Diancam Fadli Zon, Ini Reaksi Imam
Masjid New York
![]() |
Imam Islamic Cultural Center of New
York Shamsi Ali
|
Jakarta -- Imam Masjid Besar New York, Imam Shamsi Ali menjawab ancaman
somasi yang dilayangkan wakil ketua DPR, Fadli Zon atas dirinya. Sebelumnya,
Fadli Zon menyebut Shamsi Ali telah melakukan fitnah atas apa yang dilakukan
ketua DPR Setya Novanto dan dirinya dalam kampanye calon presiden Donald Trump.
"Saya tidak takut dengan ancaman. Saya
tidak memiliki beban apapun dalam memberikan pernyataan," ujar Shamsi Ali,
Ahad (6/9).
Menurutnya, ia menerima semua apapun
pembelaan yang disampaikan Fadli Zon. Shamsi pun mengaku bahwa kehadiran Setya
Novanto dan Fadli Zon merupakan konferensi pers.
"Tapi konferensi pers dalam rangkaian
kampanye DT (Donald Trump). Makanya pak Ketua dan rombongan dibaris di
belakangnya bersama pendukungnya dengan slogan mendukung DT. Tidakkah anda
berselfie ria dengan salah seorang pendukungnya?," ujar Shamsi.
Menurut Shamsi, Fadli Zon selalu mencari
justifikasi dengan alasan pebisnis berhasil. Dalam bebarapa dekade terakhir.
lanjut Shamsi, DT pun banyak bangkrut, termasuk usaha judinya di Las
Vegas.
"Entah apa bentuk investasi DT di
Indonesia yang dibanggakan? Selain media bersama Hari Tanoe, khususnya dalam
acara Miss Universe," tambahnya.
Shamsi menegaskan, sebagai pejabat publik,
semua anggota DPR memang harus siap dikritisi. Dan rakyat yang diwakili punya
hak bersuara berdasarkan pemahaman mereka. Kalau ada yang salah, kata dia,
harus ada klarifikasi kepada publik.
"Saya menyampaikan rasa kepedulian
saya karena memang nilai rupiah semakin terpuruk. Banyak warga yang kehilangan
pekerjaan," pungkasnya.
Majelis Kehormatan Dewan Harus
Segera Panggil Pimpinan DPR
Reuter

Reuter

Wakil Ketua DPR Fadli Zon selfie
bersama pendukung capres AS Donald Trump.
Jakarta -- Majelis Kehormatan Dewan (MKD) harus memanggil pimpinan DPR yang datang ke kampanye calon Presiden AS Donald Trump. Kedatangan pimpinan dinilai bisa jadi merupakan pelanggaran dari sistem ketatanegaraan.
"Kalau perlu tidak hanya ke MKD, tapi
juga dibahas di sidang paripurna. Tanyakan kenapa pimpinan dewan bisa
begitu," kata pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip)
Semarang, Teguh Yuwono kepada Republika.co.id.
Tindakan pimpinan DPR tersebut dinilainya
sebagai kekeliruan besar. "Tidak hanya mencoreng arah politik luar negeri
bangsa, tapi juga ikut mengintervensi negara lain. Ini tidak benar,"
ucapnya.
Menurut Teguh, pernyataan Setya Novanto
yang menyebut bahwa orang Indonesia menyukai Trump memang tidak melecehkan
martabat bangsa, hanya saja tindakannya tersebut tidak bisa dibenarkan. Setya
datang ke sana sebagai ketua dewan. Situasi ini bisa dipolitisasi oleh
Trump.
"Dia itu kan bicaranya bebas, suka
menyerang orang juga. Itu bisa berdampak dalam hubungan luar negeri
Indonesia-AS," ujarnya.
Harusnya DPR bisa membedakan mana kunjungan
politik atau parlemen. Kalau memang itu adalah kunjungan parlemen harusnya
dilakukan ke lembaga-lembaga negara, bukan ke kandidat yang mau maju menjadi
Presiden. "Secara kontekstual, Fadli Zon dan kawan-kawan keliru,"
kata Teguh.
Diancam Fadli Zon, Ini Jawaban Imam
Shamsi Ali
Jakarta -- Imam Shamsi Ali mengkritisi kehadiran Ketua DPR Setya
Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon beserta rombongan DPR dan utusan
pemerintah dalam kampanye kandidat capres Amerika Serikat dari Partai Republik.
Menurut Shamsi Ali, kehadiran pimpinan DPR tersebut dalam kampanye Donald Trump
sangat memalukan dan merendahkan martabat bangsa.
Merespon kritikan tersebut, Fadli Zon
mengancam akan mensomasi pimpinan Masjid Al-Hikmah, New York tersebut. Tidak
gentar dengan ancaman wakil ketua umum Partai Gerindra tersebut, Shamsi Ali
memeberi argumen atas sikapnya.
Ini
jawaban lengkap saya atas ancaman itu:
Pak
Fadhli Zon, saya berusaha memahami responnya secara positif. Tapi biarkan saya
memberikan pendapat saya lagi.
1. Saya tahu itu adalah konferensi pers. Tapi konferensi pers dalam rangkaian kampanye DT. Makanya pak Ketua dan rombongan dibaris di belakangnya bersama pendukungnya dgn slogan mendukung DT. Tidakkah anda berselfie ria dengan salah seorang pendukungnya?
2. Memang bukan mendukung. Tapi hadir dalam acara yang settingnya untuk kampanye (walau itu press conference) dapat ditafsirkan sebagai dukungan oleh calon lain. Kalaupun tidak ada penafsiran seperti itu, pejabat negara hadir di acara seperti itu secara protokol tidak etis.
1. Saya tahu itu adalah konferensi pers. Tapi konferensi pers dalam rangkaian kampanye DT. Makanya pak Ketua dan rombongan dibaris di belakangnya bersama pendukungnya dgn slogan mendukung DT. Tidakkah anda berselfie ria dengan salah seorang pendukungnya?
2. Memang bukan mendukung. Tapi hadir dalam acara yang settingnya untuk kampanye (walau itu press conference) dapat ditafsirkan sebagai dukungan oleh calon lain. Kalaupun tidak ada penafsiran seperti itu, pejabat negara hadir di acara seperti itu secara protokol tidak etis.
Tulisan Terbaru Imam Shamsi Ali Tentang Fadli Zon
Imam Shamsi Ali yang bermukim di New York.
Jakarta -- Imam Shamsi Ali
menuliskan uneg-unegnya tentang Fadli Zon yang menghadiri kampanye kandidat
capres AS dari Partai Republik Donald Trump. Kritikannya terhadap wakil ketua
DPR tersebut ternyata mendapat sambutan riuh dari berbagai kalangan. (Baca: Diancam Fadli Zon, Ini Jawaban Imam Shamsi Ali)
Pemimpin Masjid Al Hikmah, New York
tersebut menulis artikel menyikapi fenomena tersebut. Berikut ulasannya:
Climate
change: benar atau tidak ya?
Sekali lagi kehadiran ketua DPR RI dan rombongannya di acara konferensi pers kampanye Donald Trump telah menjadi pemberitaan dan perbincangan yang tidak saja hangat, tapi panas. Mungkin begitulah situasi dunia kita yang sedang dilanda "climate change".
Sesungguhnya karena "climate change" saya ingin memastikan jika efeknya memang ada. Salah satunya adalah "climate change" dari masa Orde Baru ke masa reformasi yang diwakili, salah satunya, oleh Bung Fadhli Zon.
Saya ingin menegaskan pertama kali kalau saya bukan politisi dan juga tidak punya kepentingan politik apa-apa. Saya hanya rakyat biasa yang, seperti banyak rakyat lainnya, punya kepedulian. Kepedulian kepada bangsa dan negara. Seorang anak bangsa yang telah lama menetap di luar negeri tapi tetap cinta dan ingin melihat bangsa dan negaranya hebat, sehebat bangsa-bangsa lain, termasuk Amerika.
Climate change menjadi salah satu motivasi saya. Kita pernah terkungkung dalam satu "climate" yang menggerahkan. Penguasa negara ingin membangun keseragaman atas nama stabilitas. Banyak yang gerah, marah dan menginginkan segera kehadiran climate yang baru. Yaitu climate yang membuka kanal-kanal kebebasan agar angin segar dapat memberikan hidup baru.
Kini kanal-kanal itu sudah terbuka. Yang menjadi masalah kemudian apakah kanal ini akan mengalirkan air bersih atau justeru air najis dan kotor? Pertanayaan yang tentu perlu dijawab oleh para so called "actor" di lapangan.
Ketika saya menuliskan tentang ketua dan wakil ketua DPR beserta rombongan hadir dalam acara konferensi pers kampanye Donald Trump, ternyata kanal-kanal kebebasan kembali teruji. Tujuan utama dan pertama saya adalah mengingatkan pejabat publik jika apa yang dilakukan itu tidak benar dan tidak menguntungkan bangsa dan negara di satu sisi. Di sisi lain tidak menguntungkan kami komunitas Muslim di Amerika Serikat.
Sekali lagi kehadiran ketua DPR RI dan rombongannya di acara konferensi pers kampanye Donald Trump telah menjadi pemberitaan dan perbincangan yang tidak saja hangat, tapi panas. Mungkin begitulah situasi dunia kita yang sedang dilanda "climate change".
Sesungguhnya karena "climate change" saya ingin memastikan jika efeknya memang ada. Salah satunya adalah "climate change" dari masa Orde Baru ke masa reformasi yang diwakili, salah satunya, oleh Bung Fadhli Zon.
Saya ingin menegaskan pertama kali kalau saya bukan politisi dan juga tidak punya kepentingan politik apa-apa. Saya hanya rakyat biasa yang, seperti banyak rakyat lainnya, punya kepedulian. Kepedulian kepada bangsa dan negara. Seorang anak bangsa yang telah lama menetap di luar negeri tapi tetap cinta dan ingin melihat bangsa dan negaranya hebat, sehebat bangsa-bangsa lain, termasuk Amerika.
Climate change menjadi salah satu motivasi saya. Kita pernah terkungkung dalam satu "climate" yang menggerahkan. Penguasa negara ingin membangun keseragaman atas nama stabilitas. Banyak yang gerah, marah dan menginginkan segera kehadiran climate yang baru. Yaitu climate yang membuka kanal-kanal kebebasan agar angin segar dapat memberikan hidup baru.
Kini kanal-kanal itu sudah terbuka. Yang menjadi masalah kemudian apakah kanal ini akan mengalirkan air bersih atau justeru air najis dan kotor? Pertanayaan yang tentu perlu dijawab oleh para so called "actor" di lapangan.
Ketika saya menuliskan tentang ketua dan wakil ketua DPR beserta rombongan hadir dalam acara konferensi pers kampanye Donald Trump, ternyata kanal-kanal kebebasan kembali teruji. Tujuan utama dan pertama saya adalah mengingatkan pejabat publik jika apa yang dilakukan itu tidak benar dan tidak menguntungkan bangsa dan negara di satu sisi. Di sisi lain tidak menguntungkan kami komunitas Muslim di Amerika Serikat.
Sumber: Republika Online,
Minggu dan Senin 6-7 September 2015
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.