Yang
sudah lama ditunggu akhirnya muncul juga
RASA kaget dan gembira bercampur jadi satu
ketika Senin sore kendaraan yang
ditumpangi penulis sampai di mulut jalan raya Jatinegara Timur, tepatnya di
halte bis Kebon Pala atau di depan gereja
Koinonia Jakarta Timur. Kaget, karena di sekitar tempat tersebut arus
kendaraan berjalan lancar tidak seperti hari-hari sebelumnya. Aneh memang, arus
kendaraan lancar kok malah kaget! Ya jelas kaget, karena kemacetan lalu-lintas
di wilayah DKI Jakarta rasanya sudah bukan hal yang aneh lagi. Sudah bukan merupakan “berita” lagi, kata orang.
Gembira karena keadaan yang demikian itu
yakni tertibnya lalu lintas sudah lama ditunggu-tunggu para pemakai jalan, tentu
saja pemakai jalan yang disiplin. Dan yang tidak kalah penting jika arus lalu
lintas lancar, penulis dan banyak pemakai jalan lainnya tidak perlu
mengeluarkan tenaga ekstra seperti hari-hari sebelumnya. Rupanya pihak aparat
wilayah Jakarta Timur sejak Senin, 1 Desember 1986 mulai meningkatkan
gerakannya melakukan penertiban, khususnya sepanjang jalur jalan
Matraman-Jatinegara Timur-Terminal Kampung Melayu- Jalan Jatinegara Barat, yang
memang selalu macet dan semrawut. Jalan-jalan yang menjadi sasaran penertiban aparat
kepolisian, DLLAJR, aparat ketertiban itu dinamakan kawasan tertib lalu-lintas.
Tidak berlebihan kiranya jika kita angkat jempol untuk keberhasilan aparat Jakyim
melancarkan arus lalu-lintas dan tertib kakilima di tempat-tempat tersebut.
Semua warga DKI yang pernah melewati atau
sehari-harinya melalui jalan Jatinegara Timur/Jalan Jatinegara Barat tentu
merasakan betapa jalur jalan tersebut
tidak pernah sepi dari tumpukan berbagai jenis kendaraan seperti bis kota, bis
mikro, mikrolet, bajaj dan aneka jenis kendaraan pribadi serta kendaraan angkutan
barang yang keluar masuk pasar Jatinegara.
Khusus di sekitar gereja Koinonia dan halte Kebon Pala
setiap hari mengalami kemacetan lalu-lintas disebabkan antara lain oleh para
penyeberang jalan yang tidak menggunakan jalur yang telah ditetapkan, pedagang
kakilima di halte dan sepanjang trotoar di kiri kanan jalan, termasuk mereka
yang berdagang di pinggir jalur lambat ikut andil memacetkan arus lalu-lintas
di sana.
Para calon penumpang bis maupun bis mikro
jurusan Klender, Pondok Kelapa dan
daerah timur lainnya biasanya menunggu kendaraan di sepanjang pembatas jalan.
Mereka berebut ketika kendaraan-kendaraan yang datang dari arah Jalan
Jatinegara Barat langsung memotong Jalan Jatinegara Timur dan memungut
penumpang.. Sehingga arus kendaraan dari arah Matraman Raya terhambat. Sehingga
arus kendaraan-kendaraan yang juga memotong menuju jalur lambat, khususnya bis
mikro dan mikrolet menambah semrawutnya kawasan tersebut.
Pedagang kakilima dari mulai penjual
buah-buahan, peramal-peramal porkas, penjual kaset bekas, tukang sol sepatu dan
pedagang makanan minuman menambah ramai situasi di sekitar tempat tersebut.
Penertiban yang dilaklukan aparat wilayah
Jakarta Timur tentu saja melegakan semua pihak. Trotoar yang seharusnya untuk
pejalan kaki kini berfungsi lagi, penyeberang jalan yang seenaknya memotong
jalannya kendaraan juga ditertibkan,
termasuk parkir kendaraan ditata lebih rapih.
Keadaaaan seperti yang terlihat Senin sore lalu di kawasan
tertib lalu-lintas di wilayah Jaktim itu selain menguntungkan semua pihak,
aparat wilayah pun tentu tidak repot jika ketertiban semacam itu terus dijaga
dan diawasi. Sekali pedagang kakilima diberi kelonggaran berdagang di trotoar,
mereka akan datang berduyun-duyun ke tempat tersebut. Demikian pula para
penyeberang “maut” harus diberikan pelajaran untuk disiplin.
Harapan kita semua ketertiban yang telah
tercipta di kawasan tersebut bisa diperluas lagi secara bertahap. Di
samping mendisiplinkan para pemakai jalan, pedagang kakilima, juga
mendisiplinkan masyarakat secara keseluruhan.
Kawasan tertib lalu-lintas yang meskipun
baru meliputi beberapa jalan penting, perlu dipertahankan dan jangan sampai
“kebobolan” sehingga kembali lagi seperti keadaan semula, macet dan semrawut.
Di wilayah lain di Jakarta Timur walaupun
baru pemasangan tanda-tanda peringatan kepada para pemakai jalan seperti yang
dipasang di sepanjang jalan inspeksi Tarum Barat
( Kali Malang) sejak Senin
lalu, cukup memberikan arti bagi para pemakai jalan. Tinggal kini menunggu
giliran kapan jalan tersebut bisa lancar seperti kawasan tertib lalu-lintas
itu. (Mustofa.AS/dm)---*
Harian Umum AB
Rabu, 3 Desember 1986
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.