Tuesday 26 May 2015

Pengembangan Pusdiklat Garuda



 Antisipasi perkembangan teknologi udara
 
    PUSAT Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) PT Garuda Indonesia di Duri Kosambi, Jakarta Barat, kini secara bertahap terus dikembangkan. Dalam lima tahun mendatang Pusdiklat dan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya akan menjadi dua kali lipat dari keadaan sebelumnya, termasuk perluasan lahan yang kini  menempati area seluas 6,5 hektare.



Captain Dharmadi
    Pusdiklat Garuda Indonesia ini  merupakan sarana pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia bagi  perusahaan pembawa bendera Indonesia itu. Kampus  yang luas dilengkapi sarana-sarana gedung kelas, perkantoran,  asrama, gedung serbaguna,  dan beberapa sarana olahraga itu diresmikan 10 Nopember 1986. Di sini tersedia fasilitas alat bantu pelatihan yang canggih seperti Flight Simulator,  Cockpit Prosedure Trainer, Flight Safety Mock Up serta peralatan komputer.

    Pada kompleks pendidikan dan pelatihan ini terdapat beberapa diklat seperti Diklat Awak Cockpit, Diklat  Teknik, Diklat Niaga, Diklat Pelayanan Penumpang, Diklat Umum dan Manajemen. Di tempat ini juga dibuka berbagai macam kurus bagi karyawan  perusahaan penerbangan  lain, termasuk  penyewaan Flight Simulator.

    Pendidikian untuk awak cockpit (penerbang dan juru mesin udara) semuanya telah dilakukan  oleh Pusdiklat Garuda Indonesia. Para penerbang yang telah memiliki ijazah CPL ( Commercial Pilot Licence) dilatih dan dididik lanjutan untuk menerbangkan  pesawat-pesawat jet milik Garuda Indonesia. Pre Advance Course sebagai awal diklat di tempat itu, dilanjutkan dengan Type Rating Course. Selanjutnya siswa memperoleh latihan mengoperasikan peralatan di dalam Cockpit Prosedure  Trainer, sedangkan untuk latihan terbang dilakukan di dalam Flight Simulator. Setelah lulus baru dilakukan  dalam pesawat sesungguhnya.

    Mengenai penggunaan Flight Simulator Pusdiklat Garuda Indonesia juga menjual jasa  kepada perusahaan-perusahaan penerbangan domestik seperti Pelita Air Service, MNA dan juga perusahaan penerbangan asing seperti Korean Airlines, East West (Australia), Biman Bangladesh Airlines, Fin Air ( Finlandia), MAS (Malaysia), Air Nugini, Philipine Airlines. Setiap siswa setelah mengikuti tahapan-tahapan itu kemudian dibimbing secara bertahap oleh seorang penerbang senior selama beberaspa bulan sebelum dilantik sebagai penerbang Garuda Indonesia.

    Diklat Awak Cockpit juga  menyelenggarakan pendidikan  lanjutan untuk mendapatkan ijazah penerbang yang lebih tinggi yaitu ATPL (Airlines Transport Pilot Licence).

    Penintgkatan karier terbang dari tipe pesawat kecil ke tipe pesawat yang lebar lebih besar, serta pendidikan untuk menjadi nakhoda (captain) pesawat, diselenggarakan sendiri oleh Diklat Awak Cockpit di Pusdiklat Garuda Duri Kosambi.

    Bagi karyawan station yang menangani pemberangkatan pesawat sebelumnya mereka mengikuti pendidikan ‘Flight Operation Officers” di tempat ini juga. 
  
    Para awak kabin (pramugari-pramugara Garuda Indonesia) juga hasil pendidikan dan latihan  di Pusdiklat Duri Kosambi (Diklat Pelayanan Penumpang). Diklat ini juga menyelenggarakan  kurus lanjutan bagi awak kabin antara lain “International Course”, First Class Course”, Asistant Pursesr Course, dan “Purser Course”.

     Para mekanik Garuda Indonesia  juga merupakan hasil gemblengan  Pusdiklat. Pada kursus dasar mekanik para siswa telah dijuruskan pada bidang-bidang yang kelak mereka tangani dalam kariernya  sebagai mekanik, yakni, Engine Airframe, Electrical, Instrument Radio and Accessories, Mechanical and Oxygen, serta Ground Support Equipment”. Mereka juga harus mengikuti Type Rating Course, memelihara dan meningkatkan pengetahuannya seiring dengan  kemajuan teknologi saat ini. Bagi karyawan administrasi teknik diberikan bekal”Basic Technical Employee.”

    Tidak kalah pentingnya adalah Diklat Niaga yang paling banyak menyelenggarakan  kursus berkaitan  dengan penjualan dan pelayanan jasa  angkutan udara, termasuk pelayanan kargo.

Antisipasi
    Pengembangan Pusdiklat Garuda Indonesia  itu  diupayakan sebagai antisipasi dan adaptasi perkembangan teknologi angkutan udara di masa mendatang, termasuk di dalamnya sebagai persiapan menyongsong datangnya pesawat-pesawat baru Garuda Indonesia seperti MD-11, Boeing 747-400, F-100.

    Kebutuhan personalia untuk BUMN di bawah pembinaaan Dephub ini untuk  masa datang juga terus bertambah, misalnya tenaga-tenaga mekanik, pramugari, penerbang dan juga tenaga-tenaga sarjana dari berbagai disiplin ilmu.

     Belum lagi upaya transfer teknologi yang harus dilakukan dengan datangnya armada baru Garuda Indonesia, pengembangan  Pusdiklat saat ini masanya cukup tepat. Paling tidak untuk memenuhi kebutuhan operasional, Garuda Indonesia Group tidak tergantung kepada pihak lain. Karena untuk mengisi pesawat-pesawat Garuda Indonesia, seyogianya airlines yang bersangkutan bisa mandiri dalam menyiapkan sumber daya manusianya, kata Kepala Pusdiklat  Garuda Indonesia Captain Dharmadi.”Misi Pusdiklat adalah memberikan kontribusi utama dalam keberhasilan pengembangan sumber daya manusia Garuda Indonesia Group, sebagai tolok ukur industri jasa pelayanan dengan kemampuan  menghasilkan diklat sesuai  sesuai dengan perkembangan teknologi dunia dan menjadi institut angkutan udara yang dibanggakan,”ujar Dharmadi.

     Sebenarnya, menurut Ka Pusdiklat  Garuda Indonesia, arahnya lebih jauh lagi. Pengembangan tersebut bukan hanya  terbatas pada fasilitasnya saja tetapi Garuda Indonesia nantinya sebagai leader untuk mengembangkan teknologi penerbangan di dalam menunjang armada penerbangan nasional.

    Idealnya, Pusdiklat Garuda Indonesia  bisa menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang siap pakai, siap dikembangkan dan  berjenjang. Tentu saja hal ini memerlukan perjuangan.”Idealnya semua lulusan dari Pusdiklat diakui semua pihak yang berkepentingan dalam masalah ini,”kata Captain Dharmadi sambil menambahkan, Pusdiklat menginginkan suatu sertifikasi yang diakui secara nasional maupun internasional.’ Ini yang ingin kita tuju Pusdiklat menginginkan  suatu sertifikasi  seperti IPTN memperoleh sertifikasi dari FAA. Sehingga tidak setiap kali bikin pesawat harus mengundang orang FAA,”ujar Captain senior Garuda Indonesia itu bersemangat.

    Dilihat dari perkembangan  industri angkutan udara yang akhir-akhir ini berkembang pesat, dan perkembangan dunia pariwisata  dunia yang terus meningkat, ditambah perkiraan abad ke-21 yang merupakan Abadnya Asia Pasifik, maka tepat apa yang dilakukan Garuda Indonesia dengan mengembangkan Pusdiklat menjadi suatu lembaga pendidikan, bukan saja untuk kalangan  Garuda Indonesia Group sendiri tetapi juga untuk mendidik putra-putri Indonesia lainnya. Termasuk dari berbagai perguruan tinggi yang belum memilkiiki berbagai fasilitas yang demikian lengkap dan canggih seperti dimiliki Garuda Indonesia.

    Menurut keterangan, sekolah penerbang di Curug, Tangerang, kini sudah tidak mampu menampung minat para pemuda Indonesia di bidang kedirgantaraan itu. Barangkali kesempatan ini bisa juga dimanfaatkan oleh Pusdiklat Garuda Indonesia untuk mendirikan sekolah penerbangan, paling tidak untuk memenuhi kebutuhan  penerbang Garuda Indonesia sendiri.. Karena Garuda Indonesia memiliki tanggung jawab dalam ikut menciptakan sistem industri penerbangan nasional yang andal, kompetitif serta memenuhi tuntutan pembangunan dan  persaingan global dewasa ini.
(mustofa. As)



Harian Umum AB
20 Agustus 1991

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.