Antisipasi perkembangan teknologi udara
PUSAT Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) PT
Garuda Indonesia di Duri Kosambi, Jakarta Barat, kini secara bertahap terus
dikembangkan. Dalam lima tahun mendatang Pusdiklat dan berbagai fasilitas yang
ada di dalamnya akan menjadi dua kali lipat dari keadaan sebelumnya, termasuk
perluasan lahan yang kini menempati area
seluas 6,5 hektare.
![]() |
Captain Dharmadi |
Pusdiklat Garuda Indonesia ini merupakan sarana pembinaan dan pengembangan
sumber daya manusia bagi perusahaan
pembawa bendera Indonesia itu. Kampus
yang luas dilengkapi sarana-sarana gedung kelas, perkantoran, asrama, gedung serbaguna, dan beberapa sarana olahraga itu diresmikan
10 Nopember 1986. Di sini tersedia fasilitas alat bantu pelatihan yang canggih
seperti Flight Simulator, Cockpit
Prosedure Trainer, Flight Safety Mock Up serta peralatan komputer.
Pada kompleks pendidikan dan pelatihan ini
terdapat beberapa diklat seperti Diklat Awak Cockpit, Diklat Teknik, Diklat Niaga, Diklat Pelayanan
Penumpang, Diklat Umum dan Manajemen. Di tempat ini juga dibuka berbagai macam
kurus bagi karyawan perusahaan
penerbangan lain, termasuk penyewaan Flight Simulator.
Pendidikian untuk awak cockpit (penerbang
dan juru mesin udara) semuanya telah dilakukan
oleh Pusdiklat Garuda Indonesia. Para penerbang yang telah memiliki
ijazah CPL ( Commercial Pilot Licence) dilatih dan dididik lanjutan untuk
menerbangkan pesawat-pesawat jet milik
Garuda Indonesia. Pre Advance Course sebagai awal diklat di tempat itu,
dilanjutkan dengan Type Rating Course. Selanjutnya
siswa memperoleh latihan mengoperasikan peralatan di dalam Cockpit Prosedure Trainer, sedangkan untuk latihan terbang
dilakukan di dalam Flight Simulator. Setelah
lulus baru dilakukan dalam pesawat
sesungguhnya.
Mengenai penggunaan Flight
Simulator Pusdiklat Garuda Indonesia juga menjual jasa kepada perusahaan-perusahaan penerbangan
domestik seperti Pelita Air Service, MNA dan juga perusahaan penerbangan asing
seperti Korean Airlines, East West (Australia), Biman Bangladesh Airlines, Fin
Air ( Finlandia), MAS (Malaysia), Air Nugini, Philipine Airlines. Setiap siswa
setelah mengikuti tahapan-tahapan itu kemudian dibimbing secara bertahap oleh
seorang penerbang senior selama beberaspa bulan sebelum dilantik sebagai
penerbang Garuda Indonesia.
Diklat Awak Cockpit juga menyelenggarakan pendidikan lanjutan untuk mendapatkan ijazah penerbang
yang lebih tinggi yaitu ATPL (Airlines Transport Pilot Licence).
Penintgkatan karier terbang dari tipe
pesawat kecil ke tipe pesawat yang lebar lebih besar, serta pendidikan untuk
menjadi nakhoda (captain) pesawat, diselenggarakan sendiri oleh Diklat Awak
Cockpit di Pusdiklat Garuda Duri Kosambi.
Bagi karyawan station yang menangani pemberangkatan pesawat sebelumnya mereka
mengikuti pendidikan ‘Flight Operation Officers” di tempat ini juga.
Para awak kabin (pramugari-pramugara Garuda
Indonesia) juga hasil pendidikan dan latihan
di Pusdiklat Duri Kosambi (Diklat Pelayanan Penumpang). Diklat ini juga
menyelenggarakan kurus lanjutan bagi
awak kabin antara lain “International Course”, First Class Course”, Asistant
Pursesr Course, dan “Purser Course”.
Para mekanik Garuda Indonesia juga merupakan hasil gemblengan Pusdiklat. Pada kursus dasar mekanik para
siswa telah dijuruskan pada bidang-bidang yang kelak mereka tangani dalam
kariernya sebagai mekanik, yakni, Engine Airframe, Electrical, Instrument
Radio and Accessories, Mechanical and Oxygen, serta Ground Support Equipment”. Mereka
juga harus mengikuti Type Rating Course, memelihara dan meningkatkan
pengetahuannya seiring dengan kemajuan
teknologi saat ini. Bagi karyawan administrasi teknik diberikan bekal”Basic Technical Employee.”
Tidak kalah pentingnya
adalah Diklat Niaga yang paling banyak menyelenggarakan kursus berkaitan dengan penjualan dan pelayanan jasa angkutan udara, termasuk pelayanan kargo.
Antisipasi
Pengembangan Pusdiklat Garuda
Indonesia itu diupayakan sebagai antisipasi dan adaptasi
perkembangan teknologi angkutan udara di masa mendatang, termasuk di dalamnya
sebagai persiapan menyongsong datangnya pesawat-pesawat baru Garuda Indonesia
seperti MD-11, Boeing 747-400, F-100.
Kebutuhan personalia untuk BUMN di bawah
pembinaaan Dephub ini untuk masa datang
juga terus bertambah, misalnya tenaga-tenaga mekanik, pramugari, penerbang dan
juga tenaga-tenaga sarjana dari berbagai disiplin ilmu.
Belum lagi upaya transfer teknologi yang harus
dilakukan dengan datangnya armada baru Garuda Indonesia, pengembangan Pusdiklat saat ini masanya cukup tepat. Paling
tidak untuk memenuhi kebutuhan operasional, Garuda Indonesia Group tidak
tergantung kepada pihak lain. Karena untuk mengisi pesawat-pesawat Garuda
Indonesia, seyogianya airlines yang bersangkutan bisa mandiri dalam menyiapkan
sumber daya manusianya, kata Kepala Pusdiklat
Garuda Indonesia Captain Dharmadi.”Misi Pusdiklat adalah memberikan
kontribusi utama dalam keberhasilan pengembangan sumber daya manusia Garuda
Indonesia Group, sebagai tolok ukur industri jasa pelayanan dengan
kemampuan menghasilkan diklat
sesuai sesuai dengan perkembangan
teknologi dunia dan menjadi institut angkutan udara yang dibanggakan,”ujar
Dharmadi.
Sebenarnya, menurut Ka Pusdiklat Garuda Indonesia, arahnya lebih jauh lagi.
Pengembangan tersebut bukan hanya
terbatas pada fasilitasnya saja tetapi Garuda Indonesia nantinya sebagai
leader untuk mengembangkan teknologi
penerbangan di dalam menunjang armada penerbangan nasional.
Idealnya, Pusdiklat Garuda Indonesia bisa menghasilkan sumber daya manusia (SDM)
yang siap pakai, siap dikembangkan dan
berjenjang. Tentu saja hal ini memerlukan perjuangan.”Idealnya semua
lulusan dari Pusdiklat diakui semua pihak yang berkepentingan dalam masalah
ini,”kata Captain Dharmadi sambil menambahkan, Pusdiklat menginginkan suatu
sertifikasi yang diakui secara nasional maupun internasional.’ Ini yang ingin
kita tuju Pusdiklat menginginkan suatu
sertifikasi seperti IPTN memperoleh
sertifikasi dari FAA. Sehingga tidak setiap kali bikin pesawat harus mengundang
orang FAA,”ujar Captain senior Garuda Indonesia itu bersemangat.
Dilihat dari perkembangan industri angkutan udara yang akhir-akhir ini
berkembang pesat, dan perkembangan dunia pariwisata dunia yang terus meningkat, ditambah perkiraan
abad ke-21 yang merupakan Abadnya Asia Pasifik, maka tepat apa yang dilakukan
Garuda Indonesia dengan mengembangkan Pusdiklat menjadi suatu lembaga pendidikan,
bukan saja untuk kalangan Garuda
Indonesia Group sendiri tetapi juga untuk mendidik putra-putri Indonesia
lainnya. Termasuk dari berbagai perguruan tinggi yang belum memilkiiki berbagai
fasilitas yang demikian lengkap dan canggih seperti dimiliki Garuda Indonesia.
Menurut keterangan, sekolah penerbang di
Curug, Tangerang, kini sudah tidak mampu menampung minat para pemuda Indonesia
di bidang kedirgantaraan itu. Barangkali kesempatan ini bisa juga dimanfaatkan
oleh Pusdiklat Garuda Indonesia untuk mendirikan sekolah penerbangan, paling
tidak untuk memenuhi kebutuhan penerbang
Garuda Indonesia sendiri.. Karena Garuda Indonesia memiliki tanggung jawab
dalam ikut menciptakan sistem industri penerbangan nasional yang andal,
kompetitif serta memenuhi tuntutan pembangunan dan persaingan global dewasa ini.
(mustofa.
As)
Harian Umum AB
20
Agustus 1991
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.