30 Juta Cina Masuk Indonesia!
Jakarta -- Indonesia secara demografis (kependudukan) akan mengalami
perubahan demografis secara radikal. Komposisi penduduk akan berubah dengan
drastis.
Jumlah penduduk Cina akan menggeser kaum
pribumi. Di kota-kota besar, seperti Medan, Makassar, Kalimantan Barat,
Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Surabya, Cina sudah mulai menggeser penduduk
pribumi. Di Jakarta Cina sudah menggeser pribumi dan Betawi. Di Medan kelompok
Cina sudah menggeser Melayu. Bahkan, ekonomi Melayu sudah dikangkang Cina. Cina
akan memperbudak pribumi dan rakyat Indonesia.
Saat menjadi dosen di Kolej Islam
Muhammadiyah Singapore, saya selalu mengamati tingkah polah orang Melayu dan
orang China di sana. Kendati minoritas dan kurang dari 15 %, orang Melayu
menempati posisi dalam segala bidang kehidupan. Sementara Cina Singapore yang
didatangkan dari Cina induk, bertingkah superior.
Obrolan yang saya tangkap 3 tahun lalu
menjadi kenyataan kini. Jika kita diam, pribumi Indonesia benar-benar akan
meratapi nasib seperti Melayu Singapore atau bangsa Arab Palestina. Obrolan itu
adalah, seputar target China diaspora di ASEAN yang akan menguasai seluruh
negara dan menargetkan jumlah total etnis Cina 70 juta jiwa dengan kekuatan
full di ekonomi dan teknologi.
Nah bila pernyataan Wakil Perdana Menteri
Cina Liu Yandong, yang menargetkan pertukaran sepuluh juta warga Cina di
Indonesia pada 2020 benar adanya, maka kendati memunculkan kontroversi, rencana
itu bisa dipersepsikan sebagai upaya ‘mengimpor’ imigran dari Cina ke
Indonesia. Bila di berita ramainya 10 juta jiwa produktif, maka pada
kenyataannya akan lebih dari 2 kali lipat.
Jokowi sudah memfasilitasi dan rakyat
Indonesia sangat murah hati, mengimpor pekerja-pekerja China dengan triliunan
devisa negara yang tak lain pajak rakyat
Kita paham, Indonesia sangat rapuh dan
lemah dalam hal data kependudukan. KTP dan KK mudah dibuat dengan fulus.
Wilayah Indonesia yang luas, sangat sulit dikontrol. Migrasi Cina bisa via laut
atau daratan Indonesia, hingga pulau-pulau terluar. Nah itu dulu. Kini setelah
era Jokowi, hal-hal sulit tak lagi perlu terjadi. Jokowi sudah memfasilitasi
dan rakyat Indonesia sangat murah hati, mengimpor pekerja-pekerja Cina dengan
triliunan devisa negara yang tak lain pajak rakyat.
Jika saat ini jumlah etnis Cina 15-20 juta,
dipastikan akan melesat tajam di tahun 2020. Dengan kejayaan ekonomi dan uang
yang berlimpah, etnis China tak akan terbendung menjajah suku-suku pribumi yang
semakin minoritas.
Strategi Cina benar-benar menerapkan
strategi Yahudi menyingkirkan rakyat Pribumi Palestina dan strategi Singapore
yang menyingkirkan rakyat melayu. Bagi mereka, era Jokowi adalah anugerah
setelah era Gus Dur. Namun kebanyakan umat Islam tersihir, hingga tak sadar
akan proyek "Cinasasi Indonesia."
Bangkitlah kaum pribumi dan rakyat
Indonesia menghapus Cina dari negeri ini, sebelum semuanya terlambat dan kaum
pribumi di jajah dan diperbudak oleh Cina. Mereka tidak segan-segan
memperlakukan seperti Muslim di Cina daratan, dan masa depan Indonesia
sangat mengerikan hidup dibawah telapak kaki Cina.
(nandangburhanuddin/voa-islam.com)
Sebarkan
informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
Sumber:Voa-Islam.com
Ahad, 3 Ramadhan 1436 H / 31 Mei 2015
Cina Penghancur Rakyat dan Bangsa Pribumi Indonesia?
Jakarta -- Rakyat Indonesia menjadi mlarat
miskin dan sengsara. Tanpa masa depan yang jelas. Kecuali mereka hanya akan
menjadi budak dan kacungnya Cina. Rakyat atau kaum pribumi dihancurkan
secara sistematik. Dengan cara-cara kotor.
Mulai dengan cara ‘sogok dan suap’. Tidak ada penjabat yang tidak
mempan dengan cara ‘sogok dan suap’. ‘Sogok dan suap’ dimulai dari berupa uang
sampai dengan menggunakan peremuan. Sehingga semua pejabat dan penguasa negeri
ini hidup dibawah telapak kaki Cina.
Rakyat sangat benci dan marah dengan ‘KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Napotisme). Tapi, semuanya berawal dari mana lahirnya korupsi, kolusi, dan
nepotime? Dari kelompok Cina. Rakyat membenci ‘korupsi’. Semua berawal dari
‘sogok dan suap’.
'Sogok dan suap' sudah menjadi aqidah Cina dalam mendapatkan kekuasaan
ekonomi dan politik. Untuk menguasai negara Indonesia kelompok Cina,
hanya bermodalkan keahlian menyogok dan menyuap para pejabat. Tidak ada
yang lain. Maka pejabat mulai dari atas sampai bawah sudah terbiasa makan
'sogok dan suap' Cina.
Lihat semua kasus korupsi yang terjadi di Republik ini. Mulai dari kelas
teri sampak kakap pasti melibatkan Cina. Mulai dari BLBI, Bank Centuri, import
daging, sampai kelas teri semuanya melibatkan Cina. Sekarang hanya dengan jalan
'sogok dan suap', Cina sudah menguasai
Indonesia.
Di bagian lain, rakyat dihancurkan dengan cara-cara kotor. Seperti
melalui pelacuran, hiburan dan narkoba, dan minuman semua milik Cina. Lihat
pusat-pusat pelacuran dan hiburan. Di mana tempat bisnis pelacuran dan hiburan
sudah menjadi tempat peredaran narkoba di Jakarta. Siapa pemiliknya?
Pelacuran, hiburan malam, judi, narkoba semua mereka kontrol.
Sampai-sampai penjara pun menjadi pusat bisnis narkoba. Gembong-gembong narkoba
di penjara semua Cina. Ini sangat jelas. Proyek menghancurkan kaum pribumi dan
rakyat Indonesia mereka jalankan dengan menggunakan pelacur, hiburan, narkoba,
dan minuman.
Ahok saat sejumlah orang menolak pelacuran, dia ingin membuat lokalisasi
pelacuran, dan bahkan akan membuat sertifikasi pelacur, dan menolak larangan
minuman keras di Jakarta. Semua tujuannya menghancurkan kaum pribumi dan
rakyat Indonesia. Persis seperti di Bangkok.
Tanah-tanah di Jakarta menurut
mantan Menteri Kehutanan MS Ka’ban, sudah 80 persen tanah di Jakarta di kuasai
oleh Cina. Orang pribumi dan Betawi sudah digusur, dan digantikan oleh Cina.
Lihat mulai dari Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, sampai Tangerang,
serta adanya apartemen yang menjamur, semuanya penghuninya Cina pendatang.
Jakarta yang menjadi pusat perputaran ekonomi dan keuangan yang hampir
85 persen, semuanya sudah berada di tangan Cina. Pusat bisnis, seperti
Glodok, Mangga Dua, Kelapa Gading, Mall Ciputra, dan Mall Taman Anggrek,
semuanya menjadi pusat ekonomi Cina. Bahkan, Tanah Abang dahulunya menjadi
pusat ekonomi pribumi, sekarang milik Cina.
Semua asset dan sumber daya alam Indonesia menjadi milik Cina. Semua di
mulai dengan ‘suap dan sogok’. Akhirnya Republik ini menjadi milik Cina.
Seperti diungkapkan oleh DR.Sri Bintang Pamungkas, mulai dari Suharto,
Abdurrahman Wahid, Mega, SBY, dan kemudian dikokohkan oleh Jokowi. Indonesia
sudah menjadi milik Cina. Begitulah nasib Indoensia.
Anak keturunan pribumi bersiap-siaplah menjadi budak dan kuli Cina,
bukan menjadi majikan, berdaulat dan berkuasa di negeri sendiri. Nasib mereka
lebih hina dari apapun. Mereka dikejar-kejar seperti penjahat. Lihat nasib
pedagang kaki lima. Mereka diperlakukan tidak beradab mirip penjahat.
Lebih menyakitkan lagi, orang-orang Cina itu, eksklusif dan tidak mau
bergaul dengan rakyat pribumi. Karena, mereka melihat rakyat pribumi golongan
kelas 'tiga'. Seperti barang najis terhadap pribumi.Sungguh ironi.
Bangkitlah rakyat dan kaum pribumi bebaskan negerimu dari penjajahan dan
perbudakan Cina. Jangan dibiarkan negeri ini menjadi jajahan Cina.
Kemiskinan dan kemelaratan bukan lah takdir, tapi ada kondisi yang
menciptakannya, yaitu para 'taoke' Cina yang sudah berhasil menggulung para
pejabat dari pusat sampai daerah. Anehnya ada Cina yang sekarang membuat partai
dan berpura-pura membela rakyat jelata? [dika/voa-islam.com]
Sebarkan
informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
Sumber: Voa-Islam.com, Kamis, 3 Ramadhan 1436
H / 28 Mei 2015
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.