Terdakwa kasus kepemilikan amunisi
Muhammad Bahrun Naim menjalani sidang di Pengadilan Negeri Solo, 21 Februari
2011/Antara
Jakarta -
Setelah terjadinya teror bom di kawasan Sarinah, Jakarta pada Kamis (14/1),
Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim kerap disebut-sebut di
berbagai media. Itu tak lain karena Bahrun diduga kuat sebagai otak serangkaian
teror tersebut.
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Anton
Charlian mengungkapkan, berbagai cara dilakukan Bahrun untuk merekrut anggota
dan memperluas jaringannya. Salah satu yang menjadi andalannya adalah lewat
Teknologi dan Informasi (IT).
"Ada yang melalui perantara,
ada juga yang melalui IT," kata Anton di Mabes Polri, Ahad (17/1).
Sejauh informasi yang diperoleh
Polri, Bahrun merupakan seseorang yang memiliki keahlian di bidang IT.
Sehingga, kebanyakan pengikut yang direkrutnya adalah dengan memanfaatkan
berbagai fasilitas yang bisa dioperasikan dengan IT
"Facebook, Path, Instagram,
WhatsApp, macam-macam. Dia punya grup sendiri. Bahrun memang jago IT, makanya
banyak merekrut jaringannya lewat IT," ucap Anton.
Dalam masalah pendanaan pun Bahrun
terbilang sangat hati-hati. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan Polri,
transfer keuangan biasanya dilakukan Bahrun secara langsung dan berjenjang.
"Karena ada lebih dari 200
jaringan Naim," ungkap Anton.
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.