Taman
pun dikorbankan untuk tempat parkir kendaraan
KAWASAN di
sekitar pasar tekstil Tanah Abang, Jakarta Pusat, sejak lama semrawut.
Pedagang kakilima, pedagang onderdil, bertumpuknya bermacam-macam kendaraan
yang melewati jalan H Fahrudin, H Mas
Mansyur dan Kebon Jati menjadikan areal di sana padat lalu-lintas dan tidak jarang timbul
kemacetan lalu-lintas yang berkepanjangan. Adanya terminal bis di jalan Kebon
Jati juga merupakan simpul dari kemacetan, termasuk para pedagang sayur mayur
di sepanjang jalan tersebut.
Setelah terminal bis dikosongkan, lokasi
tersebut kini diperuntukkan untuk
pembangunan pasar khusus bagi para pedagang kakilima yang selama ini
“menyumbat” jalan-jalan di sekitar pasar tekstil tersebut.
Kini kawasan seluas 40 hektar itu sedang
dalam pembenahan secara menyeluruh dan bertahap. Peremajaan itu untuk mengatasi
kemacetan lalu-lintas, pemberian tempat kepada para pedagang kakilima dan kelancaran
lalu-lintas perdagangan.
Pembangunan blok A pasar Tanah Abang,
pembangunan tempat parkir dan kios-kios di bekas pasar kambing di belakang
pasar tekistil kini sedang dilakukan. Gedung yang akan dibangun di bekas pasar
kambing menurut rencana lantai dasar untuk parkir kendaraan, lantai 1 dan 2 untuk kios-kios dan lantai 3
serta 4 untuk parkir kendaraan.
Sedangkan bekas terminal nantinya hanya
mampu menampung 499 pedagang kakilima dari sekitar 1.800 pedagang kakilima yang
ada di sekitar pasar Tanah
Abang.”Sisanya sudah diprogramkan oleh Pemda DKI,” ujar Camat Tanah Abang Radji
Pramono dalam keterangannya kepada wartawan Rabu siang.
Kini tengah dibangun pula pasar onderdil
guna menampung para pedagang suku cadang kendaraan bermotor dari jalan
Fahrudin.
Blok A yang kini sedang dibangun semula
tempat parkir kendaraan bermotor, sekarang dibangun kios-kios.
Sejak dua tahun lalu bekas tanah Kodau
telah dibangun pula gedung bertingkat untuk para pedagang yang merupakan bagian
peremajaan areal seluas 40 hektar.
Dengan usaha peremajaan tersebut tentu saja
membawa pengaruh khususnya terhadap areal parkir yang berkurang,di samping itu
kesemrawutan lalu-lintas di sana bukannya berkurang.
Tetapi menurut Camat Tanah Abang, Muspika
setempat 6 Nopember lalu memutuskan tempat parkir sementara di sekitar pasar
Tanah Abang terletak di sebelah selatan sejajar dengan jalan untuk 20 mobil.
Taman di halaman pasar juga dibongkar untuk mengatasi kekurangan parkir di
tempat tersebut. Khusus untuk mobil barang ditempatkan di jalan Fahrudin di
depan pasar onderdil yang dalam tahap pembangunan.
Kesemrawutan di sekitar pasar Tanah Abang
diakui oleh Kepala Pasar Tanah Abang Empong Yusuf.”Walikota Jakpus ingin
mengatasi kesemrawutan di sekitar sini dengan bangunan dan sarana yang baik,”ujarnya.
Menurut Empong, meskipun taman dikorbankan
untuk parkir kendaraan, namun sangat
bermanfaat untuk mengatasi kekurangan areal parkir saat ini.. Blok A juga
bukan seluruhnya untuk kios-kios namun
sebagian nantinya dipergunakan untuk parkir.”Semoga bulan puasa areal parkir sudah siap di blok
A,”ujarnya.
Buang-buang uang
AREAL parkir yang sekarang ada hanya mampu
menampung 300 kendaraan dalam keadaan diam, itu pun dipaksakan, ujar Empong
Yusuf. Sedangkan kendaraan yang keluar masuk sekitar 2.000 kendaraan per hari.
Nantinya jika peremajaan tersebut telah
selesai areal parkir di sekitar pasar regional itu seluas 4 hektar dapat
menampung 800 mobil dalam keadaan diam dan sekitar 3.000 mobil yang keluar
masuk pasar. Di sana disediakan pula tempat transit barang dagangan.
Mengisahkan awal pembangunan tempat parkir
dan kios-kios yang kini sedang dibangun, Empong Yusuf yang sewaktu menerima
tanggung jawab sebagai kepala pasar Tanah Abang terlambat dua jam gara-gara
lalu-lintas macet itu menyatakan, sulit mencari developer untuk membangun
kios-kios untuk pedagang kakilima.”Mereka bilang membangun kios untuk kakilima
sama saja dengan buang-buang duit,”ujarnya.
Menurut dia, yang pertama dipikirkan
sebagai kepala pasar Tanah Abang adalah bagaimana mrembenahi pedagang kakilima
di sepanjang pinggir pasar dan membenahi tempat parkir. Rupanya konsep itu
mendapat tanggapan dari Pemda DKI dan kini di sana dilakukan
pembenahan-pembenahan.
Ternyata developer sanggup membangun
kios-kios untuk penampungan pedagang kakilima setelah ditawarkan membangun
kios-kios di blok A dan bekas pasar kambing dengan syarat, mereka membangun
tempat parkir untuk PD Pasar Jaya,
sedangkan kios-kios yang mereka bangun boleh dikelola oleh pihak developer.
Pasar pusat tekstil Tanah Abang memiliki
5.000 kios dengan 3.015 pedagang, separuhnya pedagang warga negara Indonesia
keturunan Cina.
Peremajaan kawasan Tanah Abang ini termasuk
di dalamnya pelebaran jalan Fahrudin, Mas Mansyur sampai jalan Jatibaru, kata
Camat Tanah Abang.
(Mustofa AS/ds).--*
Harian Umum AB
Kamis, 4 Desember 1986
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.