mauku
inginku seperti mereka
tertawa disaat
derita merasuk diri
aku mau seperti mereka
bebas
melagukan kebenaran
ketjintaan kita berdua
jang selalu sadja
terindjak kala ia
menampakkan diri
kaki-kaki yang berdebu
djangan kau dekati sajang
muka muka jang hitam
terlalu rakus melihatmu
ah, djangan kau berbangga diri
bukankah semua ini akan musnah
ketjuali satu
tuhanku djuga tuhanmu
djakarta,
21 djun ‘71
mustofa as
buku harian
hari ini kucatat
tentang kau sayang
dengan petualanganmu
yang tak sia-sia
meski deritamu
melebihi deritaku
aku tulis juga
kesengsaraan ibumu
hanya karena kepasrahan
mengangkatmu sedemikian
ingin aku menemuimu
buat ucapkan selamat
atas suksesmu
jakarta
awal sept’72
mustofa as
kenangan
berganti-ganti
naik dan turun
sepeda kita tuntun
bolak balik
mencari orang
di tonjong kita terlentang
celanaku robek
kaupun tertawa
mana potret kita?
di warung kosim
kita berhenti
nasi lengko
dan perutku diam
kita jalan lagi
mencari orang
pada siapa kita berikan
peran ini?
jakarta, 9 sept ‘72
mustofa as
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.