Saturday, 6 September 2014

Sektor Parpostel 1990


                                          
Ramai-ramai sambut Tahun Kunjungan Indonesia 1991
 TAHUN 1990 merupakan tahun yang sangat  penting dalam peta kepariwisataan Indonesia, karena pada tahun ini lahirlah Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan. Undang-undang ini lahir di tengah  kesibukan bangsa Indonesia  mempersiapkan Tahun Kunjungan Indonesia 1991, yang merupakan tahun syukuran setelah bangsa Indonesia merdeka  selama 45 tahun  dan mengundang bangsa-bangsa lain untuk datang ke tanah air tercinta.


    Sepanjang tahun 1990 berbagai peristiwa di bidang kepariwisataan  nasional boleh dikatakan  selalu dikaitkan dengan Tahun Kunjungan Indonesia 1991 (Visit Indonesia Year 1991). Dimulai pada  1 Januari 1990, di Bandara Soekarno-Hatta Menparpostel dan Menhub meluncurkan logo”Visit Indonesia Year” di pesawat-pesawat Garuda Indonesia. Sampai saat ini hampir semua instansi pemerintah, swasta dan masyarakat ikut pula menyebarluaskan “Visit Indonesia Year 1991”. Di bus kota, pesawat udara, kereta api, tas-tas belanja, di bandara-bandara, terminal bis, dan juga di tempat-tempat keramaian, pasar dan lain-lain, logo mengenai Tahun Kunjungan Indonesia 1991 menyertai mereka.

    Ramai-ramainya masyarakat di segala lapisan ikut menyambut Tahun Kunjungan Indonesia itu menandakan kesadaran mengenai pentingnya  pengembangan kepariwisataan  kita sudah nampak. Kesiapan terhadap Visit Indonesia Year 1991 juga tertlihat dari kegiatan maupun kesibukan  jajaran usaha pariwisata di berbagai penjuru Indonesia, termasuk daerah-daerah tujuan wisata. Kesiapan mereka pun bisa dilihat pada pameran akbar pariwisata “Indo Tourism 90” yang berlangsung  25 September hingga 1 Oktober 1990.

    Di bidang kepariwisataan banyak peristiwa penting yang patut dicatat pada tahun ini. Misalnya peresmian  5 kawasan wisata, terdiri dari  Baturaden Tourism Development Corporation (Ba TDC), MMTDC atau Kawasan Wisata Manado, Bel TDC atau Kawasan Wisata Belitung, BITDC atau Kawasan Wisata Biak, LTDC atau Kawasan Wisata Lombok.

    Tahun ini juga ditandai dengan dikukuhkannya Badan Promosi Pariwisata Indonesia (Indonesian Joint Tourism Promotion Board) 12 Mei 1990. Juga Gahawisri (Gabungan Pengusaha Wisata Bahari) wadah dari pengusaha wisata bahari yang juga merupakan forum kerja sama  antara pemerintah  maupun lembaga-lembaga lainnya dan para pengusaha wisata bahari. Gahawisri dikukuhkan Menparpostel 15 Maret 1990.
                                                                                                                                                                    Keberhasilan       
    Tahun 1990 boleh dikatakan sebagai tahun keberhasilan pelaksanaan program pariwisata. Sapta kebijakan yang meliputi penggencaran promosi, peningkatan aksesibilitas, pengembangan kawasan wisata, pemasyarakatan wisata bahari, penyempurnaan produk dan obyek wisata, peningkatan mutu sumber daya manusia dan pembudayaan sapta pesona, berhasil dilaksanakan.

    Di bidang promosi, apabila dulu masalah dana  sebagai kendala, maka sekarang bisa diatasi berkat semangat gotong-royong semua pihak, terutama swasta. Kunjungan wisatawan mancanegara yang ditargetkan  tahun ini sebanyak 1.660.000, sampai dengan saat ini sudah  lebih dari 2 juta orang. Juga di bidang aksesibilitas kualitas dan mutu produk dan lain-lain terlihat adanya peningkatan. Khusus menyambut Tahun Kunjungan Indonesia 1991, dukungan mengenai aksesibilitas pun mengalir dari berbagai instansi. Khususnya mengenai  angkutan udara dengan penambahan  beberapa rute penerbangan  di dalam negeri maupun internasional.

     Ikutnya Indonesia dalam  Tournament of Roses di Pasadena, KIAS 1990, dan peluncuran Tahun Kunjungan Indonesia  di beberapa kota di luar negeri dalam tahun ini juga  merupakan peristiwa yang penting untuk dicatat.
                                                                                                                                                        Tambahan telepon
    Di Bidang telekomunikasi, selain pembangunan sebanyak 233.000 satuan sambungan telepon, tahun 1990 ini Perumtel mencanangkan program pembangunan telepon yang tadinya ditargetkan 1,4 juta sst menjadi 2 juta sst pada Pelita V.

    Pada tahun ini juga ditandatangani pembangunan 300.000 sst dengan pola bagi hasil oleh Perumtel dan pihak swasta.

    Kejutan yang terjadi pada  tahun 1990 adalah diumumkannya pemenang tender STDI II tanggal  10 Nopember 1990. Pemenang tender tersebut adalah  dua raksasa di bidang  telekomunikasi. Yakni AT&T dari Amerika dan NEC dari Jepang. Kejutan itu adalah masing-masing  akan membangun 350.000 sst di 110 lokasi di Indonesia.

    Pembangunan sarana telekomunikasi di daerah-daerah pun terus dilakukan. Sehingga diharapkan akhir tahun  1990 semua ibu kota kabupaten sudah menggunakan  telepon otomat.

    Khusus sambungan  langsung internasional (SLI) saat ini sudah melayani 87 kota industri, perdagangan dan daerah tujuan wisata di Indonesia. Sedangkan jangkauan SLI mencapai 182 negara.
    Minat terhadap penyewaan transponder  satelit Palapa tahun ini cukup banyak. Sehingga satelit Palapa B2R yang diluncurkan April 1990 hampir kehabisan transponder. Karena itu Palapa B4 menurut rencana akan dipercepat masa peluncurannya.

    Tahun ini juga ditandai dengan  penyesuaian tarif jasa telekomunikasi dalam negeri pada Oktober 1990.

    Pengoperasian Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) antara Jakarta-Bogor-Bandung sepanjang  215 km oleh Menparpostel 4 Desember 1990 menandakan  percepatan pembangunan  telekomunikasi terus diupayakan.
                                                                                                                                                     
 Pos dan giro
    Di bidang  Pos dan Giro tercatat beberapa kemajuan. Berbagai proyek pelayanan pos dan giro telah dilaksanakan seperti proyek jasa wesel elektronik yang tersebar di beberapa lokasi, jasa cek pos wisata  di 17 lokasi, proyek pos patas, kilat khusus dan lain-lainnya. Juga pembangunan gedung kantor pos, kantor pos tambahan di 60 lokasi dan lain-lain.

   Jngkauan pelayanan pos dan giro dari sekitar 3.610 kecamatan yang ada dan 847 lokasi transmigrasi sudah terlayani  oleh Perum Pos dan Giro melalui kantor pos,  rumah pos, pos keliling dan lain-lain. Tahun ini Perum Pos dan Giro mulai melaksanakan mekanisasi dan otomatisasi dalam  upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. (Mustofa AS/2.2)




Harian Umum “AB”
17 Desember 1990

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar, terima kasih.