Tuesday 26 May 2015



Sehari tanpa BBM, hemat 15 juta liter
     
    Banyak orang yang terkena   berbagai krisis, khususnya krisis moneter saat ini, melakukan hidup hemat karena dipaksa keadaan. Mereka yang semula menggunakan  kendaraan pribadi roda empat ada yang beralih ke roda dua, bahkan tidak sedikit yang menggunakan kendaraan umum. Karyawan yang semula enggan membawa bekal makan siang, sekarang menenteng rantang untuk mengurangi biaya makan siang.


    Keadaan yang memprihatinkan bagi sebagian golongan menengah ke bawah itu juga membuat mereka melakukan berbagai upaya supaya dapat bertahan hidup dalam  keadaan serba sulit dan serba mahal itu.

    Banyak pula karyawan melaksanakan puasa Senin-Kamis, karena banyak manfaat yang diperoleh bagi mereka yang menjalankannya.

    Presiden B.J. Habibie juga mengharapkan agar masyarakat Indonesia melakukan puasa Senin-Kamis. Puasa ini selain sebagai ibadah, dari segi penghematan ternyata besar juga manfaatnya.

    Bilamana manusia sekali makan 200 gram beras maka dalam satu tahun bisa dihemat  20 kg beras. Menurut Habibie, apabila satu juta manusia Indonesia melakukan puasa Senin-Kamis maka bisa dihemat 20 ribu ton beras., jika yang berpuasa 50 juta bisa dihemat satu juta ton beras, dan bila 100 juta manusia maka bisa dihemat 2 juta ton beras. Tiga juta ton beras yang sama jumlahnya dengan beras yang harus kita impor bisa dihemat bila 150 juta rakyat Indonesia melaksanakan  puasa Senin-Kamis.

    Berhemat memang diperlukan setiap saat, bukan hanya pada saat-saat krisis saja. Kita harus berhemat air, listrik, dan juga bahan bakar.

    Selama ini kita masih boros menggunakan air maupun bahan bakar minyak, apalagi bagi kendaraan bermotor tidak terhitung berapa solar maupun premium yang habis dibakar pada jalan-jalan yang macet.

Triliunan rupiah
    Akan halnya hemat BBM pemerintah bukan sekali dua kali melakukan imbauan dengan berbagai cara, namun belum terlihat nyata hasilnya.

    Barangkali kita harus melakukan suatu terobosan yang meskipun kelihatannya sepele tetapi akan berdampak kepada penghematan yang cukup besar.

    Dalam beberapa kesempatan berbincang-bincang dengan wartawan, Pimpinan  Pertamina Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri (UPPDN ) III (DKI Jakarta dan Jabar) Ir. Harry Poernomo melontarkan suatu ide perlunya ada kegiatan “Sehari Tanpa BBM”.

    Konsep “Sehari Tanpa BBM”, menurut  Harry Poernomo, sebagai salah satu bentuk penghematan bahan bakar minyak secara menyeluruh yang bersifat mendidik masyarakat konsumen dan sesuai dengan kebijakan pemerintah yang menyerukan kita semua untuk hemat energi.”Jika Departemen Kesehatan dan pihak terkait berhasil melaksanakan ‘Sehari Tanpa Tembakau’ sudah saatnya pula bangsa Indonesia memikirkan perlunya untuk memasyarakatkan Sehari Tanpa BBM,”ujarnya.

    Dikatakannya, di Propinsi Bali yang secara kultural dan didorong oleh pelaksanaan prosesi keagamaan yang dianut penduduknya, telah melaksanakan konsep “Sehari Tanpa BBM” secara turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu. Pada saat  melaksanakan ritual “Hari Raya Nyepi” maka tidak satupun warga yang menggunakan kendaraan bermotor kecuali petugas, penerangan listrik dimatikan dan pada hari itu seluruh kegiatan masyarakat berhenti total.

    Selain melaksanakan ritual keagamaan pada Hari Raya Nyepi, segenap penduduk Pulau Dewata secara langsung telah menghemat ribuan liter premium, solar maupun jenis BBM lainnya yang jika dirupiahkan mencapai miliaran rupiah. Harry Poernomo mengatakan jika hal serupa dilakukan oleh seluruh wilayah Indonesia tentunya dengan tema-tema yang berlainan, maka beberapa triliun rupiah dapat dihemat dari pelaksanaan konsep ini.

    Amerika Serikat sebagai negara besar saja saat harga minyak di atas 30 dolar AS/barel melakukan penghematan besar-besaran dalam upaya menekan melambungnya harga BBM di seluruh wilayah AS. Upaya tersebut dilakukan dengan membatasi pembelian BBM bagi kendaraan bermotor di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan bakar untuk Umum) sesuai dengan jatah yang telah ditetapkan, dan Presiden AS, waktu itu Jimmy Carter, atas nama pemerintah tidak lagi mengimpor/membeli minyak dari luar negeri. Sementara Amerika Serikat dan Jepang sebagai negara konsumen terbesar di dunia tidak lagi membeli/impor BBM, maka harga minyak yang tinggi itu pun kemudian berangsur-angsur turun kembali, tutur Pimpinan Pertamina UPPDN III.

    Namun demikian konsep “Sehari Tanpa BBM” jangan diartikan bahwa Indonesia mulai kekurangan minyak, karena kita masih memiliki persediaan BBM yang cukup melimpah. Hal yang perlu kita pikirkan sekarang adalah bagaimana mendidik masyarakat agar bersedia melakukan penghematan BBM. Penghematan itu mutlak diperlukan, karena harga minyak yang selama ini kita nikmati masih mengandung komponen subsidi dari pemerintah yang nilainya cukup besar.

Perlu dukungan
    Meskipun seruan hemat energi terus dicanangkan pemerintah, namun menurut Harry Poernomo, pemborosan terhadap penggunaan BBM masih saja berlangsung. Kondisi serupa ini sangat mudah kita temui, contoh yang gampang saja hampir di setiap pelataran SPBU banyak terdapat ceceran minyak solar yang tumpah saat bus/truk mengisi BBM. Setelah diamati ternyata para operator SPBU, sopir bus/truk cenderung menganggap kecil terjadinya ceceran minyak, karena harga solar yang murah. Maka dari itu, kebiasaan mereka kalau belum tumpah mereka belum berhenti mengisi tangki BBM-nya. Pemborosan seperti ini sangat disesalkan, karena jelas menambah berat beban subsidi yang ditanggung pemerintah selama ini.

    Perwujudan sehari tanpa BBM memang memerlukan perjuangan dan dukungan semua pihak. “Namun saya yakin selain kampanye yang dilakukan secara berkesinambungan konsep ini dapat dilaksanakan dengan baik. Sekali lagi saya tekankan bahwa upaya memasyarakatkan “Sehari Tanpa BBM” bukanlah karena kita kekurangahn BBM, namun yang lebih mendasar adalah BBM makin mahal. Di samping itu pemerintah harus terus menerus memberikan subsidi, sementara utang luar negeri kita sudah menunjukkan lampu merah.”

Hemat 15 juta liter
    Sebagai gambaran tingkat kebutuhan BBM, Harry Poernomo menyebutkan, penjualan produk BBM di wilayah kerja Pertamina UPPDN IIII yang terus meningkat dari tahun ke tahun dengan tingkat kenaikan sebesar7,2%. Prosentase tersebut melebihi rata-rata tingkat kenaikan secara nasional yang besarnya mencapai 6% per tahun. 

     Realisasi penjualan BBM tahun anggaran 1997/1998 jenis premium tercatat sebesar 11.375.000 liter/hari dan solar sebesar 17.101.000 liter per hari. Berdasarkan data tersebut maka secara nasional kita dapat menghemat premium dan solar kurang lebih 15.000.000 liter per hari jika kita mampu melaksanakan  “Sehari Tanpa BBM”. Maka miliaran rupiah dapat kita hemat melalui kegiatan hemat energi ini.

    Banyak cara berhemat, termasuk hemat BBM, mungkin cara “Sehari Tanpa BBM” bisa dilaksanakan asalkan kita mau, soal kapan dan bagaimana  caranya tentu kita serahkan kepada Bapak-bapak yang berwenang untuk itu. Semoga saja.
(mustofa as/2.2)




Harian Umum “AB”
Jumat, 31 Juli 1998

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.