Wednesday 3 September 2014

Pariwisata

   Bandung punya Tangkuban Perahu, Garut memiliki Papandayan

   SEKITAR seratus wisatawan mancanegara, kebanyakan dari negeri Belanda, sore itu larut dalam pertunjukan kesenian angklung di Saung Angklung Pak Udjo di bilangan Padasuka, Bandung. Mereka dengan antusias mengikuti setiap gerak dan irama angklung, yang dimainkan oleh sejumlah anak-anak dengan pakaian khas daerah Parahiyangan.

PAPANDAYAN. Pemandangan di sekitar cagar alam kawah Papandayan, Garut. Wisatawan bisa berolahraga sekaligus berrekreasi, dengan mendaki dan menuruni bukit berbatubatu. Hawa yang sejuk dan panorama  alam yang indah akan mengobati rasa lelah kita. Nampak sejumlah wisatawan  nusantara  melepaskan lelah usai meninjau kawah. (Foto:AB/3.15)
     Lagu-lagu Oray-orayan, Jaipong, Gaduh Hiji Boneka, Sayang-sayang Sipatokaan, Ini Rindu, Mars Aryanti dimainkan dengan baik oleh anak-anak asuhan  Pak Udjo itu. Beberapa di antara tamu-tamu itu  mengabadikan atraksi unik dan langka ini dengan kamera mereka.


     Para penonton yang duduk di arena terbuka di bawah naungan rumpun bambu itu dilibatkan dalam memainkan angklung, setelah diberikan petunjuk. Masing-masing tamu itu memegang sebuah angklung yang memiliki not berbeda. Sederetan lagu pun dimainkan, mereka nampak menikmati benar acara tersebut.


SAUNG ANGKLUNG: Para wisatawan mancanegara nampak menikmati gerak tari anak-anak diiringi music angklung di arena terbuka Saung Angklung Pak Udjo, di bilangan Padasuka, Bandung. Saung Pak Udjo, merupakan salah satu tempat yang dikunjungi para wisman setiap harinya dalam program City Tour. (Foto:AB/3.15)

    Pertunjukan angklung, wayang golek, arumba (alunan rumpun bambu), topeng, angklung Sunda, dan memainkan bersama merupakan acara rutin setiap sore hari di Saung Angklung Pak Udjo. Dengan membayar Rp 10.000 per wisatawan, mereka bisa menikmati pertunjukan seni musik tradisional itu selama  satu sampai dua jam.

    Saung Pak Udjo juga menjual cenderamata barang-barang kerajinan wayang golek, angklung dan lain-lain yang banyak dinikmati para wisman. Tempat ini merupakan  salah satu objek/daya tarik wisata  di Bandung, Jabar, yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.

    Pak Udjo (68 tahun), seorang seniman yang mengembangkan kesenian angklung cukup terkenal dan sudah melanglang buana untuk memperkenalkan kesenian tradisional itu.

    Bandung juga memiliki berbagai daya tarik  lainnya , misalnya rumah makan-rumah makan khas Sunda, di mana pengunjung bisa menikmati nasi putih sekenyang-kenyangnya  dengan lauk pauk dan lalapan yang bisa dipilih dan diambil sendiri di rumah makan semiswalayan ini.                                                                                                                                                 

Pertama
    DI Lembang, tempat rekreasi yang dikenal sejuk dengan pemandangan pegunungan yang indah, Anda bisa menginap    dan menikmati pula makanan khas Sunda, misalnya di Hotel Sindang Reret II. Di tempat ini Anda bisa menikmati nasi timbel, karedok, ikan pepes, lalapan, sayur asem, sate,  pepes teri, diiringi kecapi suling atau kesenian Sunda lainnya. 

   Gunung Tangkuban Perahu yang tidak jauh dari tempat ini juga menawarkan kekayaan alam berupa kawah dan keindahan alam sekitarnya nan sejuk dan asri.

   Menurut Teti Teriawati, General Manager Sindang Reret, banyak wisatawan nusantara yang berulangkali datang ke tempat ini. Bahkan ada beberapa orang yang  menjadi pelanggan tetap, selalu menginap di tempat itu. Hotel yang telah memperoleh penghargaan  Adhi Karya Pariwisata Jabar 1993        itu menempati areal sekitar 6 hektare. Selain di Lembang, Sindang Reret juga dibangun di Ciwidey dan Naripan, Bandung.

    Di samping mengelola hotel dan restoran, Sindang Reret juga sedang menjajaki  kegiatan wisata agro. Menurut Ny Hermawan, istri HS Hermawan-pendiri Sindang Reret, telah disiapkan tanah seluas satu hektare untuk kepentingan wisata agro itu antara lain ditanami tomat, kol dan teh.

    Masih di kawasan Lembang, Anda bisa juga memilih menginap di hotel berbintang empat, Hotel Putri Gunung. Hotel dengan ciri khas tamannya yang indah hasil rekaan pemiliknya, Ny Julia CH. Noordraven, memiliki 109 kamar. Uniknya  sekitar hotel ini juga dibangun perkebunan/peternakan seluas 5,5 hektare untuk wisata agro sekaligus untuk  memasok bahan-bahan makanan/sayuran ke hotel ini.”Kami juga membangun sanggar seni,”kata Ny. Julia, wanita pengusaha yang memiliki berbagai pengalaman bisnis itu.                                                
      Hotel yang dibangun pada tahun 1990 dengan biaya Rp 9 miliar (di luar harga tanah) itu sudah mencapai titik impas dalam waktu 3,5 tahun. Hotel dengan 300 tenaga kerja ini juga memiliki conference room berkapasitas 250 orang, dan bisa dipakai untuk 450 orang (Theater System). Hotel yang rancang bangun dekorasinya dikerjalan  oleh Ny. Julia itu juga menampilkan berbagai pertunjukan kesenian dari Jabar untuk para tamunya yang kebanyakan dari Jerman, Belanda, dan Swiss.

    Menurut Ny. Julia, para tamu domestik umumnya menginap  pada hari Jumat hingga Minggu. Tamu-tamu wisatawan nusantara menurut dia lebih menguntungkan, dibanding wisman yang datang secara grup, karena kompetisi grup sangat ketat.

    Selain hotel, Ny. Julia juga mengelola Biro Perjalanan Umum dan Transportasi. Ia menyatakan tidak terpengaruh dengan munculnya hotel-hotel baru, karena ia katanya yakin hotel yang dikelolannya memilkiiki ciri tersendirti di bidang pelayanan.    Pengusaha yang mantan karyawan RRI dan wartawan ini juga berniat mengembangkan wisata bahari di Kawasan Timur Indonesia. 

    Hotel lain di Bandung yang menawarkan kenyamanan pelayanan adalah Hotel Panghegar di Jalan Merdeka No.2 Bandung. Hotel berbintang tiga dengan fasilitas bintang empat ini memiliki restoran berputar pertama di Indonesia yang berada di lantai sembilan. Dari Restoran  Panyawangan ini pengunjung bisa menikmati makan malam dan live music entertainment, serta menikmati kerlap kerlipnya  lampu-lampu kota Bandung pada malam hari.

    Anda mau belanja di Bandung, banyak tempat belanja yang menyenangkan, salah satunya di Cihampelas.  Baju, kaos, jean, sepatu, tas, kerajinan tangan lainnya bisa diperoleh di sini dengan harga pantas, `tidak mahal dengan mutu barang yang lumayan.
                                                                                                                                                                    Papandayan
    KALAU Bandung memiliki Lembang dan kawah Tangkuban Perahu yang banyak dikunjungi wisatawan, Kabupaten Garut memiliki kawah Papandayan yang tidak kalah eloknya. Berbeda dengan objek wisata         Kawah Tangkuban Perahu, di mana pengunjung hanya bisa melihat kawah dari kejauhan, di Papandayan wisatawan bisa mendekati kawah yang terus menerus mengeluarkan asap putih mengandung belerang itu.

    Objek wisata cagar alam kawah Papandayan ini berada di wilayah  kecamatan Cisurupan, 28 Km sebelah baratdaya kota Garut.

    Kawah Papandayan luas sekali dilingkari tebing-tebing curam, bukit-bukit menjulang. Kita harus berhati-hati bila mendekati kawah, karena kawah-kawah yang bisa didekati itu beberapa di antaranya beracun.

    Cagar alam seluas 844 hektare ini terdiri dari hutan alam, tegalan dan kawah-kawah, tanahnya  berasal dari batuan  vulkanis pegunungan  berwarna kehitam-hitaman dan kaya akan bahan organik.

    Untuk mencapai objek wisata di ketinggian 1900-2395 meter di atas permukaan laut ini, wisatawan bisa menggunakan kendaraan bermotor. Dari Bandung bisa melalui Pengalengan-Sedep, jaraknya 69 Km.  Dari Sedep sampai kawah jaraknya  sekitar 14 Km, tidak ada kendaraan umum.

Tempat yang sejuk ini banyak menyimpan kekayaan  flora dan fauna, diantaranya satwa liar macan kumbang, surili,kijang, jaralang dan tande.

   Untuk menginap di Garut, Anda bisa memilih penginapan/hotel di objek wisata Cipanas yang terletak di Kecamatan Tarogong, 6 Km dari pusat kota Garut ke arah utara. Tempat ini bisa dicapai dengan kendaraan umum Garut-Tarogong-Cipanas.
DI ATAS AIR. Bungalow-bungalow hotel Sumber Ala m ini dibangun di atas air panas yang berasal dari sumber alam di obyek wisata Cipanas,Garut. Hotel ini merupakan salah satu hotel yang memanfaatkan air panas alam untuk keperluan mandi  para tamu. (Foto:AB/3.15)

    Kawasan ini terkenal dengan air panasnya yang mengandung mineral berasal dari sumber alam di kampung Cipanas. Air panas yang bersuhu 37-46 derajat Celsius itu banyak dimanfaatkan  oleh wisatawan untuk pengobatan rematik dan penyakit kulit tertentu.

    Bagi pengusaha hotel, air panas ini dijadikan sebagai salah satu daya tarik. Misalnya Hotel Sumber Alam, yang dikelola Rahmat Syukur Maskawan, memanfatkan air panas ini untuk para tamunya. Di setiap kamar disediakan air panas alam ini dan tamu-tamu bisa berendam atau mandi sepuas-puasnya.
    Hotel ini juga unik, karena dibangun di atas air panas, termasuk sejumlah bangunan lain seperti bungalow, rumah makan, dan  tentu saja kolam renang.

    Pemandangan alam sekitar Cipanas juga elok. Gunung Guntur yang meletus tahun 1883, nampak sebagian gundul dan sebagian menghijau, amat indah dinikmati pada pagi hari.

    Cipanas, Garut, ini dulu pernah dijadikan sebagai tempat istirahat dan rekreasi orang-orang Belanda dan Cina. Juga sebagai markas dan barak kesehatan serdadu Jepang.  Objek-objek wisata lainnya di Garut antara lain Candi Situ/Cangkuang di Kecamatan Leles, 17 Km dari pusat kota Garut ke arah utara, atau 47 Km dari Bandung, dapat ditempuh oleh semua jenis kendaraan.

    Objek wisata Situ Bagendit di Kecamatan Banyuresmi, 13 Km dari kota Garut, objek wisata Ngamplang yang berudara sejuk dengan panorama alamnya, dilengkapi dengan lapangan golf, juga menawarkan keindahan. Tempat lainnya yang tidak boleh dilupakan adalah Kawah  Telagabodas, di sana terdapat kawah, danau, air panas, hutan lindung dan tempat berkemah.

    Atraksi yang unik di Garut adalah laga domba atau adu domba yang kini dikenal denga  istilah Seni Laga Domba, jangan dilewatkan.

   Kabupaten Garut memiliki  22 objek dan daya tarik wisata, namun baru enam yang berfungsi efektif dalam arti secara kontinyu dikunjungi wisatawan. Tahun lalu Garut dikunjungi sebanyak  1.065.500 orang terdiri dari 11.449 wisman dan 1.050.060 wisnus. Sedangkan kontribusi pariwisata terhadap APBD Garut tahun lalu sebesar Rp198 juta lebih.
                                                                                                                                                Lingkungan Berkualitas
    JABAR yang memiliki potensi pariwisata melimpah itu menurut Ka Kanwil Depparpostel Jabar, Udin Saifudin, lebih mementingkan kualitas poduk pariwisata (quality destination), agar bisa bersaing dengan  daerah-daerah tujuan wisata lain di Indonesia.

 Karena objek-objek wisata yang tidak berkualitas aan ditingggalkan konsumen/wisatawan.”Lingkungan yang baik akan ditumbuhkan, sebab para wisatawan akan mendatangi lingkungan-lingkungan  yang berkualitas baik, misalnya para wisatawan dari Jepang, Korea, Taiwan dan Eropa,”kata Udin Saifudin.

    Dikatakannya, kualitas jasa pelayanan juga harus ditingkatkan supaya sepadan dengan tempat-tempat lain. Dari 360 objek wisata di Jabar, tidak akan dibangun semuanya, namun selektif sesuai kemampuan,”tutur mantan Direktur Pemasaran Ditjen Pariwisata ini.

    Mengenai  minat investor untuk membangun hotel  di Bandung, Udin mengatakan sangat tinggi.”Mereka yakin dalam tiga sampai empat tahun mendatang  akan mengalami perkembangan pesat,”ujarnya.

    Padahal pihaknya sudah memberikan gambaran bahwa pembangunan hotel di Bandung sudah mencukupi, namun mereka tetap saja berminat dengan keyakinannya itu. (3.15)




Harian Umum “AB”
30 Mei 1994

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.