Friday 9 January 2015

Demi Agama Muslim Uighur Pindah ke Kazakhstan



    Almaty – Berusaha mencari tempat hidup yang lebih nyaman untuk ibadah mereka, semakin banyak Muslim Uighur meninggalkan Xinjiang untuk tinggal di Kazakhstan, negara yang mayoritas penduduknya juga beragama Islam.

    “Muslim Uighur cinta agama mereka dan ingin mempraktekkan agama mereka secara bebas,” Imam Ali Knanat, imam Masjid Nabi Muhammad yang terkenal dengan kubah birunya di utara kota industri Almaty, mengatakan kepada Bloomberg Business Week pada hari Selasa, 6 Januari, demikian lansir onislam.net.

    “Di China, ini (ibadah) secara ketat dikontrol, jadi kita melihat banyak orang Uighur datang ke sini selama bulan Ramadhan untuk shalat, berpuasa, untuk belajar lebih banyak pengetahuan tentang Islam,” kata Ali, yang telah memimpin masjid selama tiga tahun ini.

   Setiap tahun selama bulan Ramadhan, pengurus masjid sibuk menerima kedatangan muslim asal Xinjiang yang ingin beribadah dengan tenang. Jarak sejauh 380 km tidak menyurutkan langkah muslim Xinjiang untuk datang ke Kazakhstan.

    Di Almaty, Muslim Uighur telah mengembangkan hubungan yang dekat dengan komunitas Muslim lainnya.“Uighur memiliki  posisi cukup seimbang dengan kelompok etnis lainnya di Kazakhstan,” kata Konstantin Syroezhkin, kepala penelitian di Institut Studi Strategis yang disponsori pemerintah.“Mereka tidak dibatasi di sini,” kata Syroezhkin.

     “Ada sekitar 260.000 warga Uighur yang tinggal di negara ini dan mereka sepenuhnya berasimilasi dalam masyarakat Kazakh. Kazakhstan tidak mendukung kebijakan separatisme etnis. ”

    Masyarakat Uighur di Almaty, bekas ibu kota Kazakhstan, tinggal cukup nyaman. Di antara mereka ada yang membuka usaha restoran dan menjadi pengurus masjid.“Selama kerusuhan 2009, orang Uighur di sini menangis karena kita semua memiliki saudara di Xinjiang,” kata Ali yang pindah ke Almaty dari Xinjiang di akhir 1960-an.

    “Kami tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas konflik ini dan siapa yang bersalah, tapi kami merasa mereka karena semua Uighur adalah keluarga.”

    Sekitar 1,5 persen penduduk Kazakhstan adalah Uighur, sebuah kelompok masyarakat bahasa berbahasa Turki, dan banyak tinggal di daerah Almaty.

    “Kami orang Uighur adalah saudara-saudara. Kami sangat peduli tentang apa yang terjadi di Xinjiang,” kata Ali. 

    “Pemberontakan Uighur di Xinjiang telah tumbuh karena pemerintah China menghukum mereka karena agama mereka.” 

 Sumber:muslimdaily.net, Kamis, 8 Januari 2015
Rahmadi - kontributor, karyawan swasta, penerjemah freelance

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.