Derita Mereka adalah Derita Kita Juga, Ayo Bantu!!
Infaq
Dakwah Center (IDC) – Kaum Muslimin di Gaza dan Suriah
hidup dalam tekanan, penderitaan dan kesulitan. Gaza dizalimi Zionis Israel,
sedangkan Suriah ditindas oleh rezim Syi’ah Nushairiyah Bashar Al-Assad.
Penderitaan
mereka adalah luka kita semua, karena Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam
mengajarkan bahwa persaudaraan sesama mukmin itu ibarat satu tubuh:
"Perumpamaan kaum mukminin
dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh.
Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain
ikut merintih sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Mari
kita realisasikan iman dan kepedulian sesama mukmin, dengan membantu
meringankan derita Muslim Gaza dan Suriah.
“Barangsiapa
menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan
kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah
dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat...” (HR Muslim).
AIR MATA GAZA DAN KEBENGISAN ZIONIS ISRAEL
Kondisi
umat Islam di Gaza, Palestina kian memprihatinkan. Sebelumnya, Umat Islam di
Gaza diblokade Israel selama bertahun-tahun. Rakyat hidup susah, bahan makanan
sulit didapat, bahan bakar minyak (bbm) dan keperluan sehari-hari amat langka.
Belum
lagi upaya pengusiran paksa dan pencaplokan tanah milik warga Gaza oleh Zionis
Israel yang terus-menerus dilakukan hingga wilayah Gaza terus berkurang. Gaza
mirip dengan penjara raksasa yang dibatasi tembok-tembok raksasa yang mengitari
sepanjang perbatasan Israel-Palestina.
Kondisi
kritis Muslim Gaza itu masih diperparah dengan pembantaian dahsyat oleh Zionis
Israel, seolah mereka tak sabar menunggu Muslim Gaza mati perlahan. Bulan ini,
saat Muslim Gaza menjalani ibadah Ramadhan dalam kondisi sulit, Zionis Israel terus
menggempur Gaza dengan roket-roket yang meluluhlantakkan bangunan dan menelan
banyak korban jiwa. Zionis Israel semakin brutal membantai kaum muslimin.
Rabu
pagi (2/7/2014), dengan bengis prajurit Israel menculik seorang remaja
palestina, Muhammad Abo Khader yang akan menunaikan shalat subuh di Masjid di
daerah Sya’tat Qathaa. Ia ditangkap di depan masjid dan disiksa hingga tewas,
bahkan jasad tak bernyawa itupun dibakar secara keji.
Mulai
saat itu, kondisi Gaza dan Zionis Israel tegang. Hingga pada Selasa malam
(8/7/2014), saat umat Islam tengah terlelap tidur untuk menyambut makan sahur,
Israel menghujani Gaza dengan roket-roket yang menghancurkan rumah-rumah
mereka.
Pesawat
tempur pun menjatuhkan bom di rumah-rumah penduduk sipil. Korban dari kalangan
wanita dan anak-anak pun tak terhindarkan. Jumlah korban mulai awal Ramadhan
hingga berita ini ditulis, lebih dari 40 warga sipil termasuk wanita dan
anak-anak meregang nyawa akibat bombardir Zionis Israel. Sementara lebih dari
370 orang luka-luka. Itu pun tersebut belum terhitung berapa rumah yang
porak-poranda dihantam roket Israel dan kerugian materi lainnya. Jumlah korban
diperkirakan akan terus bertambah mengingat eskalasi pembantaian yang dilakukan
militer zionis Israel terus meningkat.
Tragisnya,
Rumah Tahfizh Darul Qur’an yang selama ini digunakan untuk mencetak para
penghafal Al-Qur’an dan dibiayai oleh para muhsinin Indonesia, tak luput
menjadi sasaran roket Zionis Israel.
Entah
sampai kapan akan berhenti, penderitaan Muslim di tanah Palestina, tempat di
mana kiblat pertama Umat Islam, Masjidil Aqsha berada.
DERITA MUSLIM SURIAH DITINDAS REZIM SYI’AH
Kondisi
Umat Islam di Suriah tak kalah memprihatinkan. Hingga kini ribuan Muslim Suriah
tinggal di tenda-tenda pengungsian. Perang antara mujahidin melawan tentara
rezim Syi’ah Nushairiyah Bashar Al-Assad terus berlanjut.
Lebih
dari 38 bulan revolusi di Suriah berlangsung, tapi belum juga menunjukkan
tanda-tanda akan berakhir. Kelompok pemantau hak asasi manusia, Syrian
Observatory for Human Rights, Senin (19/5/2014), mengumumkan jumlah korban
tewas sudah menembus angka 162.000 orang.
Kelompok
yang bermarkas di Inggris itu mengatakan total korban tewas yang bisa mereka
catat mencapai 162.402 sejak konflik pecah pada Maret 2011. “Angka ini bisa
lebih banyak karena banyak korban yang tidak terdata,” kata direktur lembaga
tersebut, Rami Abdel Rahman, seperti dilansir kantor berita Reuters.
Rami
mengatakan lembaganya mendapatkan data dari para aktivis Suriah. Jumlah korban
dalam data ini terdiri atas 54.000 warga sipil, 42.700 milisi Muslim, dan
65.702 anggota militer Suriah. Selain itu, terdapat 62.800 korban dari milisi
pro-Pesiden Bashar al-Assad dan warga asing yang berperang di pihak mujahidin.
Rami
mengungkap, setidaknya 18.000 orang yang tidak jelas keberadaannya karena
ditangkap tentara rezim Bashar Al-Assad. Sedangkan dari kubu pemerintah, 8.000
orang hilang tanpa jejak. “Ada kemungkinan korban tewas 70.000 orang lebih
banyak dari data yang ada atau sekitar 23.000 orang,” kata Rami.
Sementara
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah tak lagi mencatat jumlah korban konflik
Suriah. PBB secara resmi berhenti menghitung jumlah korban pada Juli tahun lalu
saat angka korban tewas 100.000 orang.
Hingga
saat ii nserangan bom birmil/barel (drum berisi bom) yang dikenal brutal, masih
digunakan tentara rezim Syiah Nushairiyah dan terus menghujani pemukiman
penduduk.
Baru-baru
ini, delapan jiwa yang masih satu keluarga meninggal dunia ketika pesawat
Suriah menjatuhkan bom barel di kota di provinsi Suriah selatan, saat umat
Islam menjalankan ibadah di Bulan Ramadhan, pada Sabtu (5/7/2014).
yang membawa sisa-sisa tubuh
setela
Observatorium
Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, seorang pria, istrinya dan enam anak
mereka meninggal dunia dalam serangan di Kota Dael, Suriah. Seorang pria lain
tewas dalam serangan bom barel di tempat lain di selatan provinsi tersebut.
Sebuah video dari Dael menunjukkan laki-laki h serangan tersebut.
Tak
hanya itu, masjid-masjid pun tak luput dari sasaran pesawat tempur rezim Syi’ah
Nushairiyah, Bashar Al-Assad. Puluhan warga yang baru selesai melaksanakan
shalat Jum’at (04/07/2014) panik berhamburan menyelematkan diri saat
masjid-masjid mereka di kota Sarmin, pedesaan Idlib, karena dihujani misil dari
pesawat tempur rezim Syi’ah Nushairiyah Bashar Al-Assad.
Banyak
warga yang masih mengenakan jubah harus mendapatkan perawan intensif. Kepanikan
sangat terasa di ruangan medis tersebut. Anak-anak kecil juga tak luput dari
keganasan jet tempur rezim. Mereka menangis kesakitan dan terus meronta-ronta
ketika tim medis berusaha mengobati luka yang mereka derita.
Aktivis
melaporkan, total jumlah korban luka-luka mencapai 50 orang akibat serangan
tersebut. Banyak bangunan di kota yang dikontrol pejuang sejak 2012 juga
hancur.
Militer
Suriah sering memanfaatkan hari Jum’at untuk menggencarkan serangan ke
wilayah-wilayah yang menentang rezim. Target utama mereka adalah masjid-masjid
di mana saat itu warga berkumpul untuk menunaikan shalat Jum’at.
Tak
berhenti sampai di situ kekejaman militer Syi’ah Nushairiyah Bashar Al-Assad,
tercatat mereka juga menggunakan senjata kimia untuk membunuh massal rakyat
sipil.
Pada
bulan Ramadhan tahun lalu, tentara Syiah Nushairiyah, Bashar Al-Assad dengan
keji membantai rakyat Suriah di Ghuthah Timur dengan menggunakan senjata kimia
beracun.
Sedikitnya
1188 warga sipil muslim gugur di Ghautah Timur dan Damaskus Selatan akibat
serangan senjata kimia dan gas beracun oleh rezim Nushairiyah Suriah.

Selain
melakukan pembantaian, rezim Syi’ah Nushairiyah juga melakukan blokade di
beberapa wilayah. Warga di beberapa distrik di Damaskus misalnya,
berbulan-bulan dikepung dan diblokade pasukan Suriah. Kehabisan makanan dan
minuman, mereka terpaksa menyantap kucing dan anjing, karena tak ada lagi yang
bisa dimakan selain itu.
REVOLUSI
SURIAH
Kesabaran
tetap ada batasnya. Rakyat Suriah telah cukup bersabar hingga laut kesabaran
itu telah kering. Dan bubuk mesiu yang terjilat api pasti akan meledak. Bubuk
mesiu itu adalah emosi penduduk Dir’a, sedangkan apinya adalah jawaban pejabat
pemerintah tadi. Meledaklah revolusi!
Revolusi
pun menjalar ke berbagai provinsi di Suriah dengan pengerahan aksi massa
besar-besaran. Pihak rezim Bashar Al-Assad menjawabnya dengan peluru tajam,
puluhan orang berguguran menentang kezalimin rezim Assad yang turun-temurun
terjadi.
Revolusi
yang membesar itu kini melahirkan jihad di bumi penuh berkah Suriah. Hal itu
dilakukan lantaran sikap rezim Bashar Al-Assad tak mengenal perikemanusiaan,
tega membantai rakyatnya sendiri. Dari mulai meracuni saluran air, memperkosa
para muslimah, hingga memaksa penduduk untuk mengatakan laa ilaaha illah
bashar dan mengubur hidup-hidup mereka yang mempertahankan imannya dari
paksaan biadab tentara Fir’aun Bashar Al-Assad.
DONASI PEDULI MUSLIM GAZA DAN SURIAH
Saudara
kita di Gaza dan Suriah hidup dalam serba sulit dan menderita dizalimi Zionis
Israel dan rezim Syi’ah Bashar Al-Assad. Penderitaan mereka adalah luka kita
semua, karena Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam mengajarkan bahwa
persaudaraan sesama mukmin itu ibarat satu tubuh:
"Perumpamaan
kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu,
seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh
anggota tubuhnya yang lain ikut merintih sakit juga, dengan tidak bisa tidur
dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Mari
kita realisasikan iman dan kepedulian sesama mukmin, dengan membantu
meringankan derita Muslim Gaza dan Suriah.
“Barangsiapa
menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan
kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah
dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat...” (HR Muslim).
- Donasi solidaritas Peduli Gaza dan Suriah bisa ditransfer ke rekening IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Syariah Mandiri (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.728.9 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139 0100 1736 302 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BCA, no.rek: 6310230497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 7.000 (tujuh ribu rupiah) sebagai kode identifikasi program. Misalnya: Rp 1.007.000,- Rp 507.000,- Rp 207.000,- Rp 107.000,- 57.000,- dan seterusnya.
- Pembagian penyaluran donasi ke Gaza dan Suriah dilakukan secara proporsional.
- Info: 08567.700020 – 08999.704050; PIN BB: 2AF8061E.
Sumber: Voa-Islam.com
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar, terima kasih.