Tuesday 26 May 2015

1992:


Tahun pamor kepariwisataan Indonesia

    SEPANJANG tahun 1992 yang dicanangkan sebagai Visit ASEAN Year 1992 atau lebih dikenal sebagai Tahun Kunjungan ASEAN berbagai peristiwa penting bidang kepariwisataan berhasil lebih mengangkat lagi pamor Indonesia di mata  kepariwisataan dunia.


    Perhatian dunia internasional terhadap perkembangan dan kemajuan  kepariwisataan Indonesia bukan hanya  terhadap semakin meningkatnya  jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tetapi juga terhadap citra kepariwisataan kita di forum internasional.

    Contoh nyata dari perhatian dunia luar itu merupakan peristiwa yang patut dicatat dalam sejarah kepariwisataan kita. Yakni penghargaan internasional di bidang kepariwisataan dari Institut International de Promotion et de Prestige (IIPP) Perancis., untuk pemerintah dan bangsa Indonesia. Penghargaan  International Throphy of Tourism itu  diterima Menparpostel Soesilo Soedarman, bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti Parpostel 1992 di Sahid Jaya Hotel 28 September ’92. Tropy berlapis emas itu diserahkan oleh Presiden IIPP, Madame Gisele Rutman.

    Badan non-politik IIPP yang didirikan di Jenewa tahun 1963 itu menilai Indonesia berprestasi luar biasa di dalam pengembangan  kepariwisataan. Indonesia merupakan negara kedua di Asia setelah Jepang yang memperoleh  penghargaan dari IIPP. Jepang memperoleh penghargaan di bidang industri dan asosiasi Ikebana.

    Sukses Indonesia dalam penyelenggaraan KTT  Non Blok September ’92 pun lebih memantapkan rasa percaya diri bangsa Indonesia, terutama  jajaran pariwisata  untuk berkiprah lebih jauh. Karena dengan keberhasilan KTT Non Blok itu peluang  Indonesia untuk menyelenggarakan  wisata konvensi terbuka lebih lebar lagi.

    Kepercayaan dari dunia internasional sepertinya datang berrtubi-tubi. Setelah memperoleh kehormatan untuk  menyelenggarakan Sidang Umum WTO (Organisasi Kepariwisataan Dunia) X tahun depan, Indonesia memperoleh tawaran untuk duduk  sebagai President PATA (Pasific and Asia Travel Association). Bahkan Indonesia diminta menjadi tempat untuk Sekretariat Jenderal WTO wilayah Asia dan Pasifik.

Promosi
    Kegiatan promosi Indonesia di mancanegara pada tahun ini juga dilakukan secara gencar. Untuk tingkat ASEAN misalnya, sesuai  dengan program promosi bersama  negara-negara ASEAN dalam Visit ASEAN Year ’92 antara lain  diselenggarakan Festival Seni ASEAN di Yogyakarta, Agustus ’92. Konferensi Internasional Wisata Budaya juga diselenggarakan  di Kota Gudeg, November lalu.

   Di Expo ’92 Sevilla, Spanyol, kehadiran  Menparpostel Soesilo Soedarman pada Dia Nacionale de Indonesia ( Hari Nasional Indonesia) di Pameran Teknologi dan Industri Universal Exposition  1992 itu disambut hangat pengunjung. Promosi Indonesia pada kegiatan  ini banyak menarik perhatian pengunjung yang datang dari berbagai penjuru dunia, terutama pada setiap  kali pergelaran  kesenian Indonesia.

   Berbagai kegiatan misi mempromosikan  Indonesia juga dilakukan  Depparpostel bejerja sama dengan  swasta. Peranan Badan Promosi Pariwisata  Indonesia (BPPI) juga tidak sedikit dalam  kegiatan lebih mempopulerkan  Indonesia di mancanegara.

   Awal tahun 1992 keikuitsertaan Indonesia  dalam kegiatan Tournament of Roses (TOR) di Pasadena, Amerika Serikat,  membuahkan penghargaan  The Grand Marshall Trophy, untuk kreasi terbaik dan kesan dramatik kendaraan hias Indonesia yang bertemakan Molucas The Spice Island. Tropy tersebut merupakan penghargaan tertinggi dan pertama kali diraih peserta dari luar Amerika Serikat. Indonesia dalam TOR Pasadena ke- 101 tahun 1990 meraih penghargaan tropy internasional sebagai kendaraan terindah dari luar AS. Juga tahun 1991 dalam TOR Pasadena ke-102 Indonesia meraih  Isabella Coolleman Trophy, penghargaan untuk estetika dan tata warna paling harmonis bagi kendaraan hias yang diikutsertakan  Indonesia dengan tema Toraja Festival.

    Upaya mendukung promosi Indonesia di mancanegara telah pula dilakukan Depparpostel dengan membuka tiga kantor P3I (Pusat Promosi Pariwisata Indonesia)di Taipei untuk kawasan Asia Timur(khususnya Taiwan dan Hongkong), di Sydney untuk  kawasan Australia dan Selandia Baru, di London untuk kawasan Inggris Raya, Irlandia dan Benelux.  Sebelumnya Indonesia hanya memiliki kantor P3I di Los Angeles, Tokyo,  Frankfurt dan Singapura.

   Dari segi kunjungan wisman, tahun ’92 sampai 20 Desember sudah 3 juta wisman yang datang. Marco Pascalo dari Swiss merupakan tamu yang ketiga juta tahun ini. Menurut perkiraan Depparpostel, sebanyak 2.926.000 wisman berkunjung ke Indonesia tahun ’92. Namun dengan terlewatinya target diperkirakan sampai akhir tahun 1992 sedikitnya jumlah wisman akan mencapai 3.060.000 orang. Berarti terjadi kenaikan 19,1 persen bila dibandingkan dengan jumlah wisman tahun 1991 sebanyak 2.569.870 orang. Perolehan devisa tahun 1992 diperkirakan sebanyak 3.271,1 juta dolar Amerika atau naik 29,7 persen dibandingkan tahun 1991 sebesar 2.522 juta dolar AS.

Dekuni
    Masalah penting lainnya adalah ditetapkannya tahun 1993 sampai dengan 2.000 sebagai Dekade Kunjungan Indonesia (Dekuni), yang pada dasarnya merupakan  kelanjutan Tahun Kunjungan Indonesia 1991 dan Tahun Kunjungan ASEAN 1992. Dekuni ditetapkan dengan  Keputusan Presiden Nomor 60/1992.

    Tema Dekuni, tahun 1993 merupakan Tahun Lingkungan Hidup, 1994 Tahun Peranan Wanita Dalam Pembangunan, Pemuda dan Olahraga, 1995  Tahun Kemerdekaan RI, tahun 1996 Tahun Bahari dan Dirgantara, 1997 Tahun Telekomunikasi, 1998 Tahun Seni dan Budaya, 1999 Tahun Kriya dan Rekayasa. Sedangkan tahun 2.000 merupakan Tahun Pemanfaatan Teknologi untuk Peningkatan Kualitas Hidup.

Back to basic
    Di bidang Pos dan Giro, tahun 1992 terddapat kenaikan 16,5 persen jumlah kantor pos di Indonesia atau sebanyak 4.208 unit. Tahun 1991 jumlah kantor pos sebanyak  3.612 kantor.
    Jumlah filateli pun naik drastis pada tahun ’92 yakni sebesar 25,76 persen, sebanyak 105.000 orang, padahal tahun sebelumnya  hanya sebanyak 83.500 orang.

    Di bidang telekomunikasi, Indonesia memperoleh kehormatan  dengan terpilihnya Arnold Ph Djiwatampu, Kadit Bina Standardisasi Ditjen Postel sebagai Direktur Biro Pengembangan  Telekomunikasi Uni Telekomunikasi Internasional (ITU). Djiwatampu terpilih sebagai direktur pertama Biro Pengembangan Telekomunikasi ITU untuk periode 1992-1999 pada Konferensi Plenipotentiary ITU Desember ’92.

    Pergantian Dirut PT Telkom, dari Cacuk Sudarijanto ke Setyanto Perwira Santosa pada 10 Oktober ’92 merupakan peristiwa yang mengagetkan dan menarik perhatian semua pihak. Kemudian menyusul dicanangkannya program Back to basic, suatu program  meningkatkan kualitas hubungan telekomunikasi, sebagai impelementasi tahun  Tahun 1992 sebagai Tahun Peningkatan  Pelayanan oleh jajaran PT Telkom.

    Keberhasilan peluncuran satelit Palapa B-4 pada Mei ’92 juga menandai sukses pembangunan  telekomunikasi tahun ini. Pada tahun ini Telkom juga berhasil  membangun 610.792 satuan sambungan telepon (sst). Sehingga sampai akhir tahun 1992 (tahun ke-4 Pelita V) telah terbangun sebanyak 1.454.684 sst. Dengan demikian sasaran semula pembanguann telepon 1,4 juta sst pada Pelita V terlampaui (Target Pelita V berubah menjadi 2,1 juta sst).

    Tahun ini juga dliuncurkan jasa-jasa baru di bidang telekomunikasi, antara lain features Indosat Calling Card, Voice Mail Box, Indosat International Video Conference, Ultra Phone, Telepon Umum Multi Coin, Telepon Umum Kartu Kredit.

    PT Telkom juga memperluas jangkauan STKB (Sambungan Telepon Kendaraan Bergerak) Nasional di Malang, Surabaya, Jakarta,  dan  Bandung. Sedangkan untuk STKB-C di Jakarta, Bandung telah diupayakan  peningkatan pelayanan  dengan meminimkan blank area di Karawang, Purwakarta dan Serang.

      Untuk Sambungan Langsung Internasional (SLI) pada tahun 1992 sudah bisa dilakukan  dari setiap ibu kota propinsi ke 189 negara. Apalagi dengan dibukanya  SGIIII (Sentral Gerbang Internasional-III) Indosat di Pulau Batam 19 Desember ’92, lebih mempermudah hubungan  telekomunikasi dari kawasan industri perdagangan dan pariwisata itu.
(mustofa.as/1.5)--       




Harian Umum Angkatan Bersenjata
Rabu, 30 Desember 1992                                                                                                                                                                        

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.