranolo, Kepala Kopro Banjir Ir Martsanto, Ka Dinas
Sosial DKI drs Ahmad Toha dan pejabat lainnya hingga sore hari adalah wilayah
RW 05, 06 serta sebagian Kelurahan Semper yang terkena banjir.
Rukun warga yang terletak tidak jauh dari
proyek Cakung Drain itu memang rata digenangi air, meskipun tidak sampai satu
meter tingginya. Namun bila kali itu meluap dikhawatirkan ketinggian air akan
meningkat. Penghuni di sana diungsikan
ke tempat-tempat yang dinilai aman al. di SMP 143, SMEA 10, PGA,
Puspenmas, SMP 53. Jumlah mereka sekitar 400 KK..
Para pengungsi yang ditempatkan di ruang-ruang
kelas itu kebanyakan tidur di lantai. Sedangkan anak-anak tidur di atas
bangku-bangku yang dipepetkan menjadi satu. Sementara itu, Gubernur selalu
berdialog dengan para pengungsi yang rata-rata orang tidak mampu itu. Seorang
tua matanya berkaca-kaca tanpa mengucap sepatah katapun ketika Gubernur DKI
Tjokropranolo menyalaminya.
Seorang nenek tua duduk acuh tak acuh
menunggui dagangannya di warung ‘butut” di pinggir jalan yang dilewati
gubernur. Rupanya Pak Tjokro tertarik orang tua yang dikelilingi air banjir
itu. Setelah omong-omong sebentar dikeluarkannya selembar ribuan dari sakunya
dan diterima sang nenek dengan riangnya.
Seorang warga Cilincing sempat marah-marah kepada seorang Hansip yang
menghalanginya untuk menemui Gubernur yang lewat di depan rumahnya. ”Saya kan
warga Jakarta, ingin ketemu Pak Tjokro,”ujarnya. Dan petugas Hansip itu pun tak
berdaya ketika orang itu meraih tangan Gubernurnya terus diciumnya.
Selain Cilincing, Kelurahan Papanggo, Semper
dan Sungai Bambu yang terkena banjir meliputi jumlah 24.043 jiwa.
Kepada 400 KK di Kel. Kelapa Gading Dinas
Sosial DKI telah menyumbangkan 1 ton beras dan 1.500 bungkus supermie
Mengeluh
Di penampungan SMEA 10 dua
suami istri tua mengaku belum mendapatkan jatah beras. Padahal pengungsi
lainnya sudah dibagikan petugas sebanyak 2 liter per kepala keluarga. Suami
istri yang beranak 8 orang masih kecil-kecil itu berasal dari Rt 010/15
Kelurahan Semper. Sedangkan kebanyakan yang mengungsi di tempat itu dari Kel.
Cilincing. ”Kalau dari Semper tidak diurusi pak,”ujarnya kepada “AB”.
Seperti tahun lalu kami juga tidak mendapat
beras, keluhnya ketika “AB” menanyakan kepada Walikota Jakarta Utara Kustamto yang menyertai
Gubernur. Dikatakannya bahwa mereka yang belum mendapat jatah beras adalah
pengungsi yang baru datang. Kustamto kemudian menyuruh anak buahnya untuk
menangani hal itu.
Kesalahan
pemborong
Di wilayah Jakarta Pusat,
Kecamatan Tanah Abang, kali ini dua kelurahan
terkena luapan kali Krukut yang mengalir melewati belakang Kantor
Kecamatan. Radius 20 meter dari kali, air meluap mencapai 1,4 meter, namun
sampai Sabtu siang susut menjadi 60 cm. Penduduk di sana terpaksa ke
loteng-loteng dan bagi mereka yang tidak punya
loteng diungsikan ke SMP Muhammadiyah.
Sebanyak 6.300 jiwa dari 43 Rt Kelurahan
Bendungan Hilir dan Karet Tengsin diungsikan ke tempat-tempat yang aman.
Gubernur DKI dan Kepala Kopro Banjir Ir Martsanto yang meninjau ke tempat itu
Jumat dinihari langsung mengirim 200 sak pasir guna menanggulangi banjir di
sana.
Rumah Sakit AL “Dr Mintohardjo” juga tidak
luput dari serbuan air Kali Krukut ini. Beberapa pasien terpaksa dipindahkan ke
tintgkat II.
Menurut Tjokropranolo, genangan air yang
melanda daerah Bendungan Hilir itu al. dikarenakan kecerobohan pemborong jembatan di kali tersebut. Jembatan
yang seharusnya selesai sebelum musim hujan itu ternyata pembuatannya dilakukan
al. dengan memasang batang-batang kelapa di sungai sebagai penahan sehingga
menghambat arus air yang lewat.Gubernur langsung memerintahkan agar batang-batang
pohon itu segera dicabut.
Sementara itu berdasarkan laporan dari
pamong setempat sebanyak 14.000 lebih warga di sekitar kompleks Hankam, Slipi,
terkena genangan air. Namun di wilayah ini belum terkoordinir secara baik
penanggulangan banjir tersebut.
Kompleks Hankam Slipi ini memang merupakan
langganan banjir seperti diakui oleh
Gubernur DKI bahwa daerah ini selalu kebanjiran karena letaknya yang
memungkinkan air selalu singgah di sana.
Air di sana mencapai ketinggian 120 cm.
Demikian pula di Rw 08 Kel. Palmerah. Sedangkan di Kelurahan Kampung Sawah,
Tanjung Duren air mencapai 150 cm.
Akibat meluapnya Kali Grogol pemotongan
sapi di daerah Slipi Jumat malam hanya memotong 100 ekor dan ratusan sapi
diungsikan ke tempat yang lebih aman.. Gubernur memerintahkan Biro Perekonomian
DKI menambah pemotongan sapi di rumah pemotongan lainnya untuk mencegah gejolak
harga.
Menurut petugas Posko banjir di sana
sebanyak 550 KK diungsikan di tenda-tenda darurat yang didirikan di
pinggir-pinggir jalan. Sudin Sosial Jakbar telah menyumbang beras 14 bal dan dua karung susu untuk para korban.
Gubernur DKI Tjokropranolo kepada pers
mengatakan dibandingkan tahun lalu hujan lokal sekarang ini masih lebih kecil
dibandingkan musim hujan tahun lalu. Namun air dari langit yang turun dengan
curah di atas 150 mm selama 9 jam itu tertahan oleh air laut yang mengalami pasang naik mencapai 180
cm di atas permukaan terendah. Sehingga air tidak cepat masuk ke laut.
Menurut Gubernur untuk mengatasi banjir itu
al. pintu air di Depok akan dibuka pada saat air laut mengalami pasang surut.
Ketinggian air di pintu air Depok akan
dibuka pada saat air menurut Gubernur pada Sabtu siang itu mencapai 2,5 meter,
namun sudah cukup berbahaya bagi Jakarta.
Kepala Kopro Banjir DKI Ir Martsanto
mengatakan, titik kritis bagi Jakarta bila pintu air Depok menunjukkkan angka
300 sentimeter.
Sementara itu berdasarkan
catatan petugas Kopro banjir sejak pukul 09.00 hingga 14.30 Sabtu ketinggian
air di pintu air Depok terus meningkat. Dari 200, 215, 230, dan terakhir 260 cm
pukul 16.30 WIB.
Sementara
hari Minggu kemarin pukul 18.00 tercatat ketinggian air di pintu air Depok
sudah turun menjadi 180 cm.
Jakarta
Timur paling parah
Kali Cipinang Jakarta Timur
yang meluap sejak Kamis dini hari menggenangi Kelurahan Cipinang Besar Kec.
Jatinegara meliputi 14 Rw yang memiliki 6.470 KK atau 33.208 jiwa. Kelurahan
Cipinang Muara sebanyak 38 Rt terlanda banjir dan 1.152 KK diungsikan karena daerah itu air
mencapai ketinggian 1-2 meter. Mereka ditampung di SDN 03, 04, di jalan-jalan RW 012, di lapangan bola Rw 011
dan 01.
Kelurahan Pondok Bambu juga tidak luput
dari genangan air ini. Sebanyak 28 Rt
dari 9 Rw terdiri dari 5.779 jiwa dan Kel. Duren Sawit sebanyak 3.577 jiwa dari 5 Rw terpaksa
diungsikan. Dari Kel. Klender dan Pondok Kelapa 305 KK juga terpaksa mengungsi.
Di Kel. Duren Sawit air mencapai 70 cm,
sementara itu seorang pemuda bernama Prayitno (21 tahun) dari Warga Jaya hanyut ditelan arus ketika berusaha menolong
sesamanya Sabtu pukul 14.00 di Rt 001 Rw 04 Kel. Pondok Bambu.
Kecamatan Pulo Gadung juga kebanjiran akibat hujan terus menerus Rabu
malam dan Jumat malam tersebut. Ketinggian air di sana mencapai 150 cm,
sedangkan di Kel. Kayu Putih 4 Rt terlanda air meliputi 1.260 jiwa. Beberapa
pabrik di Kawasan Industri Pulo Gadung terkena banjir juga. Trakindo dan jalan
di depan pabrik yang menghubungkan lalu-lintas antara Pulo Gadung dan Bekasi air mencapai setengah
meter tingginya. Sebuah tiang listrik roboh akibat tanah pondasinya amblas.
Anak-anak muda yang menunggu kendaraan mogok
di Jalan Bekasi Timur dekat Terminal Pulo Gadung secara terang-terangan
menyiramkan air kotor terhadap mobil-mobil yang tidak mogok yang lewat di sana.
Beberapa mobil yang terbuka kacanya
langsung diteriaki mereka agar ditutup. Serentak mereka menyiramkan air ke kaca
mobil setelah penumpangnya segera menutup jendelanya.
Di Jalan A. Yani di wilayah Kebon Nanas
sampai Penas air menutupi jalan sehingga mobil dan kendaraan lainnya banyak
yang mogok termasuk bis-bis kota.
Jalan Inspeksi Kali Malang yang menghubungkan
Bekasi dengan Jakarta melalui pasar
Ciplak Halim Perdana Kusumah sejak Kamis padat dengan lalu lintas karena mereka yang menuju Bekasi
atau sebaliknya yang biasanya melewati
Pulo Gadung berpindah jalan melalui Kali Malang.
Kecamatan Kramat Jati meliputi Kelurahan
Kramatjati, Cipinang Melayu, Kampung
Makasar, Cawang dan Kebon Pala yang berjumlah 3.489 jiwa dan 496 rumah terpaksa
ditampung di Madrasah, SMP 14 filial. Air di kelima kelurtahan itu berkisar 1 sampai 2 meter tingginya.
Sementara itu, menurut petugas di Jakarta
Timur selama dua hari berturut-turut Kamis dan Sabtu telah didrop sebanyak 6,3
ton beras dari Sudin Sosial dan dibagikan kepada 89.234 jiwa dari 10.603 KK
dari 46 Rw 130 Rt dan 46 Rw di Jakarta Timur.
Dari Dinas Pemadam Kebakaran telah didrop
sebanyak 15 prerahu karet. Namun Sabtu malam permintaan bantuan perahu karet masih mengalir ke Posko
Banjir di kantor walikota.
Penduduk yang tinggal di pinggir-pinggir
kali terutama sepanjang Kali Kampung Bidaracina, Kampung Melayu, telah
diperingatkan agar mengungsi, namun menurut petugas posko banjir mereka enggan
meninggalkan tempat sebelum banjir itu benar-benar datang.
Di
Jakarta Selatan
Kompleks Polri Pondok Karya
yang juga merupakan langganan banjir, sampai Minggu sore masih tetap tergenang
air.
Beberapa bangunan di kompleks itu dikurung air
yang mengalir deras. Karena sebuah tanggul Kali Krukut yang melewati daerah itu
baru saja jebol, hingga air hampir menaik ke Jalan Tendean.
Kelurahan Bukit Duri yang terparah di
Jakarta Selatan ini air mencapai ketinggian hingga dua meter. Namun menurut
petugas Posko Banjir Minggu siang telah surut hampir separuhnya. Kelurahan
Tebet Barat, Manggarai Selatan, Tebet
Timur, Kebon Baru dan Menteng Dalam juga tidak luput dari sergapan air itu. Di
Kebon Baru air mencapai 2,5 meter dan 600 jiwa diungsikan ke tempat yang aman.
Demikian pula daerah Guntur Kec. Setia Budi
menurut petugas banjir sebuah tanggul telah jebol mengakibatkan air meluap di
daerah itu. Sebanyak 600 KK diungsikan.
Kecamatan Kebayoran Lama 3.000 jiwa juga
ditampung karena sebagian Kelurahan Cipete Utara, Karet Semanggi,
Petukangan terkena banjir. Juga Grogol
Selatan 600 jiwa diungsikan setelah air menaik setinggi 1,55 cm.
Khusus di Kecamatan Mampang Prapatan ini
enam kelurahan juga terkena banjir al. akibat meluapnya Kali Krukut.
Pangdam
V tinjau banjir
Pangdam V Jaya Mayjen TNI
Norman Sasono, hari Sabtu juga meninjau daerah-daerah yang terkena banjir,
terutama di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Barat.
Pada kesempatan itu Norman Sasono
mengatakan, Kodam V Jaya dalam usahanya memberi bantuan terhadap masyarakat yang terkena musibah
banjir telah mengerahkan Satuan Tugas Banjir yang dibantu Polri serta AMPI.
Di
samping itu untuk pertolongan pertama juga telah dikerahkan perahu2 karet untuk
menolong mengungsikan masyarakat yang rumahnya terenda,m air ke penampungan
sementara.
Usaha lainnya, yaitu dengan mengadakan
dapur umum serta pengobatan umum oleh team kesehatan lapangan ABRI. Kesemuanya
itu menurut Panglima Kodam V merupakan
Bhakti ABRI kepada masyarakat yang harus selalu manunggal dan sebagai
upaya dalam menunjang Pemda DKI Jaya dalam mengatasi bencana banjir.
Juga
di Perumnas Bekasi
Perumnas Bekasi I sebagian
rumah-rumahnya kelihatan “tenggelam” digenangi air sampai ke kantornya yang
terletak dekat jalan raya. Stadion Bekasi seperti sebuah villa dengan air melingkarinya.
Jalan Kartini sampai kemarin “dipalang”
karena dilanda air. Kendaraan bermotor sama sekali dilarang masuk.
Kompleks Perumnas Bekasi II juga kebanjiran
namun terbatas ketika hujan turun saja. Namun sawah-sawah di sekitar Perumnas
itu nampak rata dengan air.(33/36/dd)
Harian Umum “AB”
Senin,
28 Desember 1981/1 Rabiul Awal 1402H
HL-1
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.