Jemaah Indonesia yang
Wafat Menjadi 14 Orang
Mekkah -- Korban Jemaah
haji Indonesia yang menjadi korban wafat dalam kecelakaan karena berjejalnya
jemaah di sekitar tempat lempar jumrah, meningkat menjadi 14 orang, dan 112
jemaah hingga kini belum kembali.
Dalam keterangan jumpa pers di Mekah, Dirjen Haji dan Umrah Kementerian
Agama, Abdul Djamil menyebut, bertambahnya jumlah jemaah yang meninggal dunia
ini diperoleh kepastiannya setelah pihaknya melakukan berbagai langkah
verifikasi yang diperlukan.
"Kami baru dapat akses masuk ke rumah sakit maupun ke tempat
pemulasaraan jenazah, pada Jumat tengah malam, pukul 23:00 Arab Saudi,"
kata Abdul Djamil dalam pernyataan persnya.
Disebutkannya, kendati sudah lebih awal mendapat informasi, pihaknya
tidak bisa langsung mengumumkan, sebelum mendapat kepastian dan pengesahan dari
pihak berwenang.

Masih
dicari:112 orang
Sementara itu, jumlah jemaah haji Indonesia yang belum diketahui
keberadaanya kini berjumlah 112 orang, menurun lebih dari setengahnya
dibandingkan jumlah sehari sebelumnya yang mencapai jumlah 225 orang.
"Faktornya macam-macam, ada yang karena melakukan ibadah di
(masjidil) Haram, ke rumah sakit, bertemu keluarga, dan lain-lain," kata
Abdul Djamil.
"Karenanya, jumlah 112 yang belum diketahui ini pun, bisa jadi
karena faktor-faktor itu. Belum tentu menjadi korban kecelakaan peristiwa Mina
itu. Kami terus berusaha mengetahui keberadaan mereka."
"Hanya, mohon dimengerti, kami juga mendapat sejumlah kendala,
antara lain sulitnya mobilitas. Jalanan begitu padat oleh para jamaah. Susah
sekali bergerak. Apalagi kendaraan."
Selain itu, dari jemaah Indonesia yang mengalami luka yang sebelumnya
dilaporkan berjumlah belasan, dalam data terakhir tercatat enam
orang, dan mereka masih dirawat di rumah-rumah sakit, dan jumlahnya masih bisa
bertambah.
Sebelumnya Menteri Agama Lukman
Hakim Saifuddin meminta pengertian terkait lambatnya pengumuman terkait jemaah
haji Indonesia yang meninggal.
Pemerintah tak bisa hanya mendasarkan diri pada pernyataan keluarga
tentang wafatnya seseorang.
"Pemerintah harus menahan diri menunggu sampai adanya pihak yang
memiliki otoritas menyatakan bahwa seseorang wafat,” katanya.
Dalam tragedi hari Kamis (25/9) itu, puluhan ribu jemaah berjejalan
berhimpitan, mengakibatkan banyak orang tewas terjepit, terinjak-injak, atau
kehabisan napas.
Pihak berwenang Arab Saudi menyebut, lebih dari 770 orang meninggal dunia, dan lebih dari 850
terluka, sebagian di antaranya luka parah.
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.