Saturday 20 June 2015

5 Tahun Jokowi Memimpin,


30 Juta Cina Masuk Indonesia!

    Jakarta -- Indonesia secara demografis (kependudukan) akan mengalami perubahan demografis secara radikal. Komposisi penduduk akan berubah dengan drastis.

    Jumlah penduduk Cina akan menggeser kaum pribumi. Di kota-kota besar, seperti Medan, Makassar, Kalimantan Barat, Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Surabya, Cina sudah mulai menggeser penduduk pribumi. Di Jakarta Cina sudah menggeser pribumi dan Betawi. Di Medan kelompok Cina sudah menggeser Melayu. Bahkan, ekonomi Melayu sudah dikangkang Cina. Cina akan memperbudak pribumi dan rakyat Indonesia.


    Saat menjadi dosen di Kolej Islam Muhammadiyah Singapore, saya selalu mengamati tingkah polah orang Melayu dan orang China di sana. Kendati minoritas dan kurang dari 15 %, orang Melayu menempati posisi dalam segala bidang kehidupan. Sementara Cina Singapore yang didatangkan dari Cina induk, bertingkah superior.

    Obrolan yang saya tangkap 3 tahun lalu menjadi kenyataan kini. Jika kita diam, pribumi Indonesia benar-benar akan meratapi nasib seperti Melayu Singapore atau bangsa Arab Palestina. Obrolan itu adalah, seputar target China diaspora di ASEAN yang akan menguasai seluruh negara dan menargetkan jumlah total etnis Cina 70 juta jiwa dengan kekuatan full di ekonomi dan teknologi. 

    Nah bila pernyataan Wakil Perdana Menteri Cina Liu Yandong, yang menargetkan pertukaran sepuluh juta warga Cina di Indonesia pada 2020 benar adanya, maka kendati memunculkan kontroversi, rencana itu bisa dipersepsikan sebagai upaya ‘mengimpor’ imigran dari Cina ke Indonesia. Bila di berita ramainya 10 juta jiwa produktif, maka pada kenyataannya akan lebih dari 2 kali lipat.

    Jokowi sudah memfasilitasi dan rakyat Indonesia sangat murah hati, mengimpor pekerja-pekerja China dengan triliunan devisa negara yang tak lain pajak rakyat

    Kita paham, Indonesia sangat rapuh dan lemah dalam hal data kependudukan. KTP dan KK mudah dibuat dengan fulus. Wilayah Indonesia yang luas, sangat sulit dikontrol. Migrasi Cina bisa via laut atau daratan Indonesia, hingga pulau-pulau terluar. Nah itu dulu. Kini setelah era Jokowi, hal-hal sulit tak lagi perlu terjadi. Jokowi sudah memfasilitasi dan rakyat Indonesia sangat murah hati, mengimpor pekerja-pekerja Cina dengan triliunan devisa negara yang tak lain pajak rakyat.

    Jika saat ini jumlah etnis Cina 15-20 juta, dipastikan akan melesat tajam di tahun 2020. Dengan kejayaan ekonomi dan uang yang berlimpah, etnis China tak akan terbendung menjajah suku-suku pribumi yang semakin minoritas.

    Strategi Cina benar-benar menerapkan strategi Yahudi menyingkirkan rakyat Pribumi Palestina dan strategi Singapore yang menyingkirkan rakyat melayu. Bagi mereka, era Jokowi adalah anugerah setelah era Gus Dur. Namun kebanyakan umat Islam tersihir, hingga tak sadar akan proyek "Cinasasi Indonesia."

    Bangkitlah kaum pribumi dan rakyat Indonesia menghapus Cina dari negeri ini, sebelum semuanya terlambat dan kaum pribumi di jajah dan diperbudak oleh Cina. Mereka tidak segan-segan memperlakukan seperti Muslim di Cina daratan, dan masa depan  Indonesia sangat mengerikan hidup dibawah telapak kaki  Cina. (nandangburhanuddin/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Sumber:Voa-Islam.com Ahad, 3 Ramadhan 1436 H / 31 Mei 2015



Cina Penghancur Rakyat dan Bangsa Pribumi Indonesia? 


    Jakarta -- Rakyat Indonesia menjadi mlarat miskin dan sengsara. Tanpa masa depan yang jelas. Kecuali mereka hanya akan menjadi budak  dan kacungnya Cina. Rakyat atau kaum pribumi dihancurkan  secara sistematik. Dengan cara-cara kotor.

    Mulai dengan cara ‘sogok  dan suap’. Tidak ada penjabat yang tidak mempan dengan cara ‘sogok dan suap’. ‘Sogok dan suap’ dimulai dari berupa uang sampai dengan menggunakan peremuan. Sehingga semua pejabat dan penguasa negeri ini hidup dibawah telapak kaki Cina.

    Rakyat sangat benci dan marah dengan ‘KKN (Korupsi, Kolusi, dan Napotisme). Tapi, semuanya berawal dari mana lahirnya korupsi, kolusi, dan nepotime? Dari kelompok Cina. Rakyat membenci ‘korupsi’. Semua berawal dari ‘sogok dan suap’.

    'Sogok dan suap' sudah menjadi aqidah Cina dalam mendapatkan kekuasaan ekonomi dan politik. Untuk menguasai negara Indonesia kelompok Cina, hanya  bermodalkan keahlian menyogok dan menyuap para pejabat. Tidak ada yang lain. Maka pejabat mulai dari atas sampai bawah sudah terbiasa makan 'sogok dan suap' Cina.

    Lihat semua kasus korupsi yang terjadi di Republik ini. Mulai dari kelas teri sampak kakap pasti melibatkan Cina. Mulai dari BLBI, Bank Centuri, import daging, sampai kelas teri semuanya melibatkan Cina. Sekarang hanya dengan jalan 'sogok dan suap', Cina sudah  menguasai Indonesia.

    Di bagian lain, rakyat dihancurkan dengan cara-cara kotor. Seperti melalui pelacuran, hiburan dan narkoba, dan minuman semua milik Cina. Lihat pusat-pusat pelacuran dan hiburan. Di mana tempat bisnis pelacuran dan hiburan sudah menjadi tempat peredaran narkoba di Jakarta. Siapa pemiliknya?

    Pelacuran, hiburan malam, judi, narkoba semua mereka kontrol. Sampai-sampai penjara pun menjadi pusat bisnis narkoba. Gembong-gembong narkoba di penjara semua Cina. Ini sangat jelas. Proyek menghancurkan kaum pribumi dan rakyat Indonesia mereka jalankan dengan menggunakan pelacur, hiburan, narkoba, dan minuman.

     Ahok saat sejumlah orang menolak pelacuran, dia ingin membuat lokalisasi pelacuran, dan bahkan akan membuat sertifikasi pelacur, dan menolak larangan minuman keras  di Jakarta. Semua tujuannya menghancurkan kaum pribumi dan rakyat Indonesia. Persis seperti di Bangkok.

    Tanah-tanah di Jakarta menurut mantan Menteri Kehutanan MS Ka’ban, sudah 80 persen tanah di Jakarta di kuasai oleh Cina. Orang pribumi dan Betawi sudah digusur, dan digantikan oleh Cina. Lihat mulai dari Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, sampai Tangerang, serta adanya apartemen yang menjamur, semuanya penghuninya Cina pendatang.

    Jakarta yang menjadi pusat perputaran ekonomi dan keuangan yang hampir 85 persen, semuanya sudah berada  di tangan Cina. Pusat bisnis, seperti Glodok, Mangga Dua, Kelapa Gading, Mall Ciputra, dan Mall Taman Anggrek, semuanya menjadi pusat ekonomi Cina. Bahkan, Tanah Abang dahulunya menjadi pusat ekonomi pribumi, sekarang milik Cina.

    Semua asset dan sumber daya alam Indonesia menjadi milik Cina. Semua di mulai dengan ‘suap dan sogok’. Akhirnya Republik ini menjadi milik Cina. Seperti diungkapkan oleh DR.Sri Bintang Pamungkas, mulai dari Suharto, Abdurrahman Wahid, Mega, SBY, dan kemudian dikokohkan oleh Jokowi. Indonesia sudah menjadi milik Cina. Begitulah nasib Indoensia.

    Anak keturunan pribumi bersiap-siaplah menjadi budak dan kuli Cina, bukan menjadi majikan, berdaulat dan berkuasa di negeri sendiri. Nasib mereka lebih hina dari apapun. Mereka dikejar-kejar seperti penjahat. Lihat nasib pedagang kaki lima. Mereka diperlakukan tidak beradab mirip penjahat.

    Lebih menyakitkan lagi, orang-orang Cina itu, eksklusif dan tidak mau bergaul dengan rakyat pribumi. Karena, mereka melihat rakyat pribumi golongan kelas 'tiga'.  Seperti barang najis terhadap pribumi.Sungguh ironi.

     Bangkitlah rakyat dan kaum pribumi bebaskan negerimu dari penjajahan dan perbudakan Cina. Jangan dibiarkan negeri ini menjadi jajahan Cina.

     Kemiskinan dan kemelaratan bukan lah takdir, tapi ada kondisi yang menciptakannya, yaitu para 'taoke' Cina yang sudah berhasil menggulung para pejabat dari pusat sampai daerah. Anehnya ada Cina yang sekarang membuat partai dan berpura-pura membela rakyat jelata? [dika/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
 Sumber: Voa-Islam.com, Kamis, 3 Ramadhan 1436 H / 28 Mei 2015

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.