Wednesday 13 May 2015

Imam Besar Masjid Istiqlal Tak Kaget Simbol Iluminati di Kafe Putra Jokowi

Facebook
Gibran Rakabuming Raka bersama Tyo Nugros, yang mampir ke kafe Markobar miliknya.

    Jakarta -- Imam Besar Masjid Istiqlal, Ali Mustafa Yaqub mempertanyakan penggunaan gambar mata satu dan segitiga di kafe Markobar, milik putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Dia menepis bahwa simbol yang identik dengan Iluminati tersebut hanya sekadar seni.

    Menurut Ali Mustafa, masyarakat tidak perlu heran dengan munculnya simbol tersebut. Pasalnya, Protokol Zionisme sudah dirancang sejak 1897, dan semua kejadian itu sudah direncanakan oleh kelompok Yahudi tersebut.

    "Kalau Cuma sekadar seni, saya kira tidak. (Simbol) itu bukan cuma di Indonesia, di mana-mana. Gambar itu merupakan simbol Zionisme. Kalau seni, lebih banyak orang mengenal seni Jawa," katanya kepada Republika Online, Rabu (6/5) malam WIB.

    Ali Mustafa mengingatkan, masyarakat untuk selalu waspada dengan gerakan Zionisme. Dia menyebut, agen Zionis juga betebaran di Indonesia, dengan segala profesi. Karena itu, kalau tiba-tiba muncul simbol Iluminati di Indonesia, ia tidak kaget.

    “Saya tidak heran. Nah kita tak tahu di sekitar banyak agen Zionis. Kita perlu waspada," ujar alumnus Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh tersebut.

    Sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan di lini masa. Itu setelah terpampang gambar mata satu dan simbol segitiga di kafe miliknya yang bernama Markobar. Kafe yang merupakan kependekan dari Martabak Kottabarat tersebut, berada di sebelah barat Solo Grand Mall.

    Hanya saja, tempat usaha Gibran tersebut mencuat setelah sebuah foto yang diidentikkan sebagai simbol organisasi Freemason terpampang di salah satu sudut kafe. Di samping itu, terdapat tulisan 'Yes You Can'.
    Sementara itu, Gibran sepertinya menyadari gambar mata satu dan segitiga di kafe miliknya menjadi pembicaraan netizen. Melalui akun @Chilli_Pari, ia membuat kicauan konyol untuk mengklarifikasi tudingan gambar iluminati.

    Chilli Pari adalah perusahaan  katering dan wedding organizer miliknya. "Ternyata bukan cuma Markobar. Menu chilli pari juga penuh konspirasi," begitu status Chilli Pari yang disertai nasi tumpeng berbentuk segitiga, yang disandingkan dengan simbol Dajjal.


MUI Minta Gambar Dajjal di Kafe Milik Putra Jokowi Dihapus
Gambar Dajjal di kafe Markobar, Solo, milik Gibran Rakabuming Raka.

    Jakarta -- Putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan setelah kafe miliknya di Solo diketahui memasang gambar mata satu dan simbol segitiga. Gambar di kafe Markobar tersebut diidentikkan sebagai simbol organisasi Freemason atau Iluminati.

    Terkait hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Kerukunan Antarumat Beragama, Slamet Effendi Yusuf turut berkomentar. Demi menghindari kontroversi lebih lanjut, Slamet meminta Gibran untuk segera menghapus gambar tersebut.

    "Gampangnya, sudahlah, Gibran minta pembantunya hapus saja segera gambar itu dan kalau dia tidak mengerti, beri keterangan ke masyarakat bahwa dia tidak mengerti," kata Effendi kepada Republika, Kamis (7/5) malam WIB.


     Effendi berharap, pemasangan gambar tersebut dikarenakan ketidaktahuan Gibran terhadap makna simbol tersebut. Apalagi, lanjutnya, simbol tersebut memang cukup populer di kalangan anak muda.

     "Mudah-mudahan itu karena ketidaktahuannya makanya memasang gambar itu. Mudah-mudahan karena itu dianggap asyik dan menarik untuk anak muda makanya dia memasang simbol Dajjal itu," ujarnya.

     Untuk diketahui, putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan setelah sebuah foto yang diidentikkan sebagai simbol organisasi Freemason di kafe milikinya diunggah oleh sebuah akun di media sosial Twitter.

    Di dalam foto tersebut, terlihat gambar mata satu dan simbol segitiga di salah satu sudut kafe tersebut. Di sampingnya, terdapat tulisan 'Yes You Can'.


Banyak Agen Zionis di Indonesia
Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub (tengah).

    Jakarta -- Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub mengingatkan, masyarakat Muslim Indonesia untuk selalu waspada dengan gerakan Zionis. Pasalnya, banyak kepanjangan tangan Zionis yang ikut beraksi di Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengganggu kepentingan umat Islam.

     "Saya pernah ngobrol dengan seorang jenderal. Agen Zionis ada di mana-mana, semua lini, ada agen seperti itu," katanya kepada Republika Online, Rabu (7/5) malam WIB.

     Menurut Ali Mustafa, agen Zionis bekerja sesuai dengan Protokol Zionisme yang dibuat di Basel, Swiss pada 1895. Dari 24 pasal, kata dia, tujuan Protokol Zionisme adalah untuk menguasai dunia. Bisa saja, menaruh presiden yang sesuai dengan kepentingan mereka.

     Dia pun menyebut, agen Zionis di Indonesia, memiliki fisik, yang sangat tidak diduga. "Jangan kita bayangkan agen itu, orangnya tinggi. Agen Zionis orangnya pendek, rambut item, hidungnya pesek. Kepentingan Zionisme itu banyak sekali. Itu kita waspada," ujar Ali Mustafa.

     Disinggung tentang simbol mata satu dan segitiga yang dipasang di kafe milik putra pertama Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, ia malah balik bertanya. "Anda baru tahu di Indonesia banyak agen Zionis?" Dia mengingatkan, tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Semuanya, lanjut dia, pasti sudah direncanakan dan kita saja yang tak mengetahuinya.

    Ali Mustafa juga menyinggung, mengapa simbol yang dipajang di kafe Markobar di Solo, tidak menggunakan kesenian Jawa, malah membuat interior yang diketahui masyarakat global sebagai simbol Iluminati atau gerakan Freemason yang ingin membentuk negara Israel Raya.
Sumber:republika.co.id, Kamis, 7 Mei 2015






No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.