![]() |
Masjid Agung Banten /simbi.kemenag.go.id |
GELAR BUDAYA peninggalan sejarah dan potensi kepariwisataan Banten akan
ditampilkan dalam satu rangkaian
kegiatan, Festival Banten ’94, yang
menurut rencana berlangsung 27 Agustus hingga 3 September ’94. Wilayah Banten
meliputi Kabupaten Serang (187.600 ha),
Kabupaten Pandeglang (260.907,49ha), Kabupaten Lebak (300.237,12 ha), Kabupaten
Tangerang dan Kodya Tangerang (100.044 ha). Kawasan yang merupakan bagian Jabar
sebelah barat itu, selain memiliki potensi alam yang indah, berbagai
peninggalan sejarah, juga menyimpan berbagai macam kesenian yang unik dan
menarik.
Masyarakat Banten dikenal sebagai
masyarakat yang patriotik, tidak mengenal kompromi dalam melawan penjajahan Belanda. Berbagai
peninggalan sejarah terpusat di Banten
Lama yang merupakan pusat pemerintahan
Sultan Banten pada abad XVI sampai
XVIII, dan sebagai pusat penyebaran
agama Islam yang pertama di Jabar. Sejarah itu kini masih bisa dilihat dalam bentuk peninggalan
Keraton Surosowan, Keraton Kaibon,
Benteng Speelwijk, Meriam Ki Amuk,
Pelabuhan Karang Antu, Masjid
Kasunyatan, Makam Para Sultan Banten, Watu Gilang, Masjid Agung Banten, yang
didirikan oleh Sultan Maulana Yusuf (Putra Sultan Hasanuddin) pada tahun 1566.
Reruntuhan
Kompleks Keraton Surosowan misalnya,
kini sudah hancur, yang masih tinggal hanyalah tembok benteng yang mengelilingi
sisa-sisa bangunan berupa fondasi, tembok-tembok yang hancur, sisa-sisa
bangunan permandian, bekas kolam taman.
Dari berbagai sumber dan
peta-peta lama diketahui, bangunan berbentuk
segi empat ini dahulunya dikelilingi parit yang merupakan pertahanan.
Saat ini sebagian parit itu sudah hilang, tinggal di sebelah selatan dan barat.
Kompleks Keraton Surosowan dibangun pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sedangkan
tembok benteng dan gerbangnya yang terbuat dari batu bata dan batu karang
dibangun oleh Maulana Yusuf (1570-1580).
Kompleks Masjid Agung Banten
memiliki serambi pemakaman di beberapa sisinya, bangunan ini beratap susun
lima.
Seperti halnya Keraton Surosowan,
Benteng Speelwijk di kampung Pamarican juga sudah hancur, namun sebagian temboknya masih ada, terutama yang berada di sisi
utara. Benteng yang didirikan pada tahun 1685 oleh Belanda, pada bagian
luarnya juga terdapat parit yang
mengelilinginya.
Reruntuhan peninggalan masa lalu
lainnya terdapat di kampung Pacinan, yakni bekas bangunan masjid kuno, termasuk
bangunan menara yang berdenah bujur sangkar.
Bukti-bukti sejarah lainnya
berupa peninggalan arkeologi berupa artefak kecil-kecil yang telah ditemukan di
Situs Banten dalam jumlah yang banyak. Peninggalan tersebut berupa gerabah
untuk keperluan hidup sehari-hari masyarakat Banten, misalnya periuk, jambangan, dan juga keramik
asing dari Cina, Jepang, Thailand, Vietnam, bahkan juga dari Belanda dan Jerman.
Bukti sejarah lainnya yang kini masih berdiri kokoh
di Anyer Kidul adalah sebuah mercu suar
setinggi 75,5 meter terdiri dari 18 tingkat dan terbuat dari besi baja.
Mercu suar yang berdiri di pinggir jalan menuju ke berbagai objek wisata itu
didirikan pada tahun 1885.
Potensi
Wilayan Banten mempunyai beraneka
ragam kesenian tradisional yang memiliki warna dan bersifat religius, seperti
seni Debus, Adu Bedug, Rudat, Gacle (ilmu kekebalan), Angklung Buhun, Dogdog
Lojor dan lain-lain. Sedangkan hasil kerajinan tangan khas daerah ini adalah
kantong Jarog dan Koja terbuat dari kulit kayu, Kaneron terbuat dari rotan dan pandan, serta golok Ciomas.
Di kawasan ini terdapat masyarakat yang masih memegang teguh
tata cara dan kehidupan adat istiadat nenek moyang mereka, yakni suku Badui di Kabupaten Lebak.
Banten yang terdiri dari hamparan
pantai, persawahan, perkebunan, hutan, pegunungan, memiliki taman di ujung
barat Pulau Jawa, yakni Taman Nasional Ujung Kulon yang masih dalam peta wilayah Kabupaten Pandeglang. Di taman ini
hidup satwa langka badak bercula satu (Rhineceros
Sondaicus), dan ratusan jenis flora dan fauna lainnya.
Potensi wisata Banten tersebar di
berbagai tempat. Sebagai contoh, di Kabupaten Serang terdapat Pulau Burung,
tempat berbagai jenis burung dari tiga benua singgah. Pantai Salira Indah,
Karang Bolong, Mercu suar Anyer. Selain itu Pantai Carita dan Situ Cikedal di
Kabupaten Pandeglang. Sedangkan Kabupaten Lebak memiliki pantai selatan nan
indah seperti Pantai Cibareno-Bayah-Binuangeun. Tangerang yang dekat dengan Ibu
Kota juga memiliki Situ Gintung dan Situ Cipondoh, pusat olahraga terbang layang.
Krakatau
Festival Banten merupakan event
kepariwisataan Pemda Jabar, yang pada tahun ini dipusatkan di wilayah Banten.
Berbagai kegiatan ini merupakan upaya mempromosikan Banten sebagai daerah tujuan wisata yang kaya
objek wisata, sekaligus memperkenalkan daerah ini yang maju pesat di bidang industri
berteknologi tinggi.
Festival Banten ’94 juga diselenggarakan berkaitan dengan Dekade
Tahun Kunjungan Indonesia (Dekuni) 1991-2000, yang tahun ini bertemakan”Peranan
Wanita, Pemuda dan Olahraga”, dan peringatan ke-111 meletusnya Gunung Krakatau (gunung ini meletus pada 26 Agustus 1883). Berbagai kegiatan pada
festival ini akan diselenggarakan di tiga kabupaten, Serang, Pandeglang, dan
Lebak, sedangkan Kabupaten dan Kodya Tangerang sebagai pendukung event ini.
Menurut Dirjen Pariwisata Andi
Mappisammeng, festival ini juga bertujuan untuk mengangkat kembali sejarah
kebesaran Banten, mempromosikan potensi dan kekayaan pariwisata Banten yang bersifat seni, budaya, olahraga
dan alam. Selain itu juga untuk mendorong Provinsi Jabar menyelenggarakan core event
pariwisata yang dapat dinikmati secara periodik. Juga mendorong
swasta untuk berperan dalam
penyelenggaraan kegiatan serupa
pada masa mendatang.
Kegiatan ini diharapkan juga
mampu menarik lebih banyak lagi investor di Banten terutama di bidang industri
padat karya.
Berbagai kegiatan akan digelar
pada festival yang melibatkan berbagai
pihak, pemerintah dan swasta itu. Upacara pembukaan direncanakan dilaksanakan
di Alun-alun Banten Lama, dibuka oleh Menko Polkam Soesilo Soedarman. Pawai
alegoris akan memeriahkan acara pembukaan ini.
Pergelaran seni budaya
tradisional maupun modern dari berbagai daerah di Banten direncanakan digelar
di panggung-panggung terbuka di masing-masing kabupaten. Pemutaran film dokumenter
dan film cerita, festival perahu tradisional, pesta laut, pemilihan putra putri bahari, festival tata busana, festival
tata boga.
Kegiatan pameran kepurbakalaan
dan pameran potensi pariwisata juga akan digelar yang menurut rencana akan
dilakukan di Jakarta dan Serang. Juga kegiatan forum ilmiah, lomba dakwah
pariwisata, lomba penulisan potensi
objek wisata di Banten dengan bahasa Arab.
Tak kalah menariknya adalah
kegiatan Banten Overland Tour yang akan melibatkan para biro perjalanan , travel writer dalam
dan luar negeri, wartawan, Krakatau Tour untuk mengenang peristiwa meletusnya
Gunung Krakatau. Untuk kegiatan olahraga antara lain meliputi bola voli pantai,
Carita 10K, Carita Fun Bike, Baduy Cross Country, Banten Pemuda Marathon Cup, dan lomba mancing di laut,.
Berbagai kegiatan dalam festival
ini dilaksanakan di berbagai tempat bersejarah maupun di hotel dan objek
wisata. Misalnya pemutaran film cerita dan dokumenter akan diadakan di
Alun-alun Banten Lama, Alun-alun Serang, Pantai Anyer, Pantai Karang Bolong,
Pulorida, Karangsari Carita Pandeglang,
Alun-alun Pandeglang, Alun-alun Rangkas Bitung, Alun-alun Tangerang. Festival
perahu tradisional di Pantai Labuhan, Pandeglang, lomba tata busana di Merak
Beach Hotel. Pameran Sejarah Banten di Gedung Pola Jakarta, pameran
kepurbakalaan di Museum Banten Lama, pameran cendemata dan pariwisata di
Karangsari Carita, pameran pembangunan di Alun-alun Serang.
Kesadaran
Keinginan kita festival ini
berjalan lancar dan sukses. Segenap lapisan masyarakat yang mengerti pentingnya
kegiatan ini tentu akan ikut berperan
serta dan mendukungnya. Karena dampak
dari kegiatan-kegiatan ini nantinya besar manfaatnya bagi berbagai pihak,
termasuk masyarakat Banten.
Dengan penyelenggaraan festival
yang akan mengerahkan daya dan dana besar ini tentunya muncul berbagai harapan,
yakni hasil yang maksimal. Salah satunya, kegiatan ini akan menggugah kesadaran dan semangat
masyarakat mengenai kebesaran masa lalu Banten, dan kekayaan alam Banten yang
bisa dimanfaatkan seluas-luasnya bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat
banyak. Di samping itu diharapkan
bisa timbul suatu kesadaran untuk melestarikan seni budaya, dan peninggalan
sejarah yang ada.
Reruntuhan-reruntuhan bangunan
peninggalan sejarah yang tidak ternilai harganya itu akan terselamatkan, dan
sudah semestinya bisa dipugar, agar anak cucu kita bisa melihat kebesaran
sejarah para pendahulunya.
Bukan hanya kewajiban pemerintah
saja untuk tugas-tugas seperti itu. Ada baiknya masyarakat luas terutama
masyarakat Banten, dengan disponsori oleh tokoh-tokoh masyarakat dari sana bisa
menghimpun dana untuk keperluan itu. Yayasan Kesejahteraan Keluarga Banten
mungkin bisa memprakarsai hal itu. Semoga.
(mustofa.as)
Harian Umum “AB”
9 Mei 1994
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.