Ramai-ramai sambut Tahun Kunjungan
Indonesia 1991
TAHUN 1990 merupakan tahun yang sangat penting dalam peta kepariwisataan Indonesia,
karena pada tahun ini lahirlah Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Kepariwisataan. Undang-undang ini lahir di tengah kesibukan bangsa Indonesia mempersiapkan Tahun Kunjungan Indonesia 1991,
yang merupakan tahun syukuran setelah bangsa Indonesia merdeka selama 45 tahun dan mengundang bangsa-bangsa lain untuk datang
ke tanah air tercinta.
Sepanjang tahun 1990 berbagai peristiwa di
bidang kepariwisataan nasional boleh
dikatakan selalu dikaitkan dengan Tahun
Kunjungan Indonesia 1991 (Visit Indonesia Year 1991). Dimulai pada 1 Januari 1990, di Bandara Soekarno-Hatta
Menparpostel dan Menhub meluncurkan logo”Visit Indonesia Year” di
pesawat-pesawat Garuda Indonesia. Sampai saat ini hampir semua instansi
pemerintah, swasta dan masyarakat ikut pula menyebarluaskan “Visit Indonesia
Year 1991”. Di bus kota, pesawat udara, kereta api, tas-tas belanja, di
bandara-bandara, terminal bis, dan juga di tempat-tempat keramaian, pasar dan
lain-lain, logo mengenai Tahun Kunjungan Indonesia 1991 menyertai mereka.
Ramai-ramainya masyarakat di segala lapisan
ikut menyambut Tahun Kunjungan Indonesia itu menandakan kesadaran mengenai
pentingnya pengembangan kepariwisataan kita sudah nampak. Kesiapan terhadap Visit
Indonesia Year 1991 juga tertlihat dari kegiatan maupun kesibukan jajaran usaha pariwisata di berbagai penjuru
Indonesia, termasuk daerah-daerah tujuan wisata. Kesiapan mereka pun bisa
dilihat pada pameran akbar pariwisata “Indo Tourism 90” yang berlangsung 25 September hingga 1 Oktober 1990.
Di bidang kepariwisataan banyak peristiwa
penting yang patut dicatat pada tahun ini. Misalnya peresmian 5 kawasan wisata, terdiri dari Baturaden Tourism Development Corporation (Ba
TDC), MMTDC atau Kawasan Wisata Manado, Bel TDC atau Kawasan Wisata Belitung, BITDC
atau Kawasan Wisata Biak, LTDC atau Kawasan Wisata Lombok.
Tahun ini juga ditandai dengan
dikukuhkannya Badan Promosi Pariwisata Indonesia (Indonesian Joint Tourism
Promotion Board) 12 Mei 1990. Juga Gahawisri (Gabungan Pengusaha Wisata Bahari)
wadah dari pengusaha wisata bahari yang juga merupakan forum kerja sama antara pemerintah maupun lembaga-lembaga lainnya dan para
pengusaha wisata bahari. Gahawisri dikukuhkan Menparpostel 15 Maret 1990.
Keberhasilan
Tahun 1990 boleh dikatakan sebagai tahun
keberhasilan pelaksanaan program pariwisata. Sapta kebijakan yang meliputi penggencaran
promosi, peningkatan aksesibilitas, pengembangan kawasan wisata, pemasyarakatan
wisata bahari, penyempurnaan produk dan obyek wisata, peningkatan mutu sumber
daya manusia dan pembudayaan sapta pesona, berhasil dilaksanakan.
Di bidang promosi, apabila dulu masalah
dana sebagai kendala, maka sekarang bisa
diatasi berkat semangat gotong-royong semua pihak, terutama swasta. Kunjungan
wisatawan mancanegara yang ditargetkan
tahun ini sebanyak 1.660.000, sampai dengan saat ini sudah lebih dari 2 juta orang. Juga di bidang aksesibilitas
kualitas dan mutu produk dan lain-lain terlihat adanya peningkatan. Khusus
menyambut Tahun Kunjungan Indonesia 1991, dukungan mengenai aksesibilitas pun
mengalir dari berbagai instansi. Khususnya mengenai angkutan udara dengan penambahan beberapa rute penerbangan di dalam negeri maupun internasional.
Ikutnya
Indonesia dalam Tournament of Roses di
Pasadena, KIAS 1990, dan peluncuran Tahun Kunjungan Indonesia di beberapa kota di luar negeri dalam tahun
ini juga merupakan peristiwa yang penting untuk dicatat.
Tambahan telepon
Di Bidang telekomunikasi, selain pembangunan
sebanyak 233.000 satuan sambungan telepon, tahun 1990 ini Perumtel mencanangkan
program pembangunan telepon yang tadinya ditargetkan 1,4 juta sst menjadi 2
juta sst pada Pelita V.
Pada tahun ini juga ditandatangani
pembangunan 300.000 sst dengan pola bagi hasil oleh Perumtel dan pihak swasta.
Kejutan yang terjadi pada tahun 1990 adalah diumumkannya pemenang
tender STDI II tanggal 10 Nopember 1990.
Pemenang tender tersebut adalah dua
raksasa di bidang telekomunikasi. Yakni
AT&T dari Amerika dan NEC dari Jepang. Kejutan itu adalah
masing-masing akan membangun 350.000 sst
di 110 lokasi di Indonesia.
Pembangunan sarana telekomunikasi di
daerah-daerah pun terus dilakukan. Sehingga diharapkan akhir tahun 1990 semua ibu kota kabupaten sudah
menggunakan telepon otomat.
Khusus sambungan langsung internasional (SLI) saat ini sudah
melayani 87 kota industri, perdagangan dan daerah tujuan wisata di Indonesia.
Sedangkan jangkauan SLI mencapai 182 negara.
Minat terhadap penyewaan transponder satelit Palapa tahun ini cukup banyak.
Sehingga satelit Palapa B2R yang diluncurkan April 1990 hampir kehabisan transponder. Karena itu Palapa B4
menurut rencana akan dipercepat masa peluncurannya.
Tahun ini juga ditandai dengan penyesuaian tarif jasa telekomunikasi dalam
negeri pada Oktober 1990.
Pengoperasian Sistem Komunikasi Serat Optik
(SKSO) antara Jakarta-Bogor-Bandung sepanjang
215 km oleh Menparpostel 4 Desember 1990 menandakan percepatan pembangunan telekomunikasi terus diupayakan.
Pos
dan giro
Di bidang
Pos dan Giro tercatat beberapa kemajuan. Berbagai proyek pelayanan pos
dan giro telah dilaksanakan seperti proyek jasa wesel elektronik yang tersebar
di beberapa lokasi, jasa cek pos wisata
di 17 lokasi, proyek pos patas, kilat khusus dan lain-lainnya. Juga
pembangunan gedung kantor pos, kantor pos tambahan di 60 lokasi dan lain-lain.
Jngkauan pelayanan pos dan giro dari
sekitar 3.610 kecamatan yang ada dan 847 lokasi transmigrasi sudah
terlayani oleh Perum Pos dan Giro melalui
kantor pos, rumah pos, pos keliling dan
lain-lain. Tahun ini Perum Pos dan Giro mulai melaksanakan mekanisasi dan
otomatisasi dalam upaya meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. (Mustofa
AS/2.2)
Harian Umum “AB”
17 Desember 1990
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.