Tuesday 26 May 2015

Kawasan tertib lalu lintas di Jaktim:



Yang sudah lama ditunggu akhirnya muncul juga

    RASA kaget dan gembira bercampur jadi satu ketika Senin sore kendaraan  yang ditumpangi penulis sampai di mulut jalan raya Jatinegara Timur, tepatnya di halte bis Kebon Pala atau di depan gereja  Koinonia Jakarta Timur. Kaget, karena di sekitar tempat tersebut arus kendaraan berjalan lancar tidak seperti hari-hari sebelumnya. Aneh memang, arus kendaraan lancar kok malah kaget! Ya jelas kaget, karena kemacetan lalu-lintas di wilayah DKI Jakarta rasanya sudah bukan hal yang aneh lagi. Sudah bukan  merupakan “berita” lagi, kata orang.

    Gembira karena keadaan yang demikian itu yakni tertibnya lalu lintas sudah lama ditunggu-tunggu para pemakai jalan, tentu saja pemakai jalan yang disiplin. Dan yang tidak kalah penting jika arus lalu lintas lancar, penulis dan banyak pemakai jalan lainnya tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra seperti hari-hari sebelumnya. Rupanya pihak aparat wilayah Jakarta Timur sejak Senin, 1 Desember 1986 mulai meningkatkan gerakannya melakukan penertiban, khususnya sepanjang jalur jalan Matraman-Jatinegara Timur-Terminal Kampung Melayu- Jalan Jatinegara Barat, yang memang selalu macet dan semrawut. Jalan-jalan yang menjadi sasaran penertiban aparat kepolisian, DLLAJR, aparat ketertiban itu dinamakan  kawasan tertib lalu-lintas.

     Tidak berlebihan kiranya jika kita  angkat jempol untuk keberhasilan aparat Jakyim melancarkan arus lalu-lintas dan tertib kakilima di tempat-tempat tersebut.

    Semua warga DKI yang pernah melewati atau sehari-harinya melalui jalan Jatinegara Timur/Jalan Jatinegara Barat tentu merasakan  betapa jalur jalan tersebut tidak pernah sepi dari tumpukan berbagai jenis kendaraan seperti bis kota, bis mikro, mikrolet, bajaj dan aneka jenis kendaraan pribadi serta kendaraan angkutan barang yang keluar masuk pasar Jatinegara.

    Khusus di  sekitar gereja Koinonia dan halte Kebon Pala setiap hari mengalami kemacetan lalu-lintas disebabkan antara lain oleh para penyeberang jalan yang tidak menggunakan jalur yang telah ditetapkan, pedagang kakilima di halte dan sepanjang trotoar di kiri kanan jalan, termasuk mereka yang berdagang di pinggir jalur lambat ikut andil memacetkan arus lalu-lintas di sana.

    Para calon penumpang bis maupun bis mikro jurusan  Klender, Pondok Kelapa dan daerah timur lainnya biasanya menunggu kendaraan di sepanjang pembatas jalan. Mereka berebut ketika kendaraan-kendaraan yang datang dari arah Jalan Jatinegara Barat langsung memotong Jalan Jatinegara Timur dan memungut penumpang.. Sehingga arus kendaraan dari arah Matraman Raya terhambat. Sehingga arus kendaraan-kendaraan yang juga memotong menuju jalur lambat, khususnya bis mikro dan mikrolet menambah semrawutnya kawasan tersebut.

    Pedagang kakilima dari mulai penjual buah-buahan, peramal-peramal porkas, penjual kaset bekas, tukang sol sepatu dan pedagang makanan minuman menambah ramai situasi di sekitar tempat tersebut. 

    Penertiban yang dilaklukan aparat wilayah Jakarta Timur tentu saja melegakan semua pihak. Trotoar yang seharusnya untuk pejalan kaki kini berfungsi lagi, penyeberang jalan yang seenaknya memotong jalannya kendaraan  juga ditertibkan, termasuk parkir kendaraan ditata lebih rapih.

    Keadaaaan seperti  yang terlihat Senin sore lalu di kawasan tertib lalu-lintas di wilayah Jaktim itu selain menguntungkan semua pihak, aparat wilayah pun tentu tidak repot jika ketertiban semacam itu terus dijaga dan diawasi. Sekali pedagang kakilima diberi kelonggaran berdagang di trotoar, mereka akan datang berduyun-duyun ke tempat tersebut. Demikian pula para penyeberang “maut” harus diberikan pelajaran untuk disiplin.

    Harapan kita semua ketertiban yang telah tercipta di kawasan tersebut bisa diperluas lagi secara bertahap. Di samping  mendisiplinkan  para pemakai jalan, pedagang kakilima, juga mendisiplinkan masyarakat secara keseluruhan.

    Kawasan tertib lalu-lintas yang meskipun baru meliputi beberapa jalan penting, perlu dipertahankan dan jangan sampai “kebobolan” sehingga kembali lagi seperti keadaan semula, macet dan semrawut.

    Di wilayah lain di Jakarta Timur walaupun baru pemasangan tanda-tanda peringatan kepada para pemakai jalan seperti yang dipasang di sepanjang jalan inspeksi Tarum Barat
( Kali Malang) sejak Senin lalu, cukup memberikan arti bagi para pemakai jalan. Tinggal kini menunggu giliran kapan jalan tersebut bisa lancar seperti kawasan tertib lalu-lintas itu. (Mustofa.AS/dm)---*



Harian Umum AB
Rabu, 3 Desember 1986

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.