Kecurigaan Askar dan pelayanan gratis
Seorang askar (serdadu) Arab Saudi
dikabarkan mencurigai seorang jemaah
haji Indonesia yang sedang menggunakan
telepon umum di kota Mekah. Karena orang Indonesia itu menelepon cukup lama tanpa menggunakan koin sebagaimana lazimnya.
Konon, askar itu belum mengetahui adanya pelayanan baru bagi jemaah haji Indonesia
yakni telepon langsung dari Arab Saudi
ke Indonesia.
Jemaah haji atau siapa pun yang berada di
Tanah Suci sejak satu Maret ’94 bisa menggunakan fasilitas telepon Indonesia Direct, penelepon tinggal
mengangkat gagang telepon umum, yang banyak terdapat di sana, dan memutar
1-800-62 tanpa perlu menggunakan koin.
Telepon akan tersambung ke Indonesia dan operator telepon di PT Indosat akan
melayani dengan menyambungkan nomor telepon yang diminta. Pembayaran sambungan
telepon melalui Indonesia Direct akan ditagih di Indonesia kepada si penerima
panggilan telepon tersebut, cara ini dikenal dengan sebutan collect
call. Tentu saja operator akan menyambungkan telepon itu bila si penerima menyetujui untuk
pembayaran tagihan itu.
Dari kejadian di atas disimpulkan belum tersebarnya informasi mengenai kemudahan baru itu. Namanya juga barang baru, jangankan
askar, jemaah haji pun belum tentu semuanya tahu akan kemudahan ini, terutama
cara pembayaran yang ditagihkan kepada penerima (collect call).
Selama ini jemaah haji Indonesia
menggunakan fasilitas telepon internasional dengan cara ke KBU-KBU (kamar
bicara umum) di kantor-kantor PTT, atau menggunakan koin pecahan satu real yang
dideretkan sedemikian rupa sehingga bisa bergiliran masuk ke lubang manakala
kita sedang menelepon. Maka, jika ada
askar curiga melihat orang kita menggunakan telepon umum tanpa koin tentu cukup
beralasan, karena lain dari biasanya.
“Salah satu keuntungan Indonesia Direct ini pembayarannya
dilakukan secara collect call, yaitu biaya percakapan dimasukkan ke rekening
penerima telepon, “ kata Manager Humas PT Indosat, Venny Zano. Bahkan, cara ini
juga untuk mengatasi masalah kesulitan
bahasa. Penelepon juga tidak perlu menyediakan uang tunai dan tidak harus
membayar uang muka sebagaimana yang dilakukan
di Kantor Telepon PTT Arab Saudi.
Kini jemaah haji tidak perlu repot-repot
mencari pecahan satu real, tinggal meminta persetujuan si penerima telepon
untuk membayar tagihan itu.Bahkan di beberapa lokasi ditempatkan sejumlah
terminal khusus Indonesia Direct, seperti di sekitar Masjidil Haram, Masjid
Nabawi, Madinatul Hujaj, Wisma Haji Indonesia, dan di Jeddah. Penelepon tinggal
menekan tombol dan langsung tersambung dengan Indonesia.
Murah
Kini sudah hampir semua jemaah calon haji berada di tanah suci, tentu
saja panggilan telepon dari mereka ke
sanak saudaranya di tanah air meningkat jumlahnya.
Selama bulan April ’94 tercapat sebanyak
75.083 pangilan atau rata-rata per hari 25.020 panggilan. Memang, sebelum
jemaah haji tiba di Arab Saudi antara lima hingga 15 April ’94, jumlah
panggilan rata-rata hanya 50 call per
hari.
Dari 25.020 panggilan itu yang efektif atau
bisa disambungkan hanya separuhnya, tutur Manager Operasi Pelayanan Jasa PT Indosat, Pai Suprapti. Bahkan dalam sembilan hari pada
bulan Mei ’94, di mana jemaah haji yang datang semakin banyak, masuk 60.589
panggilan, atau rata-rata per hari 6.732 panggilan.
Biasanya jam-jam sibuk panggilan telepon
dari Arab itu saat usai solat Subuh di sana atau antara pukul 07.00-08.00 WIB,
dan menjelang Dzuhur dan Asar.
Tidak semua panggilan bisa disambungkan atau dilanjutkan dengan
pembicaraan, karena berbagai macam sebab. Misalnya orang yang dituju tidak berada di
tempat, si penerima tidak mau bayar, tidak siap, sibuk dan lain-lain.”Juga
disebabkan yang berangkat maupun yang ditinggal juga belum terbiasa
menggunakan telepon internasional,”kata
Pai Suprapti menjelaskan.
Penolakan
si penerima telepon tersebut bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya yang
bersangkutan belum mengetahui persis apa
mitu collect call, kemungkinan lain
karena sebelumnya sudah dipesan oleh keluarga yang menunaikan ibadah haji untuk
memperketat penggunaan telepon, dan juga alasan-alasan lain.
Padahal, menurut Venny Zano, tarif yang
diberlakukan adalah tarif Indonesia yang lebih murah sekitar 30 persen
dibanding tarif yang berlaku di Arab Saudi untuk tujuan ke Indonesia (seluruh
kota di Indonesia). Tarif tersebut minimum tiga menit Rp 15.600 dan setiap
menit berikutnya Rp5.200. Sebagai perbandingan, tarif telepon dari Arab Saudi
ke Indonesia 13 real atau Rp7.345 per menit.
Indonesia merupakan negara ketiga
setelah Inggris dan Amerika yang memperoleh izin dari pemerintah Arab Saudi
mengoperasikian telepon internasional.
Para tenaga kerja Indonesia (TKI) dan warga negara Indonesia yang
sedang menunaikan ibadah haji dapat
menggunakan telepon mana pun di Arab
Saudi untuk melakukan pembicaraan
telepon internasional melalui Indonesia Direct.
Kaget
Di dalam brosur yang
dibagi-bagikan petugas Indosat di pelabuhan-pelabuhan embarkasi, disebutkan
antara lain bahwa Indonesia Direct merupakan salah satu kemudahan pelayanan
bagi jemaah haji.”Ada penelepon yang menafsirkan pelayanan ini gratis, sebagai
kemudahan dan dianggap sudah termasuk dalam ONH,”kata Manager Operasi Pelayanan
Jasa Indosat, menuturkan pengalamannya melayani jemaah haji itu.
Pengalaman operator Indosat
dalam melayani Jemaah haji ini cukup banyak, misalnya ada keluarga yang kaget
ketika menerima telepon dari Arab Saudi, padahal belum satu hari si penelepon
berangkat.”Orangnya baru berangkat, dari mana ini, siapa sih ini, kan dia ada
di Arab,”kata penerima telepon ketika diberitahu ada telepon dari seorang
keluarganya yang naik haji.
Ada seorang penelepon minta nomor Surabaya. Beberapa kali sang
operator Indosat menanyakan apakah betul itu nomor Surabaya, karena petugas yang
cukup berpengalaman itu yakin deretan nomor itu bukan nomor telepon Surabaya. Akhirnya ketahuan,
bahwa nomor yang diminta itu nomor telepon Sidoarjo, yang kode dan jumlah
deretan angkanya berbeda dengan telepon Surabaya.
Penelepon lain segera menutup teleponnya
ketika operator sedang menghubungi nomor dan mengkonfirmasi mengenai
pembayaran, beberapa saat kemudian orang yang sama menelepon lagi. Mungkin
orang itu khawatir terlalu lama dalam menelepon dan tagihannya banyak.
Menurut Pai Suprapti, operator harus
berhati-hati, harus tahu secara rinci siapa yang akan membayar panggilan
telepon itu, misalnya yang dihubungi pembantu, maka hal itu harus jelas betul
dan mendapat persetujuan pemanggil.
“Khusus panggilan untuk Jakarta rata-rata tidak ada masalah, karena si
penerima biasanya langsung mengerti,”katanya.
Rata-rata pembicaraan telepon internasional dari Arab itu setiap orang
selama empat menit. Ada kemungkinan mereka salah menafsirkan bahwa pembicaraan
mereka dibatasi, padahal aturannya minimal pembicaraan adalah tiga menit.
Dilarang Cuti
Khusus selama musim haji
ini para operator Indosat yang jumlahnya
343 orang pria dan wanita (18 orang di antaranya bertugas di KBU)
dilarang cuti.”Sistemnya tetap, makin banyak jenis pelayanan yang ditangani
maka jadwal kerja operator dibuat
berjenjang,” kata Pai. Misalnya ada orang yang bekerja pukul 09.00-17.00, berdinas pukul
07.00-13.30, 08.00-14.00, 10.00-16.00, 13.00-19.30, 19.00-07.00. Pada pagi hari biasanya jumlah operator
sebanyak 40 persen dari 135 posisi meja
yang ada.
Bekerja sebagai operator terutama yang
melayani jemaah haji selain harus menghemat kata-kata juga harus mengetahui
berbagai macam bahasa. Karena banyak juga jemaah haji yang menelepon
menggunakan bahasa daerah. Kalau bahasa
Sunda, Jawa, Batak tidak begitu masalah, tetapi kalau bahasa daerah yang
digunakan sama sekali tidak dikenal operator di sana, maka secara
perlahan-lahan si penelepon dipandu menggunakan bahasa Indonesia.”Untuk call biasa tenggang waktu untuk
konfirmasi sampai disambungkan di bawah satu menit, tetapi untuk Indonesia
Direct ini kami berikan dua menit,”kata pegawai Indosat yang berpengalaman
sejak 1970 itu.
Operator pun tidak dibenarkan ikut larut
dalam suasana. Misalnya si penelepon yang sedang berduka karena saudaranya
meninggal, operator sedapat mungkin tidak
ikut-ikutan berduka. Demikian pula jika sedang kesal operator tidak
dibenarkan bertugas.”Kami sudah berpengalaman, sehingga jika ada seorang
anggota kami yang terlihat lain segera kami minta untuk beristirahat,”kata Pai
Suprapti.
Operator Indosat diharuskan istirahat setelah
satu setengah sampai dua jam bertugas. Meskipun earphone yang dikenakan operator termasuk yang teringan (ultralight), namun peraturan dua jam
istirahat tetap berlaku bagi semuanya. Selama istirahat 30 menit mereka bisa
menikmati siaran televisi, berkaraoke, tidur-tiduran atau pun makan makanan
ringan yang disediakan di kamar-kamar istirahat.
Pagi dan siang hari para operator yang
bertugas terdiri dari para wanita, kebanyakan ibu-ibu, sedangkan pada malam
hari khusus pria.*(3.15/2.2)
Harian Umum “AB”
14 Mei 1994
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.